'MCY ; 17'

315 46 0
                                    


Aku sudah bersiap menunggu jemputan dari Adrian. Sekarang sudah pukul 5 sore, resepsi dilaksanankan jam 8 malam nanti. Karena kami masuk dalam kategori keluarga, jadi kami memutuskan untuk datang lebih awal dari tamu undangan biasanya. Resepsi itu digelar di kota sebelah, butuh waktu sekita 2 jam jika tidak ada masalah diperjalanan.

Mengetuk-ketukan jariku di meja ruang tamu, aku menunggu Adrian dengan sedikit gelisah. Pasalnya, aku sekarang menggunakan dress sederhana berwarna kelabu. Saat melihat dress ini kemarin aku langsung naksir dan segera membelinya. Namun ada hal yang sempat membuatku ragu, bagian belakang dress ini sedikit terbuka menurutku. Berkat paksaan Stephani yang mengatakan Adrian akan klepek-klepek jika melihatku memakain dress ini. Alhasil aku memakainya untuk acara resepsi malam nanti. Semoga penampilanku tidak memalukan, apa lagi aku hanya merias wajahku dengan skill pas-pas an dan hanya mengandalkan tutorial di you tube.

 Semoga penampilanku tidak memalukan, apa lagi aku hanya merias wajahku dengan skill pas-pas an dan hanya mengandalkan tutorial di you tube

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terdegar suara mobil yang terparkir tidak jauh dari pagar rumahku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terdegar suara mobil yang terparkir tidak jauh dari pagar rumahku. Sepertinya itu mobil Adrian, "assalamualikum."

"Waalaikum salam," jawabku bersamaan dengan mama yang baru saja muncul dari arah ruang tv. Mama seketika melebarkan senyum. Entahlah mama selalu terlihat bahagia dan bangga setiap kali bertatap muka dengan Adrian. Sebesar itu harapan mama akan perjodohanku denganya.

"Eh nak Adrian sudah datang, sini duduk dulu yuk." Adrian membalas dengan senyum tipis andalannya, "ga usah tante langsung aja, Karin juga kelihatannya sudah siap." Diapun melempar pandangan ke arahku, membuatku spontan beranjak dari sofa. "Tante bareng saya juga ya," ajak Adrian masih dengan senyum menawan.

Mama menggeleng singkat, " ga usah nak, kamu sama Karin aja. Mama bareng sama Salsa dan Arsen berangkatnya. Itu mereka udah siap." Kami menoleh pada Salsa yang sedang menggendong Elena anaknya, didampingi Bang Arsen juga baby sitter yang menemani Salsa kemanapun dia pergi. Jangan heran, itu sudah perintah dari Bang Arsen dia tidak mau melihat istrinya kelelahan sedetikpun, bucin ish. "Eh ada adik ipar," sapa Salsa ramah. Sedangkan bang Arsen hanya memberikan senyum sekilas saja. Cih, sok dingin banget bang.

"Kalo gitu, kita berangkat dulu ya." Pamitku, disusul dengan Adrian yang menyucapkan salam, juga salim pada mereka bertiga. "Ati-ati," bang Arsen berkata sambil menggenggam tangan Adrian yang sedang bersalaman dengannya. "Iya, bang."

moccacinyouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang