Bab 19 : Kumpul bersama

17.3K 1.5K 64
                                    

Selamat membaca.
Tahan emosinya, soalnya Zaky emang nyebelin. 😁

*****

Makan siang yang seharusnya hanya milik Kiran dan keluarga nya kini terpaksa tercampur dengan adanya orang tua Zaky dan Zaky sendiri tentunya. Tawaran basa-basi ayahnya ternyata ditanggapi serius oleh orang tua Zaky. Jadilah mereka semua sekarang sedang duduk satu meja di salah satu rumah makan seafood untuk merayakan wisudanya.

"Kiran kok gak pernah main ke rumah lagi, mamah kangen loh." Ucap mamah Zaky, setelah mereka selesai makan dan ngobrol ringan sebelumnya.

"Dan kamu cantik sekali sekarang Kiran. Udah sesuai dengan kriteria cewek idaman Zaky bahkan melebihi menurut mamah, atau jangan-jangan kalian mau ngasi mamah kejutan ya?" Lanjutnya sambil melirik Zaky, menggoda anaknya.

Rasa tak suka menyeruak di hati Kiran saat mamah Zaky membahas kriteria cewek idaman anaknya, karena orangtua dan mas nya langsung menatap kearah nya, meminta penjelasan.

"Zaky belum ngasi tau mamah?" Tanya Kiran datar sambil melirik tajam Zaky yang duduk di samping Danu.

"Kasi tau apa?

"Mah, nanti Zaky jelas_"

"Kami udah putus mah, sebulan lalu. Sebenarnya Kiran udah minta putus sejak kami ketemu sehari setelah Kiran sidang skripsi." Kiran sengaja memotong omongan Zaky.

"Hahh! Kenapa? Kalian kelihatan baik-baik aja kan sebelumnya, kok tiba-tiba putus?"

"Mah, nanti Zaky jelasin di rumah, gak enak bahas ini di sini." Putus Zaky.

"Jelaskan dengan jujur Zak." Ucap Kiran dingin dengan sedikit nada mengancam.

"Ada apa sebenarnya Zak? Maafin kami jadi kesannya gak tau diri datang dan gabung dengan kalian. Niat kami murni ingin memberi kejutan ke Kiran. Tapi ternyata hubungan mereka sudah berakhir." Ucap papah Zaky.

"Gak apa Gus, hubungan anak kita mungkin berakhir, tapi silaturahmi kan gak lantas ikutan berakhir juga. Mungkin mereka memang tak berjodoh." Balas ayah Kiran.

Jawaban gamblang ayah Kiran membuat mereka bertiga kaget, terutama Zaky. Karena tak menyangka tanggapan mantan calon ayah mertua nya itu akan seperti ini. Ia menduga ayah Kiran akan bertanya, menasehati dan tak mendukung ucapan Kiran, mengingat Zaky terus berusaha bersikap sangat baik di depan mereka selama mereka berpacaran.

Sedang orangtua Zaky terdiam mendengar balasan Rudi Sanjaya, ayah Kiran. Jika sampai ayah Kiran menganggapi seperti itu, artinya memang ada sesuatu yang aneh.

*****

"Bisa jelasin ke kami ada apa sebenarnya Zak?" Tanya Helena, mamah Zaky.

Saat ini mereka sudah berada di ruang keluarga kediaman mereka, setelah selesai makan siang bersama tadi. Enggan menunda, Helena langsung mencecar anaknya dengan pertanyaan yang sedari tadi bersarang di kepala nya.

"Jawab yang jujur, karena mamah tahu jika kamu berbohong." Lanjutnya.

"Kiran cuma salah paham sama aku mah. Kami gak sengaja bertemu saat makan siang dulu, kebetulan saat itu aku makan sama cewek. Junior saat aku kuliah dulu. Tapi jangan salah paham dulu, waktu itu aku diajak pak manajer buat ketemu klien di sana. Selesai bahas urusan kantor, mereka pergi ninggalin aku. Jadi aku mutusin buat makan siang di situ, lalu ada junior aku nyapa. Yah aku basa-basi lah nawarin makan bareng taunya di iyain. Tak lama setelah itu Kiran datang dengan temen cowoknya, katanya mereka abis yudisium. Lalu.."

"Tunggu, yudisium? Kiran bilang masalah kalian dari sejak dia selesai sidang. Kamu gak sedang membela diri kan?" Potong Helena.

Zaky terlihat kaget dan bingung mendengar reaksi mamahnya, bagaimana caranya harus menjelaskan ke orangtuanya tanpa harus membuat citra nya buruk. Zaky adalah pria yang menjunjung tinggi citra baik yang melekat di dirinya. Karena itu, saat melakukan sesuatu yang salah, ia pasti akan melakukan nya seaman mungkin.

"Aku gak tau juga mah. Malam itu kami makan malam, rencananya abis makan malam aku mau lamar Kiran tapi dianya langsung aneh dan ngajak untuk mikirin lagi hubungan kami. Padahal selama ini kami baik-baik aja." Terang Zaky cari aman.

"Hanya itu? Kamu gak menutupi sesuatu dari kami kan? Karena reaksi keluarga nya Kiran juga gak baik ke kamu. Terutama orang tua Kiran." Kali ini Agus, papah Zaky yang angkat bicara.

"Hmm pah.. tolong percaya aku. Apa aku yang selama ini bersikap baik pernah mengecewakan kalian?" Zaky berusaha mendapat dukungan dari orangtuanya.

"Jika kamu tak ingin mengungkapkan kejujurannya, mamah akan bertanya langsung dengan Kiran. Tak mungkin gadis yang begitu memuja kamu, meminta putus tiba-tiba tanpa ada alasan yang jelas kan. Mamah dan papah ingin percaya padamu, tapi kami juga tak ingin kepercayaan kami disalah gunakan. Sementara kamu berbelit-belit menjelaskan semua ini." Putus Helena.

"Mah." Zaky melihat dengan tampang memelas.

Ia berpikir apakah lebih baik membuka aibnya atau tetap bertahan mengelak. Demi harga diri dan citra baik dihadapan mereka.

"Kamu tahu, akan sekecewa apa kami jika mengetahui kebenarannya dari orang lain." Agus menambahkan ucapan istrinya.

"Kiran kecewa karena Zaky gak bisa bilang cinta padanya." Ucap Zaky tiba-tiba.

"Hanya itu, gak mungkin. Dan kenapa kamu tidak bisa bilang cinta padanya padahal sudah hampir dua tahun kalian pacaran? Apa sebenarnya niat kamu selama ini berpacaran dengan gadis itu?" Tanya Helena.

Menghela nafas, Zaky akhirnya menutup matanya, memutuskan untuk sedikit membuka apa yang ia simpan sebelumny.

"Niat awal Zaky berpacaran dengan Kiran, adalah untuk merubah gadis tomboy itu. Zaky ingin mengubahnya menjadi sesuai kodrat nya. Kiran baru tahu itu, dia kecewa. Tapi lama-lama Zaky jadi sayang juga sama dia. Makanya Zaky nolak saat dia minta putus waktu itu. Zaky udah coba jelasin ke Kiran, tapi dianya gak terima terus ditambah makan siang pas yudisium itu, jadilah hubungan kami berakhir, Kiran mutusin Zaky."

"Apa ini ada hubungannya dengan kamu yang selalu ingin dipandang baik oleh temen, junior dan dosen kamu?" Pancing Agus.

Zaky mengangguk pelan.

Terdengar helaan nafas kuat dari orangtuanya. Mereka tahu anak semata wayangnya ini terobsesi untuk selalu tampil baik dihadapan siapapun entah apa sebabnya.

"Mamah paham kenapa Kiran kecewa dan minta putus sama kamu. Dia tulus memberikan hatinya untuk kamu, sedang kamu hanya memikirkan diri kamu sendiri." Ucap Helena.

"Hanya itu?" Tanya Agus sekali lagi.

Zaky mengangguk lagi, baginya cukup sampai disini saja orangtuanya tahu. Karena ada alasan besar lain yang tak boleh diketahui mereka.

"Zaky harap mamah gak gangguin Kiran lagi, kami udah berakhir setelah makan siang itu. Aku datang hari ini untuk mencoba memperbaiki hubungan kami. Tapi sepertinya semakin sulit, mamah dan papah udah tahu di tambah orangtua Kiran kelihatan gak suka sama Zaky." Pinta Zaky.

Saat ini ia menyerah mencoba mendapatkan Kiran kembali. Karena jika ia nekad, bukan tak mungkin aib buruk yang lama ia simpan, akan terbongkar. Tidak, Zaky tak akan mengambil resiko yang mengancam citra baiknya. Ia akan mencoba mendekati Kiran lagi, tapi nanti setelah kondisinya lebih baik.

******

Bersambung..

Kesempatan KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang