||'√Umi Minta CUcu

809 37 5
                                    

Ayo guys bantu vote dan komentnya
Terimakasih buat para readers yang baik hati mau berbagi jejak untuk penyemangat Author

Happy reading

°°°
°°
°



   " kalian kapan ngasih umi cucu" Ucap Umi yang memecah keheningan makan malam saat ini

  "Secepatnya mi, ya kan dek???" ucap Aidan dengan santuy sembari mengedipkan mata kepadaku.

    Aku menoleh seakan tak percaya dengan ucapannya, apa Aidan salah makan!!? Apa ada racun perangsang di makanan itu!!? Gumamku kesal.
  Aidan menatapku dengan memberikan senyuman jahil, aku geli melihatnya seperti ini, dia tak seperti Aidan yang kukenal dengan wajah polosnya itu.
   Sok-sok an ingin ngasih cucu, dia saja belum brani menyentuhku.
  Sebenarnya bukan dia yang tak brani tapi aku yang belum siap.

  "Jangan lama- lama loh" ucap Umi sembari melirikku

   "Uhukkk" ucapan itu lolos membuat nasiku berpindah posisi dari mulut kehidungku

" Umi apaan sih,  semuanyakan butuh proses ga bisa cepat-cepat" grutu ku pada Umi yang hanya menanggapiku dengan kekehan kecil

" hehehe becanda sayang. Tapi beneran deh Umi pengen gendong cucu"

"Umiiii...."

" hehehe iya deh iya"

    Sejak aku sakit, Umi selalu kesini 2 hari sekali atau 3 hari sekali
   Untuk menjagaku, padahal Aidan sudah ada, sudah selalu siap untuk menjagaku, melayaniku, menyuapiku kalo makan, bahkan dia yang memasak, mencuci pakaian selama aku sakit.
   Sejak aku sakit pun Aidan berubah secara drastis menjadi suami yang siap siaga untukku.

>>>

>>

>>


"Dek..." Panggil Aidan sembari mendekatiku yang sedang asik nonton tv, duduk disamping dengan menghadapku

"Kenapa Bang" tanyaku penasaran sembari mengecilkan Volume televisi

  " bener kata Umi Dek" Ucapnya putus. Aidan semakin membuatku penasaran, tapi kali ini perasaanku tidak enak
    Tatapan Aidan begitu berbeda, Genit!! Seperti Om- Om gatel. Mengedipkan mata srbelah kiri yang diiringi dengan senyuman2 aneh.

  "Kata umi yang mana bang??" Tanyaku penasaran

" emmm ituu.... Hehehe"
   Aku menyipitkan mataku menatapnya aneh, sepertinya Aidan salah makan. Aidan menggaruk tengkuk lehernya, ragu- ragu ingin berbicara.

  "Apaan si, tinggal ngomong aja ko ribet" ucapku kesal

  " eehh iya, iya.. Tapi jangan marah"

   "Emmmmm"

"Tu kan belum apa2 udah marah"

" enggak ko siapa yang marah"

" itu bibirnya manyun gitu"

"Enggak!"

"Iya iya, tapi janji jangan marah ya"

"Emmmm"

" jadi gini...." ucapnya putus, padahal aku sudah fokus tapi dia malah main2

" Gimana kalo kita kasih cucu Umi sama Abi " ucap nya sambil menaik naikkan kedua alis dengan menampakkan sederetan giginya yang sedang berbaris.

   "Apa!!! Cucu?!" Ucapku kaget, jantungku berdegub kencang, dengan pipi yang memanas namun dengan emosional tak beraturan.
Jika menolak aku salah dan jika menerima aku belum siap, ya Rabbi...

  " Tapi kalo adek belum siap juga gak papa kok, abang masih tahan " Ucapnya memelas

  "Adek lagi haid" ucapku yang langsung melarikan diri kekamar

    Aidan membuatku gila, apa dia sudah tidak bisa menahan nafsunya lagi, ini gara2 Umi yang mintanya aneh2
Jadi otak aidan ngikut gesrek dah.

   Beberapa kali aku bernafas kasar dan menggigit bagian bibirku, menetralkan perasaanku di balik bantal yang menutup kepala dan selimut yang menutup seluruh tubuhku.

   Ketika terbangun tubuhku terasa berat seperti ada sesuatu yang menahannya, kubuka bantal yang menutupi kepala melihat sekeliling.
   " Loh Aidan" Gumamku kaget, beberapa kali aku mengerjapkan mata mencoba mengartikan jarum yang berputar pada benda putih yang berbentuk persegi empat yang menempel didinding biruku itu.

    Jarum pendek menunjuk keangka 11 sedangkan jarum panjang menunjuk kearah 2 berarti sudah jam 11:10
   Prasaan tadi baru jam 9 apa aku ketiduran, Astagfirullah....
   Kutatap Aidan yang terlelap dengan posisi menyamping menghadapku, entah kenapa tangannya bisa sampai ke pinggangku, ku biarkan ia dalam posisi ini.
   Kuusap kepalanya menjelajahi alis tebal yang berjajar rapi bak rumput hijau itu.
     Kutatap matanya yang teduh, hidungnya yang mancung.
    Satu persatu kejelajahi dengan usapan jari- jemariku.
    Bibirku melengkung seketika melihatnya wajahnya yang damai seperti ini,  membuatku lebih tenang dan lebih kasian dengannya karna belum bisa melayaninya.

   "Maafin aku " ucapku lirih sembari menangkupkan tanganku pada telinganya dan melanjutkan perjalananku kedunia mimpi, menjejak bersamanya.


Tbc

Huaaaam. Aku ga tau mau bilang apa lagi
Aku cuman minta voment dari kalian aja
Happy reading para readers ter❤

JODOH dan TAK JODOH √ JJdTJ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang