023

2.5K 289 99
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Bener gak mau pulang bareng?"

Argy bertanya sekali lagi ke arah Nila yang masih sibuk dengan komputernya. "Nggak, nanti suami gue cemburu."

"Cih!" Argy berdecih mencibir, "Baru nikah aja, sombong!"

"Biarin, gue nikah mah nimbun pahala kali." Nila menyahut dengan wajah masih serius menatap ke komputernya.

"Emangnya si Argy nimbun apa Nil?" Nata muncul dengan wajah jahil. Mungkin merasa tertarik untuk ikut serta mengganggu Argy yang memang selalu menjadi objek godaan.

"Argy itu nimbunnya double."

"Apa tuh?" Nata terlihat tertarik menunggu jawaban Nila sementara Argy sudah pura-pura menutup telinganya dengan jari. Percuma sebenarnya.

"Nimbun dosa sama benih."

"Sialan!" Maki Argy karna tak bisa membalas perkataan Nila yang memang benar. Nata sih udah terbahak yang makin membuat Argy kesal.

"Nilaaa! Udah dijemput tuh."

Argy menatap Nila dengan bingung, "Katanya suami lo lembur."

"Emang," Balas Nila yang kini sudah bersiap untuk pulang. "Itu Mas Cakra."

"Dih! Mending sama gue kali Nil." Nila menggeleng dengan tangan melambai, "Ogah! Nanti digosipin tetangga, mending digosipin sama Nata. Harkat martabat gue masih terjaga, kalau sama lo mah kebalikannya."

"Sial! Udahlah, balik aja sana."

Nila tertawa ketika mendengar omelan Argy, separah apapun ejekan yang didapat laki-laki itu dia tak pernah marah. Makanya, Nila dan yang lain selalu suka mengganggu laki-laki itu.

"Jangan kangen gue Gy, dosa!"

"Najis!"

Cakra yang sudah berada didalam mobil menatap kemunculan Nila dengan aneh. "Kenapa, Dek?"

"Biasa Argy."

"Dulu Mas kira kamu bakalan nikah sama Argy." Nila yang tadinya tersenyum langsung menatap ke arah Cakra dengan tatapan gak berminat. "Mas, apa yang Nila denger barusan itu sama persis kalau denger Mas naksir sama Mas Karis."

Cakra melotot, "Karis kan cowok, Dek."

"Ya udah, Argy itu setipe sama Nila." Mata Nila berkilat jahil. "Kalau yang setipe itu gak seru, nah kalau Biru baru deh."

"Apa?" Cakra langsung menyahut cepat. "Pasti kamu mau bilang yang aneh-aneh kan?"

"Aneh-aneh apa sih, Mas?"

Bi-La (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang