Hari besar yang ditunggu akhirnya tiba, hari ini adalah hari dimana Kiran melepas statusnya sebagai mahasiswa. Setelah yudisium beberapa minggu lalu Kiran mengetahui hasil akhir IPK nya yang lumayan tinggi dan dengan bangga ia duduk di barisan mahasiswa cumlaude, dengan IPK 3,75.
Dengan kebaya modern warna biru dengan bawahan batik panjang dan rambut yang disanggul modern yang ditutupi oleh topi toga dan baju wisuda kebesarannya.
Kiran tampak cantik dan segar. Senyum bahagia tampak merekah di bibirnya saat acara wisuda disalah satu ballroom hotel ternama itu berlangsung. Rizal teman dekatnya itu duduk satu baris di depannya. Walaupun dia termasuk playboy cap kadal yang doyan tebar pesona, tapi otaknya jauh lebih encer daripada dirinya, Rizal juga masuk barisan mahasiswa cumlaude dengan IPK 3.85.
Lelaki itu tampak gagah dan dewasa dengan setelan jas seperti saat yudisium lalu. Kali ini ia tak meminjam baju Danu, masnya Kiran. Lamanya susunan acara saat ini dan tak begitu kenalnya Kiran dengan orang-orang yang duduk di kanan dan kirinya perlahan membuat Kiran jadi melamun. Ingatannya menerawang saat kejadian makan siang beberapa minggu lalu. Makan siang yang berujung keributan dan suasana canggung antara dia, Zaky dan Rizal.
"Kalo aku serius dengan ucapan aku tadi gimana Kiran?" Ucap Rizal saat mereka melangkah ke parkiran motor.
"Ucapan yang mana? Eh lo kok masih aja manggil pake aku-kamu Zal?"
"Aku suka sama kamu Ran."
Kiran menghentikan langkah mendengar ucapan Rizal barusan untuk mencerna maksudnya sesaat.
"Gue juga suka sama lo Zal, elo orang pertama yang mau berteman dengan gue disaat yang lain pada menjauhi. Walaupun kadang omongan lo suka sadis plus nyakitin ngatain penampilan gue dulu." Respon Kiran.
"Bukan suka seperti itu Ran, aku yakin kamu paham maksud aku. Ucapan cinta dan suka tadi aku serius." Rizal memegang pelan pergelangan tangan Kiran agar mereka bisa saling bertatapan.
"Lo hanya terbawa suasana Zal, kita emang dekat sebelumnya, dan beberapa bulan ini kita lebih dekat lagi karena sering ngurus skripsi dan wisuda bareng." Jelas Kiran.
"Dan bisa gue bilang sikap lo berubah 180 derajat ke gue setelah perubahan gue seperti ini. Sebelumnya lo selalu memperlakukan gue sama seperti temen cowok lo yang lain, sejak tampilan gue seperti ini sikap lo lebih lembut. Kayak sikap yang sering lo tunjukkin ke cewek incaran lo." Lanjut Kiran.
"Udah aku duga kamu akan ngomong seperti ini tapi aku ingin jelasin dikit kenapa sikap aku ke kamu berubah bersamaan dengan perubahan kepribadian kamu, dulu aku takut kamu menjauh kalo aku memperlakukan kamu seperti perempuan lainnya mengingat gaya tomboy kamu. Dan yah gak aku pungkiri kalo perubahan kamu sekarang menjadi salah satu penyebab perasaan aku. Tapi sikap aku ke kamu dan ke cewek yang aku godain itu beda banget Ran, aku tau gak segampang itu buat nerima penjelasan aku, tapi aku gak bohong dengan perasaanku ini." Jelas Rizal.
Setelah saat itu hingga hari ini mereka belum pernah bertemu kembali. Kiran menduga mungkin Rizal kecewa atas tanggapannya. Disatu sisi Kiran juga merasa sedih, satu-satunya orang yang dianggap tulus mau berteman dengannya sekarang menjauh karena perasaan nya yang tak ditanggapi.
Sepanjang acara wisuda Kiran hanya bisa diam, memandang podium tempat rektor dan jajaran petinggi kampus duduk. Sebelum akhirnya namanya di panggil menuju ke depan.
Hingga akhirnya prosesi wisuda selesai, Kiran segera keluar mencari keberadaan orangtua dan mas nya, saat sedang berjalan tak sengaja Kiran melihat ke arah Rizal yang sedang dikelilingi mahasiswi putri yang masing-masing membawa buket untuknya, Kiran tersenyum tipis saat pandangan mereka bertemu lalu melanjutkan pencariannya. Yah, Rizal itu salah satu idola para perempuan juga, karena wajah dan sikap suka tebar pesonanya.
Hingga akhirnya Kiran bertemu orang tuanya dan mas nya yang sedang berbicara beberapa orang, seketika senyumnya mengembang, bersamaan dengan ia bergerak cepat menuju mereka.
"Kiran."
Panggilan itu seketika membuat langkah Kiran berat. Suara tak asing yang sangat tak ingin ditemuinya saat ini. Lalu dengan sengaja ia mengabaikan panggilan itu dan mempercepat langkahnya.
"Ib.."
"Ran, tolong jangan abaikan mas."
Yah itu adalah Zaky yang datang dengan membawa buket bunga untuknya. Langkah Kiran terpaksa terhenti, karena Zaky memegang pergelangan tangannya. Hingga akhirnya orangtua dan mas nya Kiran yang menghampiri mereka.
"Zaky, hubungan kita udah selesai. Pliss jangan ganggu aku lagi." Kiran membalik tubuhnya, menghentakkan tangannya melepas pegangan itu.
"Apa mas gak boleh datang ke acara wisuda kamu? Anggap aja ini balasan mas ke kamu, karena tahun lalu kamu datang membawa buket ke wisudanya mas." Wajah Zaky sedikit berubah melihat penolakan terus-menerus dari Kiran.
Yah, Zaky tahu jika hari ini ada wisuda di kampusnya dari grup chat. Sengaja ia mengambil cuti hari ini untuk memberi kejutan kepada Kiran, ia masih tak bisa melepas gadis itu, yah semenjak perubahan penampilan dan sikap Kiran, Zaky mulai sadar akan kesalahan yang dianggap wajar olehnya sebelumnya.
Jika Rizal tipe lelaki yang terang-terangan tebar pesona, Zaky melakukannya diam-diam tanpa sepengetahuan orang lain termasuk Kiran. Zaky merasa ia hanya main-main dengan gadis tomboy itu, jadi wajar ia masih mencari gadis lain yang lebih sreg dihatinya. Namun paksaan orang tua kala itu membuatnya mencoba untuk menerima keberadaan Kiran, karena nyatanya tak satupun wanita selain Kiran mendapat restu dari sang mama.
Saat Rizal mengetahui sikap buruknya itu, Zaky kaget tak menyangka jika rahasia buruknya terbongkar. Tapi saat melihat gadis-gadis yang di dekatinya dulu sekarang sedang mengerumuni lelaki itu, maka wajar saja rasanya jika Rizal tahu.
Hari ini Zaky ingin mencoba peruntungan, nekat datang ke sini dengan niat membangun kembali hubungan dengan Kiran, ia berharap bisa tetap dekat dengan gadis itu, walaupun mereka tak ada hubungan lagi sekarang.
"Gak perlu repot-repot Zak. Aku tulus dulu ngelakuin itu ke kamu. Sayangnya waktu itu aku bego, gak sadar liat banyaknya junior cewek yang juga datang khusus buat kamu, aku pikir karena kamu emang terkenal, taunya mereka cewek hasil tebar pesona kamu dibelakang aku." Cibir Kiran, sengaja mengungkit.
Belum sempat Zaky membela diri, rombongan keluarga Kiran sudah berada di dekat mereka. Dan tanpa di duga orangtuanya ada disini juga
"Kiran, apa kabar nak? Mamah kangen. Wah Kiran berubah sekali ya, cantik banget." Mamah Zaky yang ternyata teman bicara orang tua Kiran tadi, langsung datang memeluk Kiran.
Kiran menerima pelukan itu dengan wajah bingung, lewat isyarat matanya ia menatap Zaky yang juga sama-sama kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempatan Kedua
RomanceTerbangun dan kembali ke masa lalu tak pernah ada di pikiran Kiran. Bagaimana bisa? Tapi mungkin inilah kesempatan yang Tuhan berikan untuknya. Kesempatan kedua untuk Ia mengubah jalan hidupnya. Tanpa ada Zaky, suami yang berselingkuh itu di dalam h...