Bab 24 : Sebenarnya

15.3K 1.3K 63
                                    

Hai, aku up lagi..
Hihihi..

-------------------------------------

"Ran, Zaky nungguin kamu di depan tuh. Samperin sana." Ujar Sari saat mendekati Kiran yang bersiap pulang.

'Lagi..' Batin Kiran.

Semenjak pertemuan tak sengaja saat makan siang mereka dua hari lalu Zaky jadi gencar mengunjungi perusahaan tempat ia bekerja. Tentu saja dari Sari, Zaky mengetahuinya tempat dia bekerja. Mulut tak terkontrol seniornya itu membuatnya semakin menyesal mengiyakan ajakan makan siang bersama kemarin.

Besok hari terakhir Rizal tugas di luar kota. Kiran tak ingin Rizal bertemu Zaky, karena terakhir kali mereka bertemu auranya tak nyaman. Ia tak ingin memancing keributan dan kesalahan pahaman dengan Rizal. Kiran menggelengkan kepalanya, kenapa tiba-tiba ia begitu peduli dengan perasaan Rizal. Tidak, tak boleh. Dia tak boleh jatuh hati dulu.

Menguatkan diri sebentar, Kiran beranjak dari kursinya, meletakkan jempol kanannya ke finger print di samping pintu divisinya, tanda bahwa ia sudah absen pulang. Tanpa berbasa-basi atau mengucapkan terima kasih Kiran langsung keluar dari ruangan itu. Karena memang tinggal Kiran dan Sari di ruangan itu.

"Mau apalagi kamu ke sini?" Tanya Kiran tanpa basa basi saat melihat lelaki itu berdiri di depan gedungnya.

"Mas mau bicara bisa dek? Mas ingin menjelaskan semuanya, dan minta maaf." Jelas Zaky dengan tatapan permohonan.

"Sudah aku maafkan. Jadi tolong jangan temui aku lagi setelah ini."

"Bukan maaf sepertinya yang mas mau dari kamu, ayolah kita bicara sebentar. Mas gak bisa tenang selama kita pisah kepikiran ka..."

"Kita udah masa lalu, mari kita jalani kehidupan kita masing-masing sekarang." Potong Kiran.

"Gak bisa, sebelum kamu mau denger penjelasan mas. Setiap hari mas akan ke sini sampai kamu mau dengerin mas."

Kiran menghela nafas kasar. Baginya hubungan ia dan Zaky sudah selesai, tak ada lagi yang perlu di bicarakan, tapi sepertinya Zaky tidak begitu. Sekuat apapun Kiran menolak, tampaknya Zaky akan semakin kekeuh memaksanya. Kali ini sepertinya ia harus mengalah. Mungkin ada baiknya bagi mereka bicara baik-baik saat ini.

"Oke, ayo kita bicara." Kiran menyerah.

Mata Zaky melebar mendengar penuturan Kiran. Wajah lelah gadis itu tetap terlihat mempesona di matanya. Ia mencoba untuk meluluhkan hati mantan pacarnya itu. Berdamai, syukur-syukur bisa balikan.

"Kita bicara di kafe aja ya, kamu pulang pakai apa?"

"Aku bawa motor. Ke kafe mana? Kami duluan aja nanti kita ketemuan di  sana."

Zaky menggelengkan kepalanya, ia takut Kiran kabur jika mereka janjian ketemu di sana. Hingga akhirnya mereka berangkat bersama dengan kendaraan masing-masing.

"Mau ngomong apa?" Tanya Kiran langsung begitu mereka sampai dan duduk di kafe tersebut, ia tak ingin berlama-lama dengan lelaki ini.

"Mas ingin menjelaskan semuanya dari awal, jadi mas harap kamu mau dengerin sampai selesai." Pinta Zaky.

Zaky pun mulai menceritakan awal niat nya mendekati Kiran. Kali ini ia berkata jujur, walau tahu kejujurannya ini mungkin akan menyakitimu Kiran, tapi lebih baik begini dari pada berbohong.

Zaky menceritakan semuanya, niat awal ia mendekati Kiran, menembaknya bahkan berselingkuh di belakangnya. Dengan gamblang Zaky berkata bahwa sebenarnya ia tak suka dengan gadis tomboy, gadis idaman Zaky, yah seperti idaman lelaki pada umumnya. Maka dari itu diam-diam di belakang Kiran ia mencoba mendekati beberapa junior yang sesuai dengan kriteria idamannya. Bahkan mengenalkan mereka ke ibunya, yang nyatanya semua ditolak sang ibu. Hingga akhirnya tanpa sengaja orang tua Zaky bertemu mereka saat mereka berjalan bersama, dan entah bagaimana bisa ibunya menyukai Kiran yang tampilannya seperti lelaki itu.

Zaky kecewa, hingga nasehat ibunya yang mengatakan bahwa Kiran gadis yang tulus membuatnya sedikit bisa menerima Kiran sambil terus berusaha mengubah tampilan dan kepribadian gadis itu, dan Zaky pun pelan-pelan menghentikan kegiatan main belakangan nya. Kiran yang dulu jatuh cinta padanya saat itu tentu saja mau mengikuti semua perkataan. Hingga akhirnya membuat Zaky besar kepala. Bahkan ia dengan bangganya memamerkan sikap penurut Kiran saat dengannya ketika ia berkunjunglah ke rumah orang tua Kiran.

Pikir Zaky, orang tua Kiran pasti bangga anaknya bisa berpacaran dengan lelaki seperti dia. Walau belum ada cinta di hati Zaky, tapi tak dipungkiri ia mulai menikmati kebersamaannya dengan Kiran, dan Zaky sadar bahwa dia mulai menyayangi gadis itu, tapi ia tak tahu rasa sayang seperti apa yang ada di hatinya untuk Kiran.

Setelah terus menerus mendengar nasehat orangtuanya terutama sang mama, akhirnya Zaky mengikuti saran mamanya, melamar Kiran. Ia percaya cinta bisa tumbuh belakangan, yang penting saat itu ia ingin membahagiakan hati mamanya.

Hingga malam itu Kiran datang dengan pesona baru yang membuat ia dan bahkan banyak pria di sana menatap terpesona. Kiran menjelma menjadi gadis cantik, bukan gadis tomboy seperti sebelumnya. Bahkan semua sifat kekelakiannya seolah hilang tak bersisa malam itu. Kiran berbeda. Dan saat itulah untuk pertama kalinya jantung Zaky berdetak cepat. Sayangnya perubahan Kiran tak hanya pada wajahnya saja, tapi pada sikapnya.

Tak ada tatapan mata penuh pemujaan yang biasanya ia lihat dari gadis itu, yang ada tatapan benci dan kecewa. Zaky tak tahu mengapa hingga ia menduga bahwa kebobrokan nya dulu sudah diketahui Kiran. Hingga puncaknya Kiran meminta mengakhiri hubungan mereka. Zaky tentu saja tak terima.  Disaat hatinya mulai jatuh dan terpesona, gadis itu malah menghempaskan perasaannya. Mungkin inilah karmanya, karena dulu ialah yang menyakiti gadis itu di belakangnya.

Susah payah Zaky, mencoba mempertahankan hubungan nya dengan Kiran hingga akhirnya kejadian makan siang itu. Zaky yang cemburu melihat kedekatan Kiran dan Rizal, dan Kiran yang salah paham saat melihatnya dengan Adel, membuat bom waktu seolah meledak di depannya. Kiran memutuskan hubungan mereka sepihak. Zaky marah dan tak terima, dia mencoba menghubungi Kiran namun nomornya diblokir, mencoba bertamu namun ibu Kiran selalu bilang anaknya tak ada dirumah.

Niat Zaky memberi waktu sebulan saat itu untuk meyakinkan dirinya bahwa ia memang benar-benar telah jatuh hati pada Kiran, ia ingin mengungkapkan perasaannya dengan cara yang romantis, namun makan siang sialan saat itu mengubur semua rencana nya. Ia kehilangan Kiran dan itu membuatnya frustasi. Zaky tak menyangka, ia akan merasakannya patah hati untuk yang pertama kali.

Saat wisuda ia kembali membulatkan tekad ingin memperbaiki hubungan dengan Kiran, nyatanya rencana kembali gagal. Bahkan niatnya memberi kejutan untuk Kiran malah dibuat terkejut dengan kehadiran orangtuanya. Kembali rencananya gagal, bahkan dengan terpaksa Zaky mengatakan kebenaran dengan orang tuanya dengan sedikit bumbu kebohongan untuk menyelamatkan diri.

Hingga akhirnya mamanya tahu semua kebenaran yang ia tutupi dari salah satu gadis yang ia dekati dulu. Tidak, mama tidak murka atau berteriak marah, namun tatapan kecewa dan sikap dingin mamanya. Membuat Zaky merasa menjadi anak durhaka. Walau kini hubungan mereka mulai membaik, tapi tetap ada jarak tak seperti dulu.

Dan niatnya mendekati Kiran lagi kali ini tanpa ada paksaan, atau menjaga citranya. Zaky tulus ingin memperbaiki hubungan dengan Kiran karena gadis itu telah mencuri perhatian, pikiran dan perasaannya. Kali ini ia ingin memulai semuanya dengan cara yang baik.

Kesempatan KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang