36

948 72 15
                                    

Happy Reading
.
.
.

 Malam semakin larut, Seulgi baru saja selesai mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam semakin larut, Seulgi baru saja selesai mandi. Dengan rambut setengah keringnya, bersama dengan tubuh yang masih terbalut bathdrobe berwarna putih ia berdiri didepan jendela yang tirainya terbuka. Matanya menangkap pemandangan indah kota Seoul dari ketinggian dimalam hari. Pernak-pernik lampu kota menghiasi sepanjang perjalanan dibawah sana, serta gedung-gedung yang menjulang tinggi dengan berbagai desain di hadapannya.

Ia masih di Korea.

Entah kenapa, ia menjadi terlalu terobsesi semenjak Taehyung yang pernah dengan mudahnya merendahkannya 3 bulan yang lalu. Hubungannya dan Jungkook juga tidak sebaik dulu lagi. Mereka bertemu hanya ada sesuatu yang harus dibicarakan saja, hati Seulgi menjadi sakit. Semua berantakan.

Seulgi tersadar dari lamunannya ketika ponselnya yang berada diatas meja sana berdering. Sesikit berlari ia meraih telpon tersebut, menggeser layar lalu menempelkannya pada telinga sebelah kanan.

"Bagaimana keadaannya?" Entah siapa yang ditanyakan, Seukgi terdengar jelas menanyakan hal itu.

"..baiklah, besok buat aku bertemu dengannya. Bisa tidak bisa harus bisa, meski aku harus berakting secara tak terduga" lalu Seulgi mematikan ponselnya. Jujur saja, Seulgi merasa sedikit gemetar untuk menunggu esok hari.

Kenapa harus terselip rasa tak tega ketika ia baru saja berusaha ingin melakukan setitik langkah.

Setelah Taerin berangkat sekolah bersamaan dengan Taehyung yang juga  berangkat bekerja, Irene menjadi sendiri dirumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Taerin berangkat sekolah bersamaan dengan Taehyung yang juga berangkat bekerja, Irene menjadi sendiri dirumah.

Sepi sekali rasanya.

Ia menoleh kekanan lalu kiri ruang tamu yang sedang ia tempati ini. Lebih tepatnya membayangkan ketika makhluk kecil yang tumbuh dalam dirinya itu lahir dan tumbuh menjadi balita yang super aktif. Berlari dari ujung ke ujung, lalu akan membuat mainannya berserakan dilantai. Dan sesekali rewel karena menginginkan sesuatu. Membayangkan saja Irene sudah bahagia luar biasa.

Dilihatnya perutnya yang belum terlalu besar tapi sudah nampak ketika ia menggunakan pakaian ketat. Ia mengusap pelan penuh sayang dan juga kehangatan. Sumpah demi apapun, Irene sangat menikmati masa-masa kehamilannya ini. Ia juga menikmati masa-masa ia mual dipagi hari, pusing disiang hari, dan kakinya yang mulai bengkak disore hari.

Itu adalah hal yang wajar bagi ibu hamil.

Mungkin karena sepi atau bagaimana, sekelibat ide datang begitu saja pada benak Irene. Kenapa ia tiba-tiba terpikir donat dengan lapisan cokelat lumer, lalu ditaburi mesis warna warni. Pasti rasanya enak.

Hal itu tanpa sengaja membuat Irene menelan ludahnya sendiri. Ia melirik bawah, tepatnya perutnya. Lalu bertanya "Apa kau ingin donat nak?" sebenarnya tak ada jawaban karena anaknya itu masih berbentuk janin kecil, tapi perasaan Irene sangat menginginkannya "..oke, eomma akan buat yang banyak, buat kakak dan appa juga" mungkin inilah yang dinamakan ikatan batin ibu dan anak (wkwkw, aku ngawur)

~~~

Tak butuh lama, Irene sudah sampai dapur. Siap dengan celemek yang menempel pada tubuh bagian depannya guna untuk melindungi baju putihnya dari adonan donat nanti.

Dengan teliti Irene mulai meracik takaram tepung, gula dan bahan lainnya. Lalu mengolahnya menjadi adonan . Cukup menguras tenaga tapi tak mengurangi semangat Irene.

Hingga tiba waktunya Irene membentuk donat itu sesuai bentuk yang dia harapkan. Ada yang dibentuk hati, ada yang bulat, ada juga yang lonjong. Jika diingat, seperti anak kecil saja Irene saat ini yang mulai senyum-senyum sendiri ketika membuat bentuk-bentuk donat imi.

Sembari menunggu donat itu mengembang sebelum dimasukkan penggorengan, Irene menyiapkan cokelat dan mesis yang akan dijadikan topping. Tapi, kenapa dilemari tempat biasanya menyimpam persediaan bahan makanannya tidak ada. Padahal Irene sangat menginginkannya.

Tidak mungkin jika Irene harus menghubungi Taehyung hanya untuk membeli mesis warna-warni seperti yang ia mau. Taehyung oasti sibuk dikantor.

Irene melepas celemek yang melekat pada tubuhnya, lalu mengintip keadaan luar rumah. Tidak hujan, ada sedikit cahaya matahari. Ia memastikan keadaan luar memungkinkan atau tidak untuknya pergi ke minimart terdekat. Tapi sepertinya akan baik-baik saja.

Oke, Irene akan pergi kesana . Tak apa jika hanya sebentar.

Setelah mengenakan celana panjang, jaket tebal, dan sendal bulu-bulunya, Irene berjalan keluar rumah. Mengunci rumah lalu mulai melangkah menuju minimart terdekat.

Diperjalanan, ia tak merasa lelah karena hanya butuh waktu sekitar tujuh menit untuk tiba. Ternyata jalan seperti ini malah membuatnya segar dari pada berada terus didalam rumah.

Sebelumnya Irene merasa baik-baik saja , tapi pada saat sampai pertengahan, hantinya mulai gelisah entah karena apa. Ia tak bisa bilang jika ada seseorang mengawasinya, parena ketika ia menoleh ia tak menemukan siapapun, alias sepi. Hingga ketika ia berada didalam minimart pun ia juga merasakan hawa-hawa dingin yang membuatnya merinding. Benar-benar serasa diikuti dan diawasi oleh seseorang dari kejauhan. Tapi Irene kini sedang mencoba keras untuk selalu berpikir positif. Tapi, hatinya serasa susah untuk diajak kompromi.

Setelah mendapat apa yang ia cari, Orene segera menuju kasir untuk membayar barang belanjaannya. Dan pergi setelanya. Tepatnya,pulang.

Degub demi degub hatinya berguncang hebat ketika ia memulai langkah. Ditambah lagi lorong sepi ini, sangat menakutkan. Irene berjanji tak akan mencoba pergi sendiri lagi setelah ini. Ia terus berjalan lurus tanpa menoleh sedikitpun. Langkahnya pun terkesar cepat, hampir seperti berlari.

Lalu ia terkejut bukan main ketika tiba-tiba sosok berpakain serba hitam, dengan hoodie besar hitam yang dipakai tudungnya hingga menutupi wajah pemakainya.

Perasaannya berubah menjadi takut ketiak sosok itu berjalan mendekatnya. Ketika sosok itu maju satu langkah, maka Irene juga akan mindur satu langkah. Disaat seperti ini, Irene berharap Taehyung datang dan menyelamatkannya dari ketakutan yang sungguh luar biasa hebatnya ini.

Jantungnya tercekat tepat setelah sosok itu membuka tudung hoodie besarnya dan masker yang menutupi mulutnya.

Matanya membola tak percaya.

"Ss-Sseulgi?"

Hayo Seulgi ameh ngopo???
Wkwkwk,

Gaes, jaga kesehatan yaa. Beberapa hari ini aku mual, panas , dingin, sampe pandangan juga kabur.

Hemm, kalian jangan sampe yaah.

Big love from me💜💜💜

S C E N E R YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang