"Nila!"
Teriakan itu membuat gadis yang tengah dalam posisi berbaringnya langsung terbangun. "Kenapa Bun? Kok teriak-teriak, Nila kan gak budek."
Bunda langsung menggeleng -mungkin, sedikit sebal mendengar jawaban Nila yang semaunya. "Ini malam minggu, kenapa kamu masih di rumah aja?"
"Bun, karna ini malam minggu jadinya Nila di rumah." Nila menjawab sambil kembali berbaring membuat Bunda semakin kesal. "Mending kamu keluar. Jalan-jalan atau nongkrong sama temen kamu."
"Temen yang mana sih, Bun?"
"Temen kamu yang single. Cowok kalau bisa."
"Bunda, Nila bahkan baru seminggu yang lalu jadi 24 tahun."
Bunda langsung mendengus, "Sudah 24 bukannya baru 24."
"Kenapa sih, Bunda selalu nyuruh Nila nikah?" Nila memandangnya sosok Ibunya dengan bingung. Nila beneran pengen tahu alasan Wanita yang paling disayanginya itu berubah cerewet ketika melihat dirinya mendekam di Kamar setiap malam minggu.
"Karna kamu emang udah wajib nikah."
"Dih! Kan ada Mas Cakra, Buuuun!" Nila langsung mendapatkan lemparan guling dari pria yang tadi disebutnya. "Mas udah pernah nikah, tau!"
Nila langsung manyun, "Mau kemana? Main cewek ya?"
Bunda Cuma menggeleng melihat kelakuan dua anaknya. "Cakra sekali-kali kamu ajakin adikmu, masa kamu gak punya temen yang bisa dikenalin buat Nila."
"Bunda! Nila gak butuh dikenalin."
Cakra tertawa mendengar permintaan Mamanya, dia juga merasa lucu ketika Nila terdengar merengek seperti barusan. "Gimana Dek, mau ikut Mas Cakra?"
"Ogah! Mas mah statusnya doang duda, mantap mantapnya tiap waktu." Cakra kembali terbahak, dia tak menyangka kalau adik satu-satunya akan selucu ini. "Sok tau!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bi-La (Complete)
Короткий рассказBiru gak pernah mikirin nikah. Nila selalu gak siap nikah. Terus, kenapa mereka nikah?