08 || First Day : Persetujuan

16K 1.7K 76
                                        

"Satu titik, dua koma, ada gadis cantik. Bang Aming yang punya, "

-Amingyu Akbar
________________________

Jevan dan Bambam telah sampai di balai desa sejak 5 menit yang lalu. Keduanya asik berbincang sampai tidak menyadari kalau Jay udah ikut duduk di samping Jevan.

"Aming mana?"

Pertanyaan yang terlontar dari seseorang yang ada di sampingnya, membuat Jevan menyadari sesuatu.

Aming ilang.

Jangan bilang Aming di culik wewegembel?

"HAH?! BUKANNYA TADI DI BELAKANG LO LO PADA YAH! " Bambam berdiri memekik kencang yang mendapat pelototan maut dari Jevan.

"Santai Jek, ntar mata lo copot hehe," Bambam nyengir. Lalu, menggaruk kepala belakangnya gugup. Membuat Jay menggeleng pelan akan tingkah laku Bambam.

"Jadi, gak ada yang tau Aming dimana? " ini kedua kalinya Jay bertanya dan hanya mendapat anggukkan polos dari ke-dua teman laki-lakinya tersebut.

"Terus ini gimana? " ucapnya,"apa kita cari Aming aja? " lanjut Jay. Menatap Jevan dan Bambam bergantian seakan tengah meminta persetujuan.

"Gak usah, ntar juga tuh anak nonggol, " ucap Jevan memandang Jay santai.

Merasa jika Aming bukanlah Lisa yang harus membuatnya panik lebih dulu jika tidak mengetahui dimana keberadaan gadis poni anti badai itu.

"Lah terus proker sih item gimana? Masa kita yang jelasin? Proker dia kek gimana aja gue gak tau," protes Bambam saat Jevan tak ingin mencari di mana keberadaan makhluk halus yang tak lain adalah Aming.

Jevan menghela nafas pelan. Kalau sudah begini mereka harus bagaimana? "Yaudah kita cari Aming aja. "

"Telpon kek primitif amat lo!" ketus Bambam.

Jevan melotot saat Bambam nyinyirin dia. "Sebelum kesini, pala lo kebentur sesuatu gak, Bam? " tanya Jevan sinis.

Bambam menaruh jarinya di dagu berusaha berpikir keras. "Seingat gue, enggak. "

"Disini gak ada signal, pikun lo?" ucap Jevan datar.

Bambam mengerjapkan matanya beberapa kali. Lalu, mengecek handpone nya untuk memastikan. dan ternyata ucapan Jevan benar adanya.

"Gak ada signal anjing!" Bambam cemberut membuat Jevan dan Jay memasang wajah jijik.

"Eh tapi kok Jay, bisa telpon Pak Tabi?" tanya Bambam saat dia mulai menyadari sesuatu.

"Oh yang itu," sahut Jay. "Kebetulan waktu itu Pak Tabi lagi di kota. Makanya bisa nyambung." jelas Jay

"Lah, kok lo bisa tau Pak Tabi di luar kota? " tanya Bambam dengan alis yang mengkerut bingung.

Jay merutuki Bambam di dalam hati. Bambam kalo nanya emang gak tau diri suka banget nanya sampe ke akar-akar nya.

"Pak Tabi sendiri yang bilang," ujar Jay jengah.

"Eh tapi kan---" belum sempat menyelesaikan ucapannya, Bambam di kejutkan dengan kedatangan Aming yang udah duduk sambil minum Es tehnya yang tadi di suguhi Pak Tabi.

"Anying! Es gue!" Bambam merampas Es tehnya dari tangan Aming. Sedangkan, Aming justru terbahak.

Sereceh itu emang sih Aming.

KKN 97 || New VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang