Bab 27 : Nyatanya

14.3K 1.2K 38
                                    

Hai hai..

Aku cerita dikit tentang inspirasi aku buat bikin cerita ini sebentar yah, karena tinggal beberapa part lagi cerita ini bakal berakhir.

I'm gonna miss this story.

Awalnya beberapa tahun lalu aku nonton drakor go back couple, intinya sih tentang pasangan yang bercerai lalu kembali ke masa lalu, disitu mereka mencoba merubah nasib dengan tidak mau kembali pada orang yang sama. Ceritanya mengandung unsur fantasi karena gak mungkin ada yang bisa kembali kemasa lalu kan, walau akhirnya mereka kembali ke masa depan dengan pasangan yang sama tapi dengan hubungan yang lebih baik.

Aku cuma terinspirasi ya friends, karena kadang aku suka berkhayal seandainya aku bisa kembali ke masa lalu, apa yang ingin aku ubah ya. Karena well, hidup yang kita lalui itu kan gak bakalan mulus ya, rasanya ada aja kesalahan bodoh yang bikin kita nyesel atau malu dan pingin ngulang ke masa lalu untuk diperbaharui.

But life is trial and error and we must face it. Menghindar atau kembali ke masa lalu gak akan merubah takdir. Kita hanya bisa memetik pelajaran dari setiap pengalaman yang terjadi dalam hidup.

Itulah plot awalnya yang aku kembangkan hingga sampai di part ini. Walau aku tahu banyak yang bakalan kecewa dengan cerita ini nantinya, tapi aku pribadi merasa puas dengan cerita ini. I'm proud of my self karena bisa menyelesaikan cerita ini. #Mujidirisendiri. 😆

Karena ini karya pertama aku, dan 'janji' karya kedua yang aku tulis hampir berbarengan.

So i'm super ready with your support and coment now.

Happy reading all
____________________________________

Kehadiran Zaky kembali mengganggu hidup Kiran. Setelah pertemuan yang cukup menguras emosi kemarin, membuat Zaky kian gencar mendatanginya. Bahkan beberapa kali Rizal dan Zaky kembali bertemu dan terlibat adu sindir.

Kiran mendengus, harus nya laki-laki itu adu jotos bukan adu mulut. Ternyata laki-laki dalam kehidupannya itu memang berbeda, kurang jantan.

"Jangan pernah temui Zaky tanpa sepengetahuan aku." Perintah Rizal.

Saat ini mereka sedang duduk di sebuah kafe sepulang bekerja.

"Kenapa?" Pancing Kiran.

"Karena aku gak mau kamu kembali disakitin laki-laki itu Ran. Gak ingat kamu kelakuan nya dulu." Terang Rizal.

"Oh.."

"Hei, aku ngomong panjang lebar cuman di tanggapin oh doang."

"Harus ditanggapi apa emangnya?"

"Yah masa kamu gak bahagia aku perhatian kayak gini."

"Sebenarnya aku bisa jaga diri kok Zal, tapi makasih atas perhatian kamu."

"Kenapa?"

"Apanya?" Sekarang giliran Kiran yang bingung akan sikap Rizal.

"Kamu kayak kembali menjaga jarak dengan aku."

Kiran tersenyum lalu memandang lelaki didepannya itu.

"Aku gak mau jatuh ke lubang yang sama lagi tidak dengan Zaky ataupun yang lain." Terang Kiran.

"Apa aku seburuk Zaky di mata kamu?"

"Ya dan tidak. Sorry Zal, aku sadar sikap kamu itu, baik banget ke aku, dari sejak kuliah sampai saat aku baru masuk kerja disini. Dan yah, itu hampir membuat aku terlena. Perhatian, kepedulian dan kedekatan kamu ke aku membuat aku mulai terbawa perasaan ke kamu. Untungnya kemarin sikap kamu menyadarkan aku. Aku gak mau merasakan sakit yang sama terus menerus."

Kesempatan KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang