Bab 32 : Pulang

16K 1.6K 149
                                    

Dua Minggu pasca kesadaran Kiran, Zaky mengambil cuti guna menemani istrinya terapi. Retak di kedua kaki Kiran sudah membaik namun dia masih belum bisa langsung berjalan normal. Terapi harus dijalani guna mengembalikan fungsi otot dan tulangnya pasca kecelakaan dan koma. Walau meringis kesakitan karena memang semua yang dulunya mudah dan normal Kiran lakukan menjadi sesuatu yang sulit dan butuh usaha keras untuk melakukan nya.

Zaky setia mendampingi dan menemani namun sayangnya itu tak berarti apa-apa bagi Kiran. Apa yang dia alami saat koma lalu, Kiran tak tahu apakah itu nyata atau hanya ilusi guna memberikan kebahagian semu atau menyembuhkan rasa sakit dan terluka akibat kebodohannya. Walau singkat tapi kejadian yang tak masuk akal itu akan ia kenang guna menjadi pelajaran baginya, karena ia percaya tak ada yang kebetulan bukan, semua sudah ditetapkan termasuk ilusi kembali ke masa lalu itu.

"Kenapa kamu mau nyusahin diri ngurus aku mas?"

Sudah empat hari Kiran mendiamkan Zaky. Tidak menggangap keberadaan nya, namun lama-lama gatal juga bibirnya ingin bertanya.

"Ngomong apa sih dek, kan udah kewajiban aku ngurusin kamu, kamu kan istri aku." Jelas Zaky.

"Oh kita masih suami istri ya, bukannya dulu kamu yang ngotot mau pisah dari aku dan milih Adel? Kok belum diurus? Eh gimana kabar kalian, Adel gak marah kamu sibuk  ngurusin aku di sini. Ahh aku tahu dia kan wanita lembut dan pengertian. Gak kayak aku, pasti dia ngertilah ya." Pancing Kiran.

"Jangan bahas orang lain lagi, hubungan kita lebih penting untuk bahas." Elak Zaky.

Jawaban Zaky membuat Kiran tertawa sinis. Zaky malu untuk mengakui pada Kiran jika Adel, selingkuhan yang dianggap lebih dari Kiran ternyata wanita murahan. Dan entah kenapa semuanya baru terbongkar saat ia sudah yakin dengan pilihannya melepas Kiran. Entah ini karma atau dirinya yang terlalu bodoh dalam memutuskan.

"Kenapa? Untuk hubungan kita udah gak ada lagi yang harus kita bahas. Kita udah selesai mas. Selesai saat kamu milih dia. Apa perlu aku ungkit lagi obrolan di HP kalian?"

"Maafin mas dek, mas khilaf. Gak bisakah kita kembali bersama seperti dulu? Mas janji bakalan berubah, membahagiakan kamu dan anak-anak kita nanti."

Kiran mengelus perutnya saat Zaky membahas soal anak tadi, dia sudah tahu bahwa dia keguguran akibat kecelakaan tunggal tersebut. Kiran mengutuk kebodohan nya yang tak sadar sudah berbadan dua dan lalai menjaga diri hingga akhirnya bisa kecelakaan. Setetes air mata mengalir di pipinya namun segera dia hapus.

"Kenapa? Ada apa dengan Adel? Sampai kamu mau minta maaf dan berjanji seperti ini. Jika ini paksaan orangtua kamu lagi, maka lupakanlah." Tegas Kiran.

"Tidak dek, ini murni dari hati mas sendiri. Mas sudah sadar dan menyesal, mas.."

"Apa ada yang kamu sembunyikan dari aku mas? Ada apa antara kamu dan selingkuhan kamu itu?"

Zaky terdiam, dia bingung ingin menjawab apa hingga akhirnya dia memberikan hpnya kepada Kiran, memperlihatkan berita dan video viral Adel. Kiran hanya tersenyum saat melihatnya. Dia sudah menduga, Zaky tak mungkin mau merendahkan diri untuk minta maaf jika hanya sadar dia bersalah. Andai Adel tidak tertangkap dan viral seperti itu tentu saja tak mungkin ada lelaki ini di hadapannya sekarang.

"Urus perceraian kita secepatnya mas." Tanggap Kiran setelah menyerahkan kembali hp Zaky.

"Dek.. mas mohon, pikirkan lagi."

"Jika posisi kita di balik, aku yang berselingkuh, jelekin kamu ke selingkuh aku trus setelah tahu dia bajingan aku menyesal minta balik, apa kamu akan mengabulkan permintaan ku mas?" Pancing Kiran menantang.

Zaky terdiam, dia mendadak gusar dan tak tahu bagaimana memberi jawaban agar terdengar bijak namun bisa mengembalikan kepercayaan istrinya. Tapi ternyata dia tak berhasil menemukan nya.

Kesempatan KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang