Bab 28 : Respon

13.1K 1.3K 100
                                    

Memposting bab ini bikin aku deg deg an, kenapa??

Karena aku menduga akan ada komen yang isinya yah ternyata gini..
Ternyata panjang-panjang cerita nya cuma begini..

Aku rada takut, tapi aku siap aku siap, kayak Spongebob. Hihihi

Okelah, selamat membaca
__________________________________

Sedang ditempat berbeda...

Pasien rawat inap yang koma satu setengah bulan lalu, akibat kecelakaan tunggal terlihat menggerakkan salah satu jarinya pelan. Tampak alat monitor detak jantung merekam detak jantung sang pasien yang tiba-tiba berdetak lebih cepat.

Tangan yang di jepit dengan alat pun tampak bergerak pelan. Seolah sedang ada sesuatu yang terjadi di alam bawah sadar pasien. Hal itu tak luput dari pandangan laki-laki yang sejak tadi menemani pasien. Hingga laki-laki itu memencet tombol guna memanggil perawat ataupun dokter yang berjaga.

"Ada apa pak?" Tanya perawat yang datang tak lama setelah bel dibunyikan.

"Suara detak jantung nya tadi cepat sus, lalu tangannya bergerak pelan." Lapor laki-laki itu.

Suster melakukan pemeriksaan biasa lalu melihat grafik yang mencatat detak jantung pasien hingga akhirnya dokter datang. Terdengar obrolan antara dokter dan pasien saat mereka sibuk memeriksa pasien tersebut.

"Sepertinya terjadi sesuatu di otak istri anda pak, maksud saya seperti mimpi buruk atau hal lainnya hingga memicu jantung memompa lebih cepat, tapi jangan khawatir, lonjakan detak jantungnya tak lama, sekarang mulai kembali normal seperti sebelumnya. Luka-luka di tubuh istri anda sudah banyak yang sembuh, tolong rutin oleskan salep ke semua luka-lukanya pak, agar cepat pulih dan tak meninggalkan bekas. Untuk kondisi kakinya akan kami periksa lebih lanjut lagi semoga retaknya sudah mulai membaik." Jelas dokter sambil memandangi laki-laki itu.

"Sampai kapan istri saya seperti ini dok?"

"Tak ada yang tahu pak, Kondisi fisik istri anda sudah normal dan bagian vital di tubuhnya pun tak ada yang menunjukkan gejala berbahaya. Semua tergantung semangat bapak untuk mengembalikan ibu dari tidur panjangnya pak. Dugaan saya ada tekanan psikologis yang membuat ibu betah di kondisi ini lebih lama. Tolong bapak sering ajak ibu bicara, bawa dia kembali ke dunia nyata. Dan jika bapak merasa ada berbuat salah, tolong minta minta maaflah dengan bersungguh-sungguh dan banyak-banyaklah berdoa. Semoga istri bapak bisa segera sadar." Ucap Dokter itu memberi semangat sambil menepuk pelan bahu laki-laki itu lalu berlalu dari kamar perawatan.

Laki-laki itu memandang kembali wajah istrinya yang sudah dirawat sebulan lebih di rumah sakit ini dengan sorot mata menyesal. Tidak, bukan karena biaya yang membebaninya karena nyatanya asuransi kesehatan dari tempat nya bekerja membantu meng-cover sebagian besar biaya perawatan sang istri.

Ia menyesal telah bertindak gegabah dan memutuskan hal yang salah dalam hidupnya, hanya karena tergoda oleh rumput tetangga yang terlihat lebih indah. Nyatanya rumput itu hanya ilalang tajam yang warnanya bahkan sudah menguning, tak layak dibilang indah.

"Maafin mas dek, mas mohon bangunlah. Mas janji akan memperbaiki semuanya." Laki-laki itu memegang lembut tangan pasien dengan wajah penuh penyesalan.

"Janji apa lagi kamu!"

Ucapan dari seorang wanita paruh baya, yang ternyata sudah masuk ruang perawatan ini sejak tadi mengejutkannya laki-laki itu.

"Ibu.. kapan sampai?" Laki-laki itu menyambut wanita paruh baya yang disebut nya ibu.

"Pulang sana Zaky, biar ibu yang menjaga Kiran, lagipula kamu sudah memutuskan hubungan dengan Kiran, jadi sudah tak ada apa-apa lagi diantara kalian. Kembalilah ke rumah mu, nikmati hidupmu bersama wanita yang kamu pilih itu." Ibu Kiran tampak kesal menatap calon mantan menantunya itu.

Firasat kedua orang tua Kiran memang benar, dan akhirnya terbukti walau membutuhkan waktu cukup lama. Itupun mereka tak sengaja mengetahuinya saat melihat kiriman video di ponsel Kiran saat mereka di hubungi polisi dan rumah sakit sebulan lebih lalu. Perasaan mereka hancur, saat mengetahui menantu yang memang sejak awal tak direstui mereka itu ternyata menyakiti putri mereka seperti ini. Apalagi ternyata putri mereka sedang mengandung 14 Minggu hingga akhirnya keguguran.

Berkali-kali kata maaf yang diucap oleh besan nya tak membuat hati mereka bergeming. Bahkan wajah kacau Zaky yang tampak berantakan dengan beberapa lebam membiru saat mengunjungi Kiran di rumah sakit tak mencairkan hati mereka yang semakin membeku. Jika Kiran sadar dan berniat mengakhiri hubungan mereka secara legal, orang tua dan kakaknya akan membantu sekuat tenaga.

"Bu.. maafkan saya. Saya memang salah, tapi Kiran masih istri saya Bu, biarkan saya menjaganya."

Yah Zaky mulai tersadar dari kesalahannya sehari saat dia dikabari tentang kecelakaan Kiran. Nasehat kasar dan lembut dari orang tuanya malam itu membuatnya sedikit menyesal, hingga akhirnya saat melihat keadaan Kiran yang tak berdaya bahkan keguguran, ia akhirnya sadar sepenuhnya akan kesalahan fatal yang telah ia lakukan. Secara tak sengaja Zaky telah menyakiti janin diperut Kiran saat mereka bertengkar dulu. Dia menyesal, sangat menyesal menjadi seorang lelaki bajingan.

"Jangan membuat saya tambah pusing melihat wajah berantakan kamu itu. Sudah pulang sana, mandi dan beristirahat. Kalau kamu ikutan sakit siapa yang mau ngurus." Ketus ibu Kiran.

Zaky mengalah, dia mengambil dompet beserta ponselnya. Lalu mengecup kening Kiran seraya pamit dengan ibu mertua.

"Nanti sore saya datang lagi Bu, biar malam ini saya lagi yang menjaga Kiran." Pinta Zaky sambil pamit keluar.

Ibu Kiran mendengkus. Bagaimana pun dia kesal dan marah kepada Zaky, tapi tetap saja ada rasa kasihan melihat kondisi menantunya yang terlihat semakin kacau itu. Saat Zaky mengetahui Kiran keguguran, air mata lelaki itu tumpah deras, raut menyesal dan bersalah menyelimuti wajahnya.

Memang lelaki itu, hanya bisa merawat putrinya tiap akhir pekan atau jika tidak ada lembur di kantor. Jabatan nya sebagai manager di salah satu kantor cabang yang mengalami banyak masalah karena keteledoran nya sendiri itu membuat dia sering lembur memperbaiki semua kesalahan atau jabatannya akan diturunkan dan dimutasi. Dalam waktu sebulan Zaky terlihat sibuk memperbaikinya masalah demi masalah hasil temuan SPI hingga selesai, sekarang dia bisa sedikit lebih leluasa menjenguk istrinya yang sayangnya masih betah berada di alam bawah sadarnya.

"Kiran.. lagi apa nak? Betah bener kayaknya tidur terus. Gak kangen ibu kah? Bangun lah sayang. Cerita ke ibu apa yang kamu rasakan sekarang." Wanita paruh baya itu menatap sendu putrinya yang masih tak sadarkan diri.

"Ibu kangen sama kamu, sejak menikah, jarang banget ngunjungin ibu dan ayah." Tak terasa air mata kembali menggenangi mata tuanya.

"Kami gak bosan kah tidur terus nak? Gak bosen denger ibu ngomong hal yang sama terus menerus? Ibu aja bosan nak, tapi kok suka ya." Ibu Kiran kembali terkekeh mendengar dia bertanya dan menjawab sendiri.

"Bangun lah nak, nanti.. nanti.. nanti apa ya. Ibu bingung mau janjiin apa ke kamu, udah tua juga kan kamu soalnya. Gak ngaruh dijanjiin permen, es krim atau jalan-jalan." Kembali sang ibu terkekeh.

"Eh mas istri mas Danu lagi hamil lho, mereka baru tahu sekarang lalu..."

Percakapan sepihak itu nyatanya didengar oleh seorang pria paruh baya yang tak lain adalah ayah Kiran. Lelaki itu berhenti melangkah masuk saat mendengar obrolan sepihak istrinya. Hati ayah Kiran terasa diremas dan sesak saat mendapati kondisi putrinya yang mengenaskan saat tiba dirumah sakit ini. Hanya doa dan semangat yang bisa mereka lakukan untuk menghadapi situasi ini.

Kesempatan KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang