29

1K 87 21
                                    

Halo bucinable, sesuai yang aku bilang, ini dia. Nggak panjang kok, singkat, jelas , dan padat (GAJEnya)

So, happy reading

Dari dulu, menunggu adalah sesuatu yang tak pernah menyenangkan. Hari ini sudah menjelang petang, sebentar lagi malam, tapi kenapa terasa lama sekali. Irene sedari tadi duduk disofa dengan perasaan yang luar biasa bahagianya. Beberapa kali ia mengelus lembut  perutnya yang masih rata dan menengok jam ,

"Tunggu appa pulang ya nak"  ucapnya dengan sedikit menunduk melihat perutnya. Tentang Taerin? Anak itu belum tahu karena Irene belum memberi tahu, Irene ingin Taehyung adalah orang pertama yang mengetahui kehamilannya setelah dokter tadi.

"Eomma, tolong buka kan yogurt pusangku" Taerin tiba-tiba datang dan menyodorkan sebuah kemasan yogurt pisang kesukaannya. Irene pun dengan senang hati menerima itu, lalu membukanya.

Ketika kemasan berisi yogurt pisang itu terbuka, tiba-tiba Irene merasa mual sungguh luar biasa, ada sesuatu yang memaksa untuk keluar hingga membuatnya merasa tak nyaman. Iapun langsung menyodorkan itu pada Taerin dan segera berlari menuju westafel terdekat.  Melihat ibunya yang terlihat sesemikian, Taerin sebagai anak merasa khawatir kepada sang ibu, dan ikut berlari mengikuti ibunya.

"Eomma, gwenchana?" Tanya Taerin ketika melihat Irene sedang membersihkan mulutnya.

"Eomma tidak apa-apa sayang" jawab Irene halus

"Tapi kenapa ibu muntah? Bukankah biasanya eomma tidak apa-apa ketika membukakan yogurt untukku? Eomma mianhe" ucap Taerin dengan mulai terisak, rupanya anak kecil itu merasa bersalah.

"Eoh kenapa menangis? Eomma tidak apa-apa, hanya sajaa.." Taerin langsung mendongak mengibaratkan 'apa?' "Adik kecil didalam sini tidak menyukai aroma yogurt pisangmu" jawab Irene dengan senyum yang semakin cantik, dan dalam detik itu pula kedua mata Taerin membola mulutnya menganga, apa ibunya ini bercanda? Atau ia yang salah dengar? Adik kecil?

"Eomma, adik kecil?" tanya Terin lagi

"Iya, adik kecil. Seseorang yang akan Taerin, eomma, dan appa sayangi" jelas Irene dengan lembut.

"Aku tidak suka, nanti eomma dan appa alan melupakanku" Taerin marah dan mulai berkaca-kaca.

Disinilah Irene merasa sedikit aneh. Apa yang dibayangkannya dalam angan sejak siang tadi tak sesuai dengan realita yang terjadi saat ini. Irene pikir Taerin akan berbinar senang luar biasa senangnya sebentar lagi memiliki adik,  seperti Taerin dulu yang ingin Jennie segera melahirkan. Why? Kenapa semua seperti ini. Tapi ingatkan Irene,  ia juga pernah mendengar bahwa tak jarang juga anak akan bereaksi seperti Taerin ketika tahu akan memiliki saudara.

"Taerin sayang, meski nanti Taerin punya adik, tetap saja, semua takkan ada yang berubah" Irene berjongkok lalu sedikit mendongak agar bisa melihat waja Taerin saat ini "..eomma, appa akan sangat menyayangi seperti saat ini. Kamu, juga adik ini , sama-sama anak eomma dan appa. Jadi, tentu eomma appa akan membagi sama rata kasih sayang kami terhadap kalian. Jadi, Taerin jangan takut hal-hak seperti itu terjadi. Taerin percaya kan? Anak eomma pintar kan?" jujur saja, meski belum mempelajari ini semua, Irene sebagai orang dewasa memiliki naluri ibu yang kuat.

"Jadi eomma dan appa tak akan menitipkanku ke panti asuhan kan?" tanyamya polos,

Dan itu membuat Irene tertawa "Bagaimana bisa orang tua akan menitipkan anak kesayangannya kepada panti asuhan dalam keadaannya yang mampu sayang" memang terkadang anak kecil itu menyebalkan, tapi menyebalkan yang mengandung sedikit unsur kelucuan, Irene dibuat bergeleng karena kelucuan Taerin ini.

S C E N E R YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang