Ku tatap Ayesha yang sedang tidur dalam ayunanya, sesekali ku elus wajah mungilnya.
Tanpa kusadari air mataku jatuh menjejak di wajahku.
Melihat Ayesha yang masih kecil tapi tak dapat merasakan kasih sayang seorang ayah.
3 tahun kini berlalu, lamanya Aidan tak pernah mengingatku, mungkin ia sudah bahagia dengan wanita itu.
Sehingga ingatannya pun tak lagi memulih seperti sedia kala.Ayesha putri kecilku kini sudah beranjak membesar dan aku harus siap menjadi Umi sekaligus Abi untuknya.
Mengingat hubunganku dan Aidan yang tak lagi dapat dijelaskan bagaimananya.
Aku sudah menerima, belajar ikhlas dengan takdir.
Membesarkan anak seorang diri, Ayesha adalah penyemangatku sekarang, Ayesha kecilku yang selalu menenangkanku disaat aku merindukan sosok suami yang pernah hadir dihidupku."Umii, angiss" ucap Ayesha cidal. Tak sengaja air mataku jatuh membasahi pipi Ayesha kecil, membuatnya bangun dari tidur
"Enggak sayang, umi gak papa" ucapku sembari mengelus bagian kepalanya
"Ayesha kok bangun sayang"
"Bacah.. Pipi ayhea bacah ayi"
"Maafin umi sayang ya hehe, yuk tidur lagi" ucapku sembari memeluknya erat
Ku bayangkan itu sosok Aidan.
Sungguh aku sangat merindukannya.
Entah berapa kali aku memimpikannya datang menghampiriku.
Aidan selalu datang menemuiku mengetuk pintu rumahku, memberikan suprise untukku.
Terkadang membacakan surah Ar-rahman.Dan saat terbangun tak jarang aku berlari membuka pintu rumahku berharap disana ada Aidan yang sedang menungguku.
Bahkan aku terbangun ditengah malam, teringat sosok Aidan yang selalu mengajakku melaksanakan sholat sunnah.
Tapi semua itu hanyalah halusinasi yang semakin hari semakin menunggangi pikiranku.
****
**
"Umi... Ayesha mau ayah" rengek Ayesha kecil sembari mencebikkan bibir.
"Bentar lagi ayah pulang sayang" ucapku menenangkan
Betapa perih bercampur kasihan dengan Ayesha. Tak seharusnya iya merasakan apa yang aku rasakan.
Setiap kali ia melihat anak2 lain bersenda gurau diatas gendongan sang ayah, apalah daya Ayesha ku, yang hanya memiliki satu orang tua saja.Saat Ayesha menanyakan hal itu, entah berapa sayatan menghujam dadaku, merobek isi dadaku. Menguras air mataku.
"Sayang.. Kita main kerumah nenek yuk" ajakku agar Ayesha tak selalu melihat anak kecil disekitaran rumahku, bukan melarang nya tapi aku harus menjaganya dari omongan para tetangga.
"Kamu anak siapa?"
"Ayah kamu mana?"
"Anak haram!"
"Jangan deket deket anak saya, najis!!!"
Ucapan dan hujatan itu selalu dilontarkan
Untuk Ayesha, aku tak bisa diam saja dengan semua ini, sesering mungkin ku ajak Ayesha bermain kerumah nenek dan kakeknya. Ku ajak ia mengajar di ma'had agar dapat bermain dengan para santri.
Hanya di ma'had ini lah orang yang mengerti keadaanku, apa yang terjadi denganku.
Tak sedikit santri yang kadang melihat Ayesha iba.
Aku selalu bersi keras untuk kembali lagi mengajar di ma'had meskipun beberapa kenangan mengusik pikiranku.
Aku tak bisa meninggalkan ma'had hanya karna masalahku, aku terlalu egois jika begitu.
Semua yang diniatkan baik. Inshaallah akan menghasilkan hal baik juga.
*****
Tbc
Maaf nih lambat update...
Yok ayok bentar lagi ending, mau ending sad atau gimana nih.
Tinggalin jejaknya vote dan komennyaMakasi yang masih mau baca.
Selamat membaca💙💙
Lope you😘
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH dan TAK JODOH √ JJdTJ [COMPLETED]
Ficção AdolescentePernikahanku sudah takdir Tapi aku tidak pernah mengambil hak orang lain, seperti laki2 yang menikah denganku ! Itu murni!! Perjodohan! Bukan aku yang mengambilnya tapi Allah yang memeberikannya Tapi orang lain yang selalu ingin mengambil hakku 12-1...