Pov Adeeva
Aku memeluk sahabatku satu persatu. Adiba, laila dan putri, aku harus meninggalkan mereka.
Tak terasa mataku basah, buliran bening berjatuhan saat tanganku merangkul tengkuk adiba erat, aku merapatkan wajahku dengan bahunya.
Aku terisak, dadaku sesak, tenggorokanku tersekat,aku memajamkan mataku.
lagi lagi cairan bening itu tumpah dari tempatnya, aku pamit ucapku dengan nada serak.
Kutatap mereka satu persatu, wajah mereka murung dengan mata yang sembab, sesekali menyeka buliran cairan bening itu.
Siapa yang ingin berpisah dengan orang yang ia sayang i, tidak ada! Tapi hendak bagaimanapun setiap pertemuan ada pula perpisahan.
Aku tak dapat melawan takdir, semua sudah di tentukan, aku hanya bisa pasrah berjalan di atasnya.-------
Aku duduk disalah satu kursi penumpang, kulihat keluar tampak cahaya matahari hendak menyengat, aku hanya bisa terdiam dengan tatapan kosong, mataku sayu dan sembab.
Tak sedikit orang menatapku aneh tapi aku acuh, dadaku masih terasa sesak, ada rasa penolakkan untuk meninggalkan tempat itu.
Aku mendekus kasar,memalingkan wajah ke arah kaca, aku memegang jilbabku, mengelap cairan yang hendak berjatuhan,sesekali aku tersenyum pahit, agar dapar menetralkan rasa.------
Aku memijakkan kaki tepat didepan bangunan yang lama tak kulihat itu,tampak beberapa bunga berjajar rapi di balik pagar yang menjuntai tinggi itu, aku menarik nafas dalam dalam, dan tersenyum, melangkah menuju sebuah tujuan.
Bel rumah!Ting... Tung...
Ting...tung....
Ting tung ting tung.....Tangan usilku tak bisa diam, gatal. lama tak bermain dengan bel rumah. Ku tekan berkali kali hingga keluar suara teriakkan
"Sebentaarr!!!!"
Yang jelas itu bukan suara bel yang marah karna aku memainkannya, tapi suara wanita yang sangat aku rindukan, mengusilinya sebentar tak apa kan , itung2 ngobatin rindu.
"Afifaaaa!!!!"
" aaaa umii, ngagetin aja"
"Kamu masih aja suka usil ya"
" hehe abis lama sih buka pintunya"
Aku peluk, aku cium ah rindunya sudah 5 bulan tak melihat,"umi makin cantik aja, jangan jangan abi beliin scen care terus yah hehe"
Godaku pada umi."Kamu bisa aja" umi tersipu malu
---------
Ku buka pintu kamar yang seperti seabad tak pernah ada yang mengunjungi. Kayak rumah kosong. Tampak disana kasur berwarna biru berhias doraemon, lengkap dengan boneka yang menjaga kamarku ini, kubuka horden yang juga ala ala kartun doraemon dengan dinding yang senada.
Semuanya tampak kekanak an. Tapi aku sangat menyukainya. Lagian tidak ada yang pernah mai kerumah sampe kekamar dan hanya aku dan isi rumah ini yang tau kamarku kek kamar anak kecil gini.Kuhirup anging yang menyelinap masuk dari tepian jendela
" ah rindunya" mataku menatap luasnya pemandangan dari atas balkon. Rumah² berjajar ada yang rapi. Ada pula yang berantakan, naik turun karna di dampingi beberapa gedung.
Tak sabar ingin merasakan empuknya sang busa. kurebahkan tubuhku yang lelah, selelah perasaanku saat ini.
Tok..tok... Tok...
"Adeeva..."
"Iya mi, bentar" aku berjalan membuka pintu
" kenapa mi?"
" kamu istirahat yah, nanti malam abi pulang mau ngomong sama kamu"
"Iya mi"
Terkadang suka heran liat umi. Cuma mau bilang gitu aja harus capek2 naik keatas. Padahal udah disediain telpon seluler. Apa gunanya dong mereka!?
-
-
--
--Ku rebahkan kembali tubuhku yang lemah ini dengan telentang, kugeserkan jari jemariku mencari benda yang jarangku pegang di pesantren, benda hitam dengan cassing doraemon, ponsel. Aku juga merindukannya" kekehku kecil.
Kubuka ponselku mencari cari apk yang bertulis whatsapp, sungguh terlalu lama tak melihatnya membuatku lupa bagaimana bentuknya itu.
Untung saja nomorku masih aktif dan tidak membuatku boros dengan mengganti ganti kartu cardku.Ku buka apk hijau yang bertulis whatsapp di bawahnya itu, banyak notif notif lawas yang ku lewatkan dan akan ku abaikan saja, itu hanya chat grub bukan yang lain.
Mana mungkin ada yang mau chat aku. Bukan apa! Kalo ketahuan abi. Langsung disuruh menghadap beliau. Sebegitunya abi. Huh!Aku melihat status pada bagian tengah whatsapp, kugeserkan kebawah kulihat satu persatu, tunggu nama seseorang ada disana!
Azhar!
10 menit yang lalu update foto nya, ah kenapa dia tidak menghubungiku?, apa dia lupa denganku?, sejahat itukah dia denganku, apa aku harus mengiriminya pesan terlebih dahulu?, mau taruh dimana mukaku! ahh !!tapi aku rindu dengan nya. Ah biarkan saja dimana letak harga diriku kenapa harus aku yg menghubunginya."Rasa ini masih seperti yang dulu, masih sama takkan berubah❤"
Begitulah kukirimkan sebuah kata - kata pada storyku, caraku untuk mengode seseorang, aku wanita, gengsi jika terlebih dahulu menghubunginya, aku hanya bisa memberi kode saja sama seperti wanita lain.
Cewek kan emang gitu. Makanya kalo jadi cowok harus peka ya bukan pekak. Cewek itu kalo ngechat duluan udah kek makan dijalan trotoar. Gengsi!
--
-
--Ku berjalan membuka knop pintu kamarku, tampak disana dua orang paruh bayah duduk berdampingan di atas sofa menungguku.
Ah, perasaanku tidak enak, seperti ada yang aneh. Tapi biarlah aku berjalan acuh.
Kududukan bokongku pada tepian sofa di hadapan mereka."Assalamualaikum bi" ucapku sembari menyalami beliau
" abi mau ngomong apa sama fifa ?"
Aku bertanya dengan keyakinan yang melemah.
Aku diam mengembangkan senyum sepah, harus mengajar dan belajar di pesantren paman. Yah mondok sambil mengajar begitulah ucap abi, aku iya kan dengan menganggukan kepala beserta isinya, karna aku tidak mempunyai kegiatan apapun,namun aku hanya mengajar pada sore hari saja sebab pagi aku yang harus belajar.
Tbc
Vote dan coment nya zheyeng
Jangan lupa dihaturkan pada Author yang butuh asupan otak ini ya🌴Happy reading🌴
![](https://img.wattpad.com/cover/208234326-288-k793118.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH dan TAK JODOH √ JJdTJ [COMPLETED]
Teen FictionPernikahanku sudah takdir Tapi aku tidak pernah mengambil hak orang lain, seperti laki2 yang menikah denganku ! Itu murni!! Perjodohan! Bukan aku yang mengambilnya tapi Allah yang memeberikannya Tapi orang lain yang selalu ingin mengambil hakku 12-1...