Nila masih manyun, sedaritadi meninggalkan hotel sampai sekarang dia masih belum mau berbicara. Biru disampingnya cuma bisa menghela nafas. Dia tidak menyalahkan Nila, tapi dia juga tak mau kalau terus-terusan seperti ini.
"Nila.." Panggilnya lembut tapi Nila bahkan tak mau repot-repot menoleh. "Kamu marah sama saya?" Terdengar dengusan dari gadis itu membuat Biru makin merasa bersalah. "Maaf ya."
Nila menghadap Biru kemudian mendelik, "Minta maaf buat apa?" Tanyanya ketus.
"Saya gak tau kalau ternyata ada produk baru dari Perusahaan. Jadi, saya gak dapat cuti." Nila sudah merengut, "Masa mau honeymoon aja gak boleh sih?"
"Iya, maafin saya."
Nila mendengus, "Kok kamu yang minta maaf? Ini kan salah kebijakan Perusahaan kamu. Yang salah tuh, Mas Karis!"
Biru menatap Nila dengan aneh, "Mas Karis?"
"Iyalah, kan dia Ketua Divisi Marketing. Harusnya dia bisa kasih kamu izin tapi -" Nila menggeleng, "Udahlah, aku lagi sebel."
"Kita bisa honeymoon bulan depan," Tawar Biru yang langsung membuat Nila kembali berdecak. "Tsk! Kamu diem aja deh, emangnya kamu kira gak basi honeymoon nunggu bulan depan? Ih, kamu nyebelin banget."
Biru tergagap, bingung gimana mesti membuat mood Nila kembali membaik. Dia merasa serba salah sedari tadi, gadis itu bahkan berkali-kali menghentakkan kakinya. Di dalam mobil.
"Kamu lapar? Mau makan apa?"
Nila menatap Biru dengan tatapan memicing, "Kamu kira aku bakalan gak marah lagi kalau kamu tawarin makanan?"
"Saya traktir semua yang kamu mau." Nila menatap Biru dengan wajah kesal, "Aku gak bisa ya, di rayu pakai makanan."
"Nanti mala-"
"Kenapa nanti malam?" Nila langsung menebak kata yang ingin disampaikan Biru. Laki-laki itu meneguk ludahnya, berpikir hal apa yang bisa membuat gadis itu tak marah lagi. "Nanti malam, kamu.."
"Aku kenapa?" Tuntut Nila cepat.
"Kamu boleh peluk saya, sepuasnya." Biru sedikit menyesal telah mengatakan hal itu, tapi Nila terdiam beberapa saat sebelum menjawab. "Oke."
"H-hah?"
Nila kini sudah berwajah manis, tatapan kesal dan cemberutnya sudah berganti seperti biasa. "Jadi gak sabar nunggu malam deh." Gadis itu menyempatkan dirinya untuk mengedip membuat Biru hampir rem mendadak.
"Sabar sayang, aku gak mau kita pelukan di rumah sakit." Kekeh Nila yang terdengar senang membuat Biru menggeleng. "Saya jadi ngerasa masuk ke jebakan kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bi-La (Complete)
القصة القصيرةBiru gak pernah mikirin nikah. Nila selalu gak siap nikah. Terus, kenapa mereka nikah?