"Pertanyaan una sederhana tapi gak ada yang mau jawab! " ---- Ni Putu Una Salsabila
____________________________________
Pagi ini tak ada yang membahas kejadian tadi malam. Pembalasan dendam yang dilakukan Jean masih membuat ke duabelas mahasiswa tersebut diam. Tadi malam mereka hanya membantu Lisa mengobati Jevan dalam diam. Tak mencoba bertanya apapun. Mereka memakluminya. Biarlah ini menjadi rahasia yang terjadi antara Jean dan Jevan. Jean juga tak kembali ke posko setelah kejadian semalam. Mungkin dia pergi kerumah nenek temannya untuk menenangkan dirinya. Jadi semua membiarkannya begitu saja.
Seperti pagi ini. Posko kelompok enambelas kini sudah mulai ramai akibat teriakan cempreng Bambam dan umpatan demi umpatan yang dilayangkan Jihan untuk Bambam benar-benar membuat gaduh posko.
"Gua gak mau tau yah kalau sampek beha gue gak lo benerin gue buang semua kolor lo!" Jihan memandang Bambam tajam.
"Yaelah, Ji. Lo jahat banget ama gue. Lagian mana bisa gue benerin tali beha lo aelah." Bambam berucap semelas mungkin untuk membuat Jihan luluh.
Tapi tak semudah itu ferguso salah siapa membangunkan macan yang lagi tidur.
"BODO AMAT!"
Jihan pun meninggalkan Bambam yang masih berdiam diri didepan pintu kamar. Pergi ke ruang tengah Bambam duduk dan melemaskan bahunya. Menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangan yang dipangkunya. Bambam cuma bisa pasrah dan mencari solusi untuk membenarkan beha yang dia rusak.
Mimi dan Aming yang melihat wajah murung Bambam pun berinisiatif bertanya.
"Bam, lo kenapa?" Mimi menyenggol kaki Bambam dengan tendangan kecil.
Nihil. Tak ada respon. Bambam masih diam tak mau menjawab. Mimi yang kesal lantaran di abaikan oleh Bambam pun menjambak rambut Bambam dengan brutal.
Kepala Bambam dengan tidak elitnya terjengkang ke samping lantaran jambakan maut dari Mimi. "Arghhh sakit njing!" pekik Bambam.
Aming udah ngakak melihat adegan live dari dua makhluk itu. Mimi menjauhkan tangannya dari rambut legam Bambam. "Makanya kalo ditanya tuh jawab!" sembur Mimi tanpa merasa bersalah.
Bambam memandang Mimi sinis. "Gak ada urusan sama lo yah nyet."
"Hah?! Gimana gimana? Kuping gue keknya lagi ada congeknya Sampek gak denger lu ngomong apaan?" gas Mimi pura-pura tak mendengar ucapan Bambam barusan.
Mimi kesel banget sama nih anak satu. Sebagai sahabat yang baik dan rajin menabung dia kan hanya menanyakan sebab Bambam bisa murung seperti itu. Kalau tau respon Bambam bakal begini kan menyesal dia nanya. Dasar dugong gak tau untung emang!
Sedangkan Bambam harus menetralkan jantungnya yah udah berdegup gak karuan gara-gara ucapan Mimi. Dia tahu Mimi sedang khawatir padanya tapi dia sedang dalam mode kesal tadi jadi segala perkataan serta amal perbuatannya terhadap Mimi jadi kurang ajar sekali.
"Cieee khawatir ama gue. Ayang gue sosis banget sih." goda Bambam sampai bikin mulutnya ikutan typo.
"So sweet bukan sosis. Dasar bahlul ente!" Aming menyahut ngegas.
"Dihh nyesel gue khwatir njirr." Mimi menjitak kepala Bambam lumayan keras dilanjut memiting leher pemuda tersebut. Otomatis pemuda asal Thailand tersebut protes karena kesakitan.
"Ampun nyaiiii. Sakitt banget ini sayangnya akoh."
"Ihh jijik gue." Mimi berekspresi pengen muntah. Habis itu Mimi ngelepas Bambam.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN 97 || New Version
Romance#1 campus series -romcom- KKN kali ini lebih mirip ajang cari jodoh daripada Kuliah, Kerja, Nyata beneran. Apalagi, kalo yang kena sial malah ketemu mantan. Udah beda lagi. KKN lebih mirip di sebut Kuliah, Ketemu Mantan daripada nyari pengalaman...
