|| Malam Juma'at

819 43 7
                                    

#povAdeeva

Egggghhh
Aidan!!!!
Teriakku kesal..!!

"Kenapa sayang" Tanya Aidan polos

"Pergi sana ihh...ngapain kek gitu, bisa ga jangan gangguin " Dengkusku kesal

"Hari ini kan libur Jadi abang ga ada kegiatan selain gangguin adek" Ucapnya dengan mencuil daguku.

"Oh iya dek, mau lagi dong hehehe"

"Apaan !?"

"Sunnah Rosul" ucap Aidan sembari nyengir kuda

Bughh.....

Satu bantal melayang ke wajahnya, aku tau Aidan tidak benar2 minta itu, tapi ia hanya ingin membuat ku malu dengan kejadian malam Juma'at itu.

Entah kenapa dengan mudahnya aku menyerahkan diri begitu saja, sepertinya Aidan mencampuri sesuatu kedalam minumanku, ga mungkin Adeeva yang kuat bisa luluh begitu saja.
Kalo mengingat malam itu masih tercetak dengan jelas dikepalaku, mana bisa aku melupakan begitu saja laki laki yang sudah menyentuhku.

Flasback off

"Dek, kamu Kenapa?" tanya Aidan bingung melihatku melamun dibalik jendela

"Gak papa" ucapku singkat
Tiba- tiba moodku berantakan begitu saja, kutatap langit2 yang di penuhi gemerlap cahaya bintang, sembari sesekali memikirkan bang Aidan.
Selama ini aku belum bisa menjadi istri yang baik untuknya, belum bisa melayaninya dengan baik.
Tapi aku tak rela jika Aidan di rayu2 wanita lain seperti Ukhty Sha merayu Aidan selama ini, iya! Aku tau itu semua, aku tau apa yang terjadi saat aku sakit, Aidan menceritakan semuanya.
Sakit mendengar semuanya, sakit memang! Tapi menurutku kejujuran itu lebih baik dikatakan meskipun menyakitkan.
Masih kutatap cahaya yang gemerlap di atas sana, hembusan angin menyapu tubuhku, menambah luka dalam heningku, wajahku ditepis angin sejuk sekali, tanganku ingin menyeka runtuhan itu. Ternyata satu persatu buliran bening tumpah dari tepian wadah dengan sangat deras.

"Adeek..., adek kenapa?" Tangan beku Aidan memegang pundakku, masih kudiamkan ia, dengan sesekali menyeka air mata.

"Maafin adek bang" Ucapku sedikit terhisak

"Loh maaf kenapa? Adek ga pernah buat salah sama abang?" Aidan membalikkan badanku, tampak rasa khawatir tergambar di wajah Aidan

" Maafin adek yang sampe saat ini belum bisa melayani abang dg baik" ucapku sembari menundukan kepala menahan air mataku yang hendak jatuh

"Ya ampun sayang, kamu ga salah" tangan Aidan menarik tubuhku dalam dekapannya, mengusap kepalaku hingga kepundakku.
Semakin erat Aidan memelukku semakin kuat pula tangisku dalam pelukkannya

"Nangislah sayang, keluarkan semuanya, jangan ditahan" ucap Aidan lembut sembari menenangkanku.

Entah berapa lama Aidan memelukku dan pada akhirnya ia melepaskan pelukkannya menangkupkan kedua tangannya di pipiku

"Udah ya bidadari abang ga boleh nangis lagi" Ucapnya manis

Aku hanya mengangguk menandakan iya, kutegakkan kepala menatap Aidan. Menarik nafas sedalam dalamnya.

" Inshaallah adek siap kok" ucapku ragu

"Siap ngapain" tanya Aidan sok polos

Kenapa harus bertanya seperti itu akukan malu :( , batinku" kutatap Aidan kesal dengan mencebikkan bibir.

Cup

Aidan mencium bibirku, pipiku memanas dengan desiran aneh pada nadiku, moodku yang berantakan seketika membaik.

"Kamu imut banget kalo gitu" rayu Aidan dengan mencubit hidung ku

"Ya udah, masuk ya, dingin diluar" Aidan menggiringku masuk kekandang buaya itu, dag dig dug jantungku serasa mau lari dari rumahnya.

Tap....
Aidan mematikan lampu yang membuatku terkejut. Hanya lampu hias yang menyala remang remang.

"Aku mencintaimu" ucap Aidan sembari membaringkan tubuhku

Aidan memelukku sembari menciumku entah berapa kalimat rayuan cinta yang ia lontarkan untukku sehingga akupun dimabuk cintanya malam itu.

Mengikut semua bahasa dalam geraknya.

Flasback on

Setelah malam itu Aidan terlihat aneh, lebih manja denganku, sedikit sedikit ingin bertemu, saat jam mengajar berlangsung dia juga memaksaku untuk keluar sebentar, katanya rindu. Hal bodoh apalagi ini:^
Setiap hari dia mengatakan aku mencintaimu sampai aku bosan mendengarnya.
Tapi aku juga mencintainya
Setiap pagi Aidan selalu membuatku salah tingkah dengan hal konyolnya, bagaimana tidak! Diam2 tangannya menelusup diantara lengan dan pinggangku saat aku masak atau melakukan hal lainnya.
Aidan seperti anak muda yang lagi menjadi bucin:^

.....
..
...


الرَّحْمٰنُ

عَلَّمَ الْقُرْءَانَ

خَلَقَ الْإِنْسٰنَ

Lantunan surah Ar-rahman itu membangunkanku dari tidurku.
Merdu. Sangat merdu, Aidan melafazkannya dengan nada seperti imam sholat di Masjidil Haram.

Suara itu masih sama dengan suara yang mengikrarkan akad dan melafadzkan surah Ar-rahman pada hari pernikahanku.
Iya, saat hari pernikahan, Aidan sengaja melantunkan surah Ar-rahman untukku.
Sebagian dari tamu adalah para santri dan hal seperti ini yang para santri inginkan, betapa bapernya mereka melihat acara pernikahan kami yang meski tanpa wah tapi Inshaallah membawa berkah dengan sunnah.

Kutunggu lantunan surah arrahmanmu sebagai maharku darimu saat setelah ikrar qobiltu menjamu sebagai tamu

~ imamku


Tbc
Makasi yang masih baca sampe part ini, jangan lupa tingalin jejak, belajar menghargai karya yah
Happy reading

JODOH dan TAK JODOH √ JJdTJ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang