34

1.1K 92 5
                                    

Happy Reading
.
.
.


"Noona , sudah kubilangkan seperti apa jadinya jika kau masih dalam ambisimu" Jungkook berucap dengan emosi yang sudah berada diambang batas. Ia marah tapi juga kasihan terhadap kakaknya itu.

"Kau bisa lihat sendiri kan bagaimana dia dengan mudahnya menjelaskan betapa rendahnya dirimu?"

"Apa kau tak malu?"

Seulgi disini hanya bisa diam saja. Ada pembenaran ada juga penolakan yang bergejolak disatu waktu dalam hatinya tentang apa yang diucapkan Jungkook sejak tadi.

"Kenapa diam? Eoh? Kau sedih?" Jungkook berjalan kearah Seulgi. Kedua tangannya terulur hingga pundak Seulgi. "Tatap mataku!!" oke, ini perintah . Seulgi menatap mata Jungkook sendu "Berjanjilah padaku, setelah ini kita akan kembali ke Amerika, dan menjalani hidup dengan semestinya disana, bukan menjadi pengganggu lagi disini"

Bukannya menjawab, Seulgi malah membuang tangan Jungkook yang berada dipundaknya, melawan rupanya.

"Tidak akan sebelum dia menderita"

Jungkook yang mendengar ini langsung naik pitam. Ia heran dengan wanita dihadapannya ini. Sebenarnya dimana otaknya? Bukankah karena kejadian tadi saja, pasti Taehyung telah bersiaga menjaga keutuhan keluarganya.

"Terserah kau saja! Kali ini, aku akan benar-benar tak ingin membantu, atau melindungimu!" Jungkook melonggarkan dasi yang menggantung dilehernya, "Lakukan sesukamu, jangan mencariku bila sesuatu yang buruk terjadi padamu! Aku tak peduli" Jungkook benar-benar tak main dengan apa yang ia katakan saat ini. Tak peduli siapa wanita yang ada di hadapannya saat ini. Balas dendam bukanlah hal yang baik, cukup sekali saja ia menjadi bodoh. Dan setelahnya, Jungkook meninggalkan Seulgi dengan langkah tegasnya.

~~~

"Aakhh, Taehyung-ahh"

"Bisakah sedikit pelan"

"Sepelan apa? Seperti ini?"

"Haha, itu geli"

Beginilah Taehyung jika sedang memijat kaki Irene. Tidak pernah pas. Dia bukan tukang pijat yang baik. Dia akan asal memencet bagian yang dijangkau tangannya. Sesekali meringis sok imut ketika Irene membulatkan mata.

"Lain kali, kau tidak boleh terlalu banyak beraktivitas, kakimu akan membengkak nanti" ujar Taehyung yang masih fokus memijat kaki sang istri.

"Baiklah, belum juga 24 jam kau tahu aku hamil. Kau sudah sangat cerewet" jawab Irene santai sembari menunggu reaksi sang suami.

"Apa kau bilang? Aku cerewet?" Taehyung tak terima dibilang cerewet. Ia melihat istrinya yang sengaja menggodanya, sedikit mengejek dengan menjulurkan lidah. Sudah tidak bisa ditahan lagi. Wanita ini benar-benar mengundang Taehyung dengan segala kegemasannya.

"Iya, kenapa? Kau-.." Irene menunjuk Taehyung dengan jari telunjuknya "...sangaaaaat cerewet" Irene terbahak ketika kedua manik hitam suaminya menengah, mengikuti telunjuknya seperti terhipnotis.

Tapi, Taehyung segera tersadar. Cukup sudah ia dipermainkan Irene saat ini. Sudah tak ada lagi toleransi! Wanitanya itu, sengaja menggodanya. Jadi, jangan salahkan Taehyung yang langsung sigap menerkam wanita dihadapannya itu. Memeluknya hingga punggung mungil itu membentur halus permukaan kasur dalam keadaan berbaring dengan Taehyung disampingnya. Iya disamping, bukan diatas, ingat ada bayi didalam perut sana.

"Sekarang tidak mengejekku lagi?" tanya Taehyung ketika mendapati Irene hanya terdiam dan menatapnya.

Irene menggeleng disela senyumnya, ia mengalungkan kedua tangannya pada leher Taehyung, lalu melepaskan satu lagi untuk menyampirkan poni rambut Taehyung yang menutupi sebagian wajah tampannya.

"Aku melakukan itu hanya untuk menciptakan momen yang sudah jarang sekali hadir Tae"

Taehyung tersenyum lebar, ia mengangkat satu alisnya " Jadi, bukan hanya aku yang merindukan momen seperti ini"

"..maafkan aku, mulai saat ini aku akan belajar membagi waktuku lagi untuk istri ku, dan kedua anakku" Taehyung mengatakan ini dengan tulus dari dalam lubuk hatinya, bukan hanya untuk sekedar meluluhkan hati Irene.

Dan yang terjadi selanjutnya adalah Taehyung yang menenggelamkan wajahnya diantara potongan leher dan bahu sang istri. Merasakan aroma vanilla khas yang menyeruak dari tubuh sang istri. Mencari kehangatan yang sudah jarang sekali ia lakukan. Memberi beberapa kecupan kecil pada kulit leher sang istri . Tidak ada paksaan atau hal semacamnya, karena oada kenyatannya, Irene juga menerima setiap sentuhan yang diberikan Taehyung.

Untuk saat ini, biarkan mereka menikmati hal yang memang menjadi hak mereka. Saling menyalurkan rindu melalui sentuhan-sentuhan lembut yang tidak membahayakan.

Sekali lagi, biarkan hanya mereka yang tahu apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Kalian para pembaca, jangan kepo😆

Gatau aku nulis apa, random banget, gajelas banget. Mianhe😞

S C E N E R YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang