|Permintaan Maaf

914 43 8
                                    


"Aku mencintaimu"

Suara itu menyadarkanku dari ketidak sadaran diriku, kulihat sekililing tempat ini, asing. Aku yang ntah sudah berapa lama berbaring di atas ranjang dengan jarum suntikan di punggung tanganku,"ruangan ini bau obat" batinku.
Tampak disebelah ranjang seorang pria menundukan kepala di atas lenganku yang basah karna air.
"Apa Aidan menangis, mana mungkin dia kan tidak mencintaiku!!" Batinku terus bertanya tanya
Kutarik paksa lenganku dari genggaman Aidan yang membuatnya terbangun.

"Kamu sudah bangun??" tanya nya dengan nada serak, aku tak memperdulikannya sama sekali, kupalingkan wajahku dari pandangannya, masih sakit!! Itu yang kurasakan, tidak bisakah mengertiku sedikit?.
Lagi2 buliran bening jatuh dari mataku, sakit itu terasa kembali.
Teringat kembali jika melihat Aidan dihadapanku yang kini menatapku dengan mata sembab yang penuh harap.

" Pergi Aidan! Aku gak mau liat kamu" Ucapku teriak

" Dek maafin abang, abang gak maksud nyakitin kamu"
Aidan memegang tangan ku erat, ingin kutepis namun aku terlalu lemah.

"Tapi maaf, aku udah terlalu sakit, pergi dari sini atau aku yang akan pergi" Aku menyeka air mataku yang hendak berkali kali jatuh.

"Maafin abang dek, maaf..." Ucap Aidan dengan nada serak

Aku tak tega melihat Aidan seperti ini, matanya basah, dengan kelopak mata yang hitam dan membengkak, sungguh!! Apa dia menangis sepanjang malam?? Berkali kali Aidan ucapkan maaf, maaf dan maaf, suaranya serak dengan air mata yang membasahi tanganku, sedari tadi ia tak melepaskan genggaman itu, meletakkan tanganku dipipinya, menciumi tanganku.
Sembari berharap aku akan memaafkannya
Agggghhhh!!! aku sakit melihatnya seperti ini, aku tak tega! Dia sudah membuatku terlalu mencintainya hingga tak dapat melihatnya menangis, wanita bodoh!!! Ya aku lah wanita bodoh itu!!!

Tanganku mengelus ujung rambut kepala Aidan. Mencoba untuk tersenyum meskipun sesak, Aidan mendongakkan kepalanya menatapku dan memelukku erat, seperti aku akan meninggalkannya saja!

"Maafin abang dek" Lagi dan lagi matanya membuat pulau di bahuku

Kata2 itu diucapkannya terus menerus, aku tersenyum membalas pelukkannya, ini pelukan pertama selama kami menikah, iya, karna aku yang belum siap untuk disentuh. Sungguh! Aidan adalah laki laki yang sangat mengerti keaadaanku. Tenang!! Itu yang ada dalam diriku saat Aidan memelukku erat seperti ini, sedikitnya dapat menutupi lukaku.

" Maafin aku juga " ucapku sembari tersenyum, tak sadar air mataku jatuh kepundak Aidan, membuat genangan pada pakainnya, Aidan melepaskan pelukkan dengan tangan yang memegang kedua belah bahuku.

" Jangan nangis, Aku mencintaimu " ucap Aidan sembari menghapus air mataku dan memelukku kembali, tak tahan!! Aku menangis bersenggukan di dadanya, kali ini pelukkannya lebih erat dari sebelumnya yang diiringi dengan tangan yang mengelus ubun2 kepalaku.

"Kamu gak salah sayang. Abang yang salah, Maafin abang yang belum bisa jadi suami yang baik untuk kamu"

Kutenggelamkan wajahku dipelukkan Aidan.
Ku luapkan semuanya, Kuluapkan rasa sakit itu dengan tangisan yang lama terbendung, tapi kali ini aku tidak seperti orang gila lagi, kali ini aku menangis dalam dekapan Aidan.

°°°°
°°°
°°°°
°°

"Assalamualaikum" Beberapa orang mengucap salam dan salah satunya membuka knop pintu ruangan dirumah sakit, aku dan Aidan terkejut karna pada saat itu posisi kami sedang berpelukan.
Umi yang melihat itu tidak jadi masuk malah menutup pintu keluar, entahlah mungkin takut menganggu kami.
Ini tidak seperti apa yang mereka bayangkan, ini salah faham!!!

Reflek! Aidan melepaskan pelukannya ketika memdengar kreketan pintu yang terbuka.
Aidan pergi menuju pintuk arah keluar untuk menjemput orang tuaku yang sudah menjadi orang tuanya juga.
Terdengar disana Aidan mempersilahkan mereka masuk tapi mereka menolak dengan alasan tidak ingin mengganggu kami, aku menggigit bibir bawahku yang menandakan bahwa aku sedang tidak baik2 saja, Aku malu!!

Pertama kali tapi malah ketangkep basah gini, huffh dengkusku kesal!!....

"Umii...." panggilku dengan nada manja seperti tak pernah jumpa seabad

"Gimana keadaan kamu sayang?" Ucap umi sembari memelukku

"Alhamdulillah mi udah mendingan" Aku tersenyum membalas pelukkan Umi

" kamu kenapa sayang" pertanyan umi mampu membuat sakitku kembali lagi.
Mengingatkanku pada kejadian itu lagi,tidak !!

Tidak mungkin aku mengatakan semuanya, mereka pasti akan kecewa dengan Aidan.

" Gak papa mi, kemarin Adeeva kepleset dari kamar mandi aja" Ucapku sembari tersenyum menatap Aidan

"Ya allah... Lain kali hati2 sayang" Tampak diraut wajah Umi yang cemas

"Iya mi" Bibirku melengkung dengan paksa, agar semuanya terlihat baik2 saja. Sedangkan Aidan ia menatapku heran, tak percaya dengan semuanya, wajahnya tersorot penyesalan, kusenyumi dia sekilas, dia masih dengan tatapan kosongnya, dasar laki2 bodoh!!

Seharusnya membalas senyumku ini malah bengong, aku juga seperti orang bodoh, tersenyum namun di abaikan!! Ngeselin!!!

"Kami pulang dulu sayang ya, kamu jaga kesehatan" Umi mengelus kepalaku

Dan tidak lupa mengatakan pada Aidan " Aidan jaga kesayangan umi ya" Ughh..... Kata kata itu membuatku kesal saja, bukan kenapa! Tapi Umi salah jika menitipkanku pada Aidan. Bukannya dijagain malah disakitin gini, kalo aja Umi tau apa yang sebenarnya terjadi, Umi gak akan bilang gitu lagi..
Lagi2 aku harus tersenyum, senyuum, senyuumm, dan menganggukan kepala.







Tbc
Dipart ini bukan aidan aja yang minta maaf tapi aku juga,maafin aku yang lambat updet😌Aku lagi bokek ini pake mode ungu.
Makasi buat kalian yang masih mau baca sampe part ini,lope you banget dah

Jangan lupa vomentnya sayang
Happy reading

JODOH dan TAK JODOH √ JJdTJ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang