31

1K 93 12
                                    

Happy Reading
.
.
.
.

Bagi Irene, apa yang dilakukan Taehyung semalam bukanlah masalah yang sepele. Pikirannya sudah jauh melayang berterbangan kemana-mana tak terkendali. Hatinya terasa berdenyut nyeri ketika teringat akan tanda yang ada pada dada Taehyung, suaminya. Istri mana yang akan baik-baik saja jika suaminya seperti itu.

Setelah melalui malam yang terasa panjang dan menyesakkan, akhirmya hari berganti menjadi pagi. Irene memutuskan keluar kamar setelah mandi supaya tak mengundang curiga Taerin yang sedikit sensitif akan hal yang disembunyikan seperti ini.

Ia tak menemukan Taehyung disofa, dikamar mandi juga tak ada tapi lantainya basah yang berarti pria itu belum lama mandi. Kalian lihatkan? Bagaimana seenaknya Taehyung sekarang. Bahkan ia tak sedikitpun member penjelasan pada Irene tentang apa yang sebenarnya terjadi semalam.

Apa diamnya Irene sungguh tak berarti bagi Taehyung? Ya ampun, Tuhan kuatkanlah wanita yang sedang membawa janin yang masih rentan itu.

Irene sedikit menahan air mata yang terbendung, namun gagal karena pada nyatanya air mata itu berhasil lolos begitu saja. Sama seperti semalam, rasa sesak itu kembali menghampirinya. Ia benci situasi ini, tapi inilah hidup. Dunia terus berputar, ada banyak hal yang terjadi dan itu harus dihadapi. Yang bisa bertanggung jawab ya diri pada diri kita ya diri kita sendiri.

"Eommmaaaaa"
Bagaikan cahaya dalam kegelapan, Taerin datang dengan penampilannya yang sudah rapi mengenakan seragam sekolahnya, rambut yang diikat menjadi dua di bagian sisi kanan dan kiri , mendekati Irene dengan bersenandung dan senyuman yang membuat gadis kecil itu terlihat  cantik.  Dengan segera Irene mengeringkan air matanya dengan telapak tangannya.

"Kenapa eomma disini?" anak itu bertanya dengan lugunya "..eoh, lantainya basah, eomma kemari" Taerin menuntun Irene menjauhi kamar mandi itu "..eomma tak boleh ada ditempat licin-licin seperti itu. Nanti kalau jatuh bagaimana?" ujar Taerin dengan sedikit mencebikkan bibirnya. Demi apapun itu, hati Irene menjadi sedikit lebih baik hanya dengan nasihat kecil dari puterinya ini.

Dengan sedikit senyuman, Irene mengelus halus puncuk kepala Taerin, "eomma akan baik-baik saja selama ada Taerin" lalu ia membungkuk dan mencium dahi Taerin.

Taerin tersenyum " Kita akan baik-baik saja jika bersama-sama, appa dan adik kecil tentunya" pembenaran Taerin

Irene hanya bisa terkekeh, "Ayo sarapan" ajak Irene yang sebenarnya ingin menghindar dari topik yang sepertiini.

~~~ DIKANTOR ~~~

"Yaa Jungkook-ah , katakan padaku apa yang terjadi semalam" Taehyung baru saja masuk ruangan ini, dan langsung bertanya terus terang kepada Jungkook yang sebelumnya fokus terhadap layar laptop dihadapannya.

Meski awalnya ia sedikit terkejut, ia menarik nafas dan melepaskan kaca mata yang dipakainya sejak tadi .

"Hyung, kau yang melakukan kenaoa bertanya padaku?" ucapnya seperti tanpa beban.

"Jangan bercanda, aku hanya minum untuk menghilangkan stress ku"

"Memangnya kenapa denganmu?" tanya Jungkook lagi

"Kenapa ada noda lipstik pada bagian dadaku, aku hanya pergi bersamamu semalam!"

Jungkook sempat menggigit bibir bawah, sebenarnya ia melakukan ini untuk meminimalisir akan kegugupan.

"Itu, aku yang melakukannya" ucap wanita yang tiba-tiba datang dari balik pintu.

"Kau? Ss-seulgi?"

Wanita itu hanya mengangguk, dan bersenyum miring.

Udara disini tiba-tiba terasa panas, bersamaan dengan kemarahan Taehyung yang semakin membara. Tangannya sudah mengepal kuat. Ia melirik kearah Jungkook.

Sudah tak dapat ditahan lagi,
Taehyung berjalan kearah Jungkook, sekali gerakan ia berhasil mencengkeram keras bagian kerah kemeja Jungkook, wajahnya memerah dan berkeringat

"Jadi, kau yang mengendalikan semuanya?" tanya Taehyung tak percaya .

Buggh , Taehyung memukul keras rahang Jungkook sehingga membuat pria itu jatuh tersungkur dilantai .

"Kenapa kau tega berhianat terhadapku? Jawab, jelaskan semua ini Jeon Jungkook!!"

"Jangan sentuh dia!!" Seulgi bersuara keras kepada Taehyung yang akan melayangkan pukulannya lagi

"Why?" menjawab Seulgi dengan segala kemarahannya "...apa kau berfikir bagaimana perasaan istriku? Kau juga wanita Kang Seulgi-ssi , seharusnya kau juga bisa berfikir tentang itu" Kini Taehyung lebih tertarik untuk meluapkan emosi kepada si dalang dari semalam.

"Hyung, itu salahku" ujar Jungkook sembari berusaha berdiri lagi "..aku melakukan ini daripada harus melihatmu  kehilangan apa yang kau kerjakan sejak dulu hyung" rupanya Jungkook melindungi Seulgi

Mendengar itu, Taehyung terkekeh disela-sela emosinya. Tangannya mengepal keras menahan amarah "Kehilangan kerja kerasku? Kehilangan perusahaanku? Apa itu sungguh lebih berharga daripada istriku dan keluargaku?" ia bertanya dengan nada yang dibuat santai "Apa aku sebodoh itu JEON JUNGKOOK?" sudah tidak ada lagi santai. Taehyung bertanya lagi dengan nada keras penuh penekanan diakhir kalimat.

Jungkook hanya terdiam, dan menunduk.

"Apa wanita itu membayarmu dengan sangat mahal? Kenapa kau jadi seburuk ini Jungkook-ah, aku seperti tak mengenalmu"

"Kim Taehyung, hentikan!!" Seulgi angkat bicara merasa adiknya dilecehkan oleh Taehyung

"Why? Kau membayarnya berapa? Apa lebih besar dari gaji bulanannya disini? Haruskah aku membayarnya lebih mahal lagi untuk menghancurkanmu juga?"

Hari ini, Seulgi benar-benar merasa dilecehkan dalam satu waktu. Pria ini tak pernah berubah seiring berjalannya waktu.

"Lalu sebutkan apa bedanya aku dan istrimu? Bukankah dia juga menjadi benalu diantaramu dan Jisoo dulu?"

"Tutup mulut sampahmu!!, katakan padaku apa hubungamu dengan Jungkook"

"Hentikan, dia kakakku hyung" jawab Jungkook dari belakang..

Taehyung bertepuk tangan seolah berbahagia,

"Woahh, kalian saudara ternyata, pantas saja kau juga pandai soal penghianatan Jeon Jungkook" dia menjeda lalu mendekati Seulgi "Kau bertanya kan? Apa bedanya kau dan Irene? Akan kujawab. Bedanya Irene denganmu adalah, Irene selalu sadar diri dengan siapa dirinya dan dimana tempatnya, bukan dirimu yang memaksa untuk mendapatkan tempat yang tak sepantasnya kau tempati, sekarang kau tahu kan?"

Dan itu berhasil membuat Seulgi bungkam mematung dengan menahan air matanya. Mereka benar-benar hancur sekarang. Tapu Taehyung segera sadar, bahwa ada hal yang perlu diurus selain sampah-sampah disekitarnya saat ini.

Irene dirumah pasti menunggu kejelasan darinya, iya, Irene butuh kejelasan

Haish mbuh rek mbuh. Mumet aku, mudeng karepmu ora yo karepm😜

S C E N E R YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang