Malam minggu.
Malam ini kafe sangat ramai. Bukan karena sudah memasuki akhir pekan saja, tetapi juga karena ada live music sekarang.
Ya, beberapa hari yang lalu Kak Alvian menyarankan untuk mengundang teman kuliahnya dulu. Mereka memiliki band sendiri dan sudah sering tampil dari kafe ke kafe. Juga tak jarang menghadiri acara sekolah. Untuk menarik pelanggan dan meramaikan suasana kafe kami berempat setuju untuk mengadakan live music.
Terbukti malam ini kafe lebih ramai dari malam minggu yang sebelumnya. Bahkan banyak menu yang sudah sold out sebelum jam 10 malam. Padahal kalau Sabtu malam begini, kami biasanya tutup pada pukul 12 malam. Hal itu membuat kami sedikit kualahan, tapi juga senang di waktu yang bersamaan.
Hari ini, pasti pendapatan kafe naik. Yes
"Halo ma, ada apa?" Setelah kafe tutup sekitar satu setangah jam yang lalu, dan kami sudah selesai membereskan semuanya. Mama tiba-tiba menelfonku, padahal tadi aku sudah bilang kalau akan pulang telat. Dan mama juga sudah hafal jadwal di malam minggu lebih larut dari biasanya.
"Kamu udah beres?"
"Udah ma ini mau pulang. Kenapa, mama ada yang mau nitip sesuatu?"
"Kamu pulang sama siapa? Motor kamu kan lagi di bengkel." Didengar dari nada bicara mama, sepertinya mama sangat khawatir.
"Karin pulang diantar kak Alvian ma sepertinya. Tapi kalau ga bisa ya Karin naik ojek online aja."
"Eh engga, ga boleh. Ini udah mau jam 2. Lagian kamu larut banget sih, biasanya juga walaupun malam minggu kamu ga sampai jam 1 udah selesai. Ini kenapa ga pulang-pulang?" Wah, aku baru ingat. Ternyata aku belum memberi mama kabar kalau hari ini kita mengundang band ke kafe.
"Iya ma, hari ini kafe ramai banget. Udah ga apa-apa Karin naik ojol juga udah biasa."
"Emang ga ngerepotin? Tante jadi ga enak. Udah malem lho." Aku mendengar suara mama di seberang telfon, sepertinya lagi ngomong sama seseorang. Mama kebiasaan deh, ga matiin telfon dahulu malah asik ngobrol sendiri.
"Ga apa-apa tante. Justru karena udah malam, ga baik anak perempuan pulang sendiri." Samar-samar aku dapat menagkap suara cowo yang lagi ngobrol sama mama.
"Halo ma, ini telfonnya masih nyambung lho."
"Halo iya iya, udah Karin kamu diem aja ya disana. Nanti ada yang jemput kamu."
"Lah, siapa ma? Bang Arsen lagi di rumah?" Lagian, kalau bukan Bang Arsen siapa lagi yang bisa jemput aku malam-malam gini?
"Bukan, udah kamu nurut aja. Awas ya samapi kamu ga nurut dan pulang sendiri pakai ojol!"
"Lah gimana sih? Terus yang jemput Karin siapa emangnya?" Gawat. Mama seperti menutul-nutupi sesuatu.
"Ada pokoknya, kamu tunggu aja ya. Udah telfonnya mama tutup. Dadah, hati-hati."
Tut
Suara yang menandangan telfon telah dimatikan sepihak.
Mama ini ada-ada saja. Terus aku harus nungguin orang yang jemput aku? Yang bahkan ga jelas siapa orang itu? Kalau ternyata aku ga dijemput gimana? Masa aku harus nunggu disini samapai subuh sih?!
Lagian siapa sih orang yang mau jemput aku itu?
TBC
Thx buat yg udh baca
Jgn lupa vote n comment ya para Wattijen:)
C u!
KAMU SEDANG MEMBACA
moccacinyou
Teen FictionKatanya, semua manusia diciptakan berpasang-pasangan. Katanya, jodoh itu ga akan tertukar. Dan katanya lagi, jodoh akan datang dengan sendirinya. Tapi, apa aku harus percaya kalau pasanganku itu, akan datang secepat ini? Semuanya terjadi begitu saja...