Bab 16 : Terciduk

20.6K 1.7K 55
                                    

Rasa sakit akibat perselingkuhan mereka di masa depan, masih terasa walau sudah tak seperih saat baru mengetahui dulu. Hubungan antara anggota keluarganya yang membaik, dan adanya Rizal sebagai teman dekat, ternyata bisa menyembuhkan luka itu meski perlahan. Kiran mencoba mengingat di masa lalu, saat itu Kiran meminta diantar yudisium oleh Zaky, namun ditolak tegas lelaki itu karena alasan tak punya waktu, dia sedang sibuk bekerja, mengumpulkan uang buat acara pernikahan mereka. Ternyata sibuk seperti inikah sebenarnya.

"Ran." Panggil Rizal menyadarkan Kiran dari lamunan dan arah pandangannya.

"Kamu kena-" Ucapan Rizal terputus saat mengikuti arah pandang Kiran.

Rizal memandang Zaky dan Adelina bergantian, lalu tersenyum sinis ke arah mereka. Senyuman Rizal itu tak luput dari pandangan Kiran, saat tersadar akibat panggilan Rizal tadi. Jadi benarkah dugaannya, pasangan berselingkuh itu memang sudah lama menjalin hubungan rahasia di belakangnya.

Tanpa ragu Kiran mengajak Rizal duduk di meja samping pasangan itu. Pasangan yang terlihat sedang berbincang sambil menikmati makanannya itu awalnya tak sadar dengan hadirnya Kiran dan Rizal, hingga akhirnya.

"Pesan apa Ran? Aku traktir." Tanya Rizal sengaja berbicara dengan agak keras.

Pasangan yang sedang asyik berbincang di sampingnya itu mau tak mau akhirnya melihat mereka dan tentu saja wajah mereka tampak kaget dan pucat. Sedang Kiran malah tak memperdulikan itu, dia malah kaget mendengar Rizal mengubah panggilan mereka menjadi aku-kamu dengan suara sedikit keras yang terdengar disengaja. Ditambah lagi nada bicaranya itu mirip seperti saat Rizal sedang merayu Mbak-Mbak kantin. Senyum manis tersungging di bibir Kiran melihat spontanitas Rizal membantunya. Kiran memutuskan untuk mengikuti akting Rizal, dan mengalihkan tatapannya dari Rizal ke buku menu di hadapannya.

"Yak-" Ucapan Kiran terputus begitu mendengar namanya dipanggil.

"Kiran." Panggil lelaki di samping mejanya tampak memastikan.

Dengan anggun Kiran menolehkan wajahnya ke samping pura-pura kaget lalu tersenyum manis.

"Eh Mas Zaky sedang apa di sini?" Jawab Kiran lalu mengalihkan pandangan ke gadis di depan Zaky yang tampak kaget melihat penampilan Kiran.

Senior cewek yang selalu tampil tomboy di kampus itu, tampak berbeda sekali dengan yang ada di hadapannya saat ini.

"Oh lagi makan sama cewek ya. Nggak kerja Mas? Biasanya sibuk terus." Lanjut Kiran lalu menatap jam tangannya yang menunjukkan pukul 14.49 siang.

Zaky yang disapa seperti itu langsung kelabakan, ia gugup merasa di pergoki oleh Kiran pacarnya, walau kenyataannya tak seperti yang terlihat. Apalagi ia rajin mengirim BBM ke gadis itu guna menarik perhatiannya lagi mengingat perubahan sikap Kiran sejak makan malam lalu.

"Eh.. oh.. ini bukan.." Zaky bingung harus menjelaskan seperti apa ke Kiran.

"Yakin kamu Zal mau traktir aku? Nanti kayak waktu itu lagi." Kiran mengalihkan perhatian nya kembali ke Rizal, lalu menjawab ucapan Rizal yang terpotong tadi dengan sedikit lembut.

Kiran merasa geli mendengar ia bisa berucap seperti ini, karena tak biasanya mereka berbicara seperti ini. Entahlah bagaimana perasaan Rizal, mungkin sama-sama merasa geli dan aneh.

Nyatanya Rizal malah kaget dengan balasan Kiran, cara Kiran menyapa Zaky dan menyahuti ucapannya secara berbeda itu malah membuat Rizal jadi terpana. Kiran yang tampak cantik dengan kebaya moderen dan dandanan naturalnya membuatnya semakin terpana dan terpesona.

Mendengar balasan Kiran kepada rekan di depannya itu membuat Zaky merasa iri, selama Kiran berubah penampilannya jadi seperti ini belum pernah dia berbicara semanis itu kepadanya, yang ada Zaky di anggap musuh oleh gadis itu, dan entah kenapa Kiran tampak bersikeras mengakhiri hubungan mereka. Padahal masalah yang mereka hadapi belakangan ini cuma hal sepele.

Zaky ingat pernah dulu Kiran mencoba bersikap lembut kepadanya tapi karena tak biasa ditambah penampilan Kiran yang tomboy, jatuhnya malah aneh. Sejak itu ia melarang Kiran bersikap begitu. Apa mungkin sikap kerasnya menekan Kiran dulu yang membuat jiwa Kiran berontak seperti sekarang. Zaky jadi menyesali sikap besar kepalanya dulu kalau nyatanya akan menjadi bumerang hubungan mereka di saat pacarnya sudah berubah ini.

Ditambah tampilan Kiran hari ini yang luar biasa mempesona membuat dada Zaky bergemuruh, menahan kesal melihat pacar cantiknya sedang makan siang dengan lelaki yang juga berpakaian formal di depannya. Dan terus berbincang mengabaikan keberadaannya.

Zaky lupa bahwa ia terpergok disini bersama Adelina, gadis hitam manis juniornya yang katanya menaruh hati padanya, dan pernah beberapa kali ia ajak ngobrol saat di kampus dulu. Pertemuan ini sebenarnya tak sengaja, karena tadi Zaky diajak atasannya bertemu klien, setelah selesai, atasannya pergi mengantar klien sedang Zaky ditinggal sendirian di sini. Saat sedang memesan makanan datanglah Adel yang kebetulan juga sendirian, menyapanya hingga akhirnya mereka makan semeja bersama.

Gerah melihat keakraban Kiran dan Rizal, tiba-tiba Zaky membawa makanan di atas mejanya dan pindah duduk di samping gadis yang berstatus pacarnya itu, meninggalkan Adel sendirian.

"Lho, kenapa kesini, kasihan kan ceweknya Mas." Kiran kaget melihat tingkah Zaky yang tiba-tiba itu.

Rizal yang melihat seniornya tiba-tiba pindah duduk di samping Kiran hanya berdecak kesal seraya menolehkan kepala tersenyum sinis kepada Adelina. Rizal tahu akan status hubungan antara Kiran dan seniornya itu, karena mereka adalah pasangan fenomenal yang terkenal di kampus. Bayangkan seorang aktivis kampus terkenal yang di idolakan banyak mahasiswi memutuskan pacaran dengan gadis tomboy keras kepala namun cerdas itu.

"Sayang, jangan cemburu gitu dong. Itu tadi Adel gak sengaja ketemu Mas pas habis nemenin bos ketemu klien. Dia juga makan siang disini tadi, jadi Mas ajak duduk sama-sama aja daripada sendirian kan." Zaky langsung menjelaskan sebelum bertambah salah paham.

"Dan Adek luar biasa banget hari ini, Mas sampai pangling lagi lho, ada acara apa nih pakai kebaya dan dandan cantik kayak gini, kok Mas enggak dikasi tahu?" Tambahnya.

Alis Kiran bertaut melihat tingkah berlebihan Zaky padanya. Bukannya suka, ia malah risih di perlakukan seperti itu. Kiran menghela nafas pelan sebelum menjawab, sayangnya Rizal lebih dulu menjawab pertanyaan Zaky.

"Kami yudisium tadi pagi, baru selesai jam 2. Singgah kesini karena Ibu Kiran titip sesuatu." Rizal menjawab, tak peduli dengan tatapan penuh amarah lelaki yang duduk di samping Kiran itu.

Kiran membenarkan ucapan Rizal dengan mengangguk pelan. Dia masih enggan menanggapi ucapan dan sikap Zaky yang mulai berlebihan.

Kesempatan KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang