||Hamil

1.1K 45 10
                                    

     Aroma good day coffe menyeruak kedalam hidungku, menembus luka dalam kesenduan malam, ku tatap beberapa tanaman yang setiap malam menyembulkan aromanya mengikuti arah angin.
     Tak lepas dari Aidan, malam ini malam pertamanya dengan Ukhty Sha.
     Dadaku seperti dihujam pisau, membayangkan suamiku bercinta dengan maduku.
     Aku berusaha tersenyum dalam kerinduan yang berbalut luka.
     Saat aku mengingat mereka aku sakit, ada yang memberontak tapi bukan tubuhku.

     Analysa dokter, Aidan hanya amnesia beberapa minggu saja.
    Tapi ini sudah dua minggu berlalu atau bahkan lebih dari ini.
    Sebenarnya ini adalah skenario Rabbiku
Sebenarnya aku tak boleh mengeluh dengan keadaan ini.

     Seruputan kopi menghangatkan ku dari barisan pilu malam ini, kuedarkan pandanganku kearah halaman rumahku.
     Suara mobil memasuki area parkiran.
   Kutatap tebal dari atas balkon, kini aku pindah rumah setelah Aidan dan Ukhty Sha menikah.
    Seorang laki laki keluar dari mobil membukakan pintu kluar disampingnya.
    Seorang wanita keluar dari mobil saling bergandeng tangan dengan seorang laki laki itu.
    Siapa mereka? Batinku dengan mengerutkan kening.

Ting tong ting tong

     Suara bel berteriak dari bawah, aku berjalan dengan penuh tanda tanya , ini sudah larut malam mana mungkin orang mau bertamu.

    Kutarik knop pintu kearah dalam betapa terkejutnya aku, yang berdiri dihadapanku saat ini adalah Aidan.
    Air mataku hampir jatuh, aku ingin memeluknya! Aku merindukan Aidan!!
   Tapi Aidan takkan mengerti dengan hal ini!

     Kuedarkan pandanganku pada sebuah lengan yang merangkul erat lengan Aidan.
     Ada rasa tak ikhlas! Aku wanita normal jika laki laki ku di rebut oleh wanita lain.

     Lengkungan sepah dibibirku terpaksa kukembangkan sedikit sembari mempersilahkan mereka masuk
   "Maaf sebelumnya, ada keperluan apa kesini" tanyaku menahan sesak

   "Oh iya gini, aku ngajak Aidan kesini biar sekalian minta izin sama kamu, kami besok
mau berangkat" Ucap Ukhty Sha dengan raut muka yang berbinar binar

  "Berangkat??"

  "Iya, kami pindah rumah kekalimantan"

"Apa!?" Sontak aku kaget dengan ucapannya

"Kenapa?" Tanya Ukhty Sha

"Gak papa"  ucapku dingin

"Ya udah mas ayok pulang,udah larut, Adeeva mau istirahat. Besok kita  juga mau berangkatkan" ucap ukhty Sha manja

"Oh iya dek" ucap Aidan sembari tersenyum manis dengan Ukhty Sha

"Kami permisi dulu mbak Adeeva, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam warahmatullah"

    Kutatap bayangan yang tenggelam ditelan kegelapan, buliran bening jatuh dari tampungan.
    Entah sampai kapan aku merasakan hal seperti ini, merasakan sakit yang tak berkesudahan.

........
.....
....
..


     Pagi pagi sekali ku layangkan kakiku memenuhi antrian di rumah sakit. Sedari kemarin badanku tak enak, perutku mual dan kepala pusing.
     Sesekali ku menahan perutku yang campur aduk seperti pikiranku hari ini sudah sebulan kepergian Aidan ke kalimantan
    Jika mengingat sosok Aidan air mataku tak pernah diam, begitu juga dengan hatiku.
Selalu ada yang memberontak didalam jiwaku.

   Adeeva Afshen Myesha nomor antrian 07, suara salah seorang pegawai rumah sakit memanggil namaku.

    Dengan cepat aku memasuki ruangan yang sudah di sediakan rumah sakit.


..............
..............
......

........

    Suasana seakan membeku ikut merasakan kebahagian dalam luka ini.
    Ku edarkan pandanganku pada jam dinding dengan jarum yang siap berputar setiap hari.
    Tanganku mengusap perut sembari mengulang ulang perkataan Dokter tadi.

   "Selamat ya, kamu hamil sudah mencapai hampir 1 bulan" ucap dokter dengan sumringah

"Apa? Hamil" ucapku kaget

    Berkali kali kuulang perkataan itu, ada rasa bahagia menelusup dalam jiwaku saat aku di beri amanah terbaik yang diinginkan setiap wanita.
   Namun ada juga perasaan sedih bercampur iba.
    Apakah anakku akan merasakan hidup tanpa seorang ayah?
    Lagi lagi air mataku membuat jejak pada bagian kulit wajahku.
    Kasian sibuah hatiku, cukuplah!!!! cukup aku yang merasakan betapa sakitnya kehidupanku ini.
     Entah bagaimana aku menggambarkan perasaanku, aku sangat bahagia tapi aku juga sangat sedih.


..........
...........

.........
...........

     3 bulan berlalu, kandunganku semakin terlihat saja. Bahkan Umi dan Abi terus" an bertanya padaku. "Kenapa tidak minta cerai saja?" Pertanyaan itu selalu menggangguku.

   "Kok udah hamil aja neng?"

   "Mana suaminya?"

" eh gak malu apa cantik berhijab tapi hamil diluar nikah?!"

     Begitulah hujatan para tetangga yang kadang mengusik pikiranku.
    Kadang aku merasa tak kuat menerima semuanya.
     Tapi demi buah hati yang didalam rahimku, tak mungkin aku menyerah begitu saja.








Tbc

Vote dan coment yah biar makin semangat dan makin punya ide mau kemana alur jalan cerita ini
Makasi buat kalian yang masih mau baca sampe sini. Lope you deeh

Maap telat postnya, soalnya lagi sibuk hhhe
Happy reading guys🤗🤗

JODOH dan TAK JODOH √ JJdTJ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang