12 || Bambam Dedeh

13.3K 1.4K 164
                                        

"Open jasa curhat, lima menit sejuta. Lebih dari lima menit? Bayar bunganya lah jubaedah!"


-Aribam Syahputra

______________________________

"Eh Mas ganteng,"

Entah ini kesialan atau kemalangan buat Jay. Gegara Lisa yang kabur gitu aja setelah ngebuat dia hampir serangan jantung. Kini Jay harus ketemu sama Dokter Sumi---

----penyandang gelar perawan tua. Pasalnya sampe umur tiga puluh tahun, Dokter Sumi belum nikah juga.

"Assalamualaikum, Dok." Jay mengucapkan salam sambil senyum.

Dokter Sumi mesem-mesem. Kedua tangannya menangkup pipinya yang bersemu merah. "Waalaikumsalam, Mas Ganteng."

Jay senyum canggung.

"Mas Ganteng, sendirian aja?" tanya Dokter Sumi sambil celingukan lihat depan belakang kanan kiri. Mastiin kalau cowok idamannya ini hanya sendiri.

"Iya, Dok."

Dokter Sumi langsung senyum pepsodent. Cerah banget sampe bikin Jay silau.

"Mas Ganteng mau kemana?"

Nih perawan tua kalau modus emang paling kenceng. Mentang-mentang yang didepannya ini cowo pipi bolong gantengnya bikin melting, malah ambil kesempitan dalam kesempatan.

Jay mengusap belakang lehernya tak enak. Nada bicara Dokter Sumi yang kelewat genit padanya membuatnya tak nyaman. "Mau balik ke posko, Dok."

Senyum Dokter Sumi semakin mengembang.

Kesempatan!

"Gimana kalau Mas Ganteng mampir dulu di puskesmas?" tanya Dokter Sumi sambil nyelipin rambutnya kebelakang telinga.

Jay senyum canggung. Mau nolak tapi gak enak. Tapi kalau dia mau, dia takut sawan.

Mana dokter Sumi ngelihatin dia pake melet-melet kek reptil lagi.

Jay takut anjir

Mana jalanan ke posko sepi lagi. Jay kan jadi overthinking.

Siapa tau yang ada didepannya ini jelmaan Mbah Madara kan? Atau yang paling parah Jelmaan setan terkutuk?

Ngelihat gelagat Jay yang gak nyaman sama dia ngebuat Dokter Sumi langsung meralat ucapannya. "Soalnya ada beberapa berkas Mbak Lisa sama Mbak Mimi yang perlu saya serahkan."

Jay rada gak percaya. Soalnya dilihat dari tampang Dokter Sumi, dia itu muka-muka penipu.

"Gimana Mas? Mau kan?" nada suara Dokter Sumi penuh harap. Jay jadi gak enak buat nolak.

Tapi, dia takut diapa-apain njirr

"Em bo----"

"PAK KETUUUUUUUU!"

Lengkingan suara Deka dan Yoga membuat Dokter Sumi menutup rapat-rapat kedua telinganya. Sedangkan Jay menghela nafas lega.

Kebetulan yang pas.

Rasanya Jay mau sujud syukur. Ingatkan Jay buat traktir nasi pecel buat Yoga dan Deka karena udah nyelamatin dia dari godaan perawan tua satu ini.

"Kalian kenapa?" tanya Jay sesaat kembaran beda rahim itu sampai di depanya sambil ngos-ngosan.

Deka menunjuk belakang. "Hhh i-itu di posko ada setan." Deka terengah-engah saat mengucapkannya.

"Mana ada setan siang-siang!" seru Dokter Sumi kesal. Gimana gak kesal kalau acara ngegoda dia jadi batal gegara jelmaan Upin Ipin ini.

KKN 97 || New VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang