||Ada namun tak lagi sama

912 39 1
                                    


     Entah berapa lama aku menunggu
Aidan sadar dari koma, aku rindu Aidan, aku rindu canda tawanya yang selalu membuatku jatuh cinta setiap pagi itu.
   Tanpa aba2 buliran bening jatuh dari wadah membuat jejak di pipiku.
    Untuk hal seperti ini hanya satu yang aku takuti. Aku takut kehilangannya. Aku mencintainya.
    Aku takut jika Aidan pergi. Aku sendiri!!

    Ku genggam tangan Aidan sembari membaca surah Ar rahman, surah yang sering ia bacakan untukku.
    Agar kami selalu mengingat awal kami bersatu dan awal dari tanggung jawabnya, tutur Aidan beberapa waktu yang lalu.

     Separuh dari bacaan surah Ar rahman, kurasakan beberapa jari tangan Aidan bergerak.
Kuedarkan pandanganku kematanya

"Aidan" ucapku sumringah
Tatapan Aidan datar, beberapa kali ia mengerjapkan mata mencoba mengenali ruangan ini.

"Dimana aku" ucapnya bingung

"Abang dirumah sakit" ucapku sembari menenangkannya

"Kamu..siapa??" Tanya Aidan dengan wajah bingung

Degh....

     Dadaku sesak sekali, air mata seakan tumpah. Aku tak lagi merasakan adanya Aidan lagi. Aku benar benar seperti kehilangannya.
    Kugenggam tangan Aidan ingin menjelaskan yang terjadi. Tapi Aidan menepisnya
" bukan muhrim" ucap Aidan dengan nada kesal

"Ma... Maaf" Ucapku parau, sengaja ku diam kan dan kusembunyikan identitas hubungan kami sampai Aidan benar2 sembuh, biarlah aku yang menanggung beban ini.
      Biarlah aku yang merasakan sakit ini.
   Aku sudah terlalu biasa untuk dilukai.       

     Sebenarnya aku rapuh! Aku hancur! Aku kehilangan!. Namun aku tak ingin orang yang kucinta merasaka hal yang kurasakan.
     Cinta itu butuh pengorbanan! Ucapku dalam hati agar lebih semangat menghadapi segalanya.

   "Tolong mbak keluar dulu" ucap seorang Dokter yang sudah kupanggil panggil saat Aidan sadar

    Aku menuruti kata sang Dokter, beberapa orang telah ada diluar ruangan yang juga menunggu Aidan. Abi, umi pak kiyai dan... Ukhty Sha. Dahiku mengernyit seketika,  darimana ia tau Aidan sakit. Dan kenapa dia kesini. Pikiranku semakin memburuk saja dengan kehadirannya.

     Dengan tangan seperti es kuseka air mata yang hendak jatuh meluruh. Tak baik jika aku menangis dikeramaian. Biarlah aku mengadu pada Rabbku
Berbagi pada Rabbku
hanya dia yang dapat membantuku saat ini.

    Dengan sigap Umi langsung memelukku begitu saja, Umi tau apa yang kurasakan sekarang. Karna Umi adalah orang yang paling mengerti keadaanku dan perasaanku saat ini

"Dok gimana keadaannya" ucap seorang wanita dibelakangku.
Ukhty Sha??!!

   "keadaannya mulai membaik, tapi sayangnya ingatan Aidan belum bisa pulih seperti semula" ucap Dokter dengan nada datar

" apa! Aidan lupa ingatan!? " tanya nya menelisik

    Sungguh aku risih dengan adanya disini. Apalagi saat Aidan sakit seperti ini. Aku semakin khawatir.


.......

..

...

"Kamu siapa" lagi dan lagi pertanyaan itu yang dilontarkan Aidan

" aku.... Aa.. Aku.. " berat sekali ingin mengatakan hal yang seharusnya tak aku lakukan

"Aku orang yang akan menjagamu" ucapku sembari membuang nafas sembarang

    Kuajak Aidan mengelilingi rumah sakit dengan kursi roda. Agar Aidan dapat mendapatkan udara segar dan tidak bosan.
    Beberapa kali air mataku hendak jatuh merasakan sifat dingin Aidan.
     Tapi bagaimanapun caranya aku harus bisa membantu dan menemani Aidan selama pemulihannya.

   "Aidan.. " panggilku sembari menghentikan kursi rodanya.

"iya"

" apa kamu tidak ingat, aku siapa" tanyaku memperjelas keadaan

" tidak sama sekali" ucap Aidan dingin

    Mau berapa kalipun aku menanyai hal ini kepadanya jika ia belum sembuh maka dia tidak akan ingat siapapun.. kenapa aku ini!!!?
Sesak sekali menahan semua ini sendirian.

.
.
.
.
.
Tbc
Happy reading guys, semoga suka, maafin aku kalo ada salah kata😊😚😚

JODOH dan TAK JODOH √ JJdTJ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang