015

1.8K 283 32
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ini hari terakhir mereka liburan berdua.  Harusnya sih lama. Tapi, memang susah kalau punya suami modelan Biru. Lelaki siaga dalam artian sebenarnya. Serba bisa pula. Kadang Nila jadi sebel.

"Kamu mau kemana hari ini?" Nila yang lagi berbaring di paha Biru bertanya ke arah pria yang terlihat serius dengan televisinya. "Nggak ada, kamu mau pergi?"

"Nggak juga sih."

Nila diam, bingung mau ngomong apalagi. Kalau biasanya dia bisa bebas menggoda Biru sampai membuat laki-laki itu malu, tapi sekarang udah gak bisa. Ya, bisa sih tapi Nila kan udah memproklamirkan dirinya akan belajar membangun rumah tangga dalam artian real.

Nila mau jadi istri idaman.

"Kamu mau ku masakin sesuatu gak?" Tanya Nila lagi. Biru tersenyum tipis dan memencet hidung Nila gemas, "Saya tahu kalau kamu gak bisa masak. Jadi, apa alasan kamu sebenarnya?"

Nila mendengus, susah juga punya suami super peka.

"Biar kamu mau diajakin bikin dedek." Ucapnya sambil mengedipkan matanya membuat Biru tersenyum.

Aduh, Nila.

Katanya mau jadi istri idaman kenapa karakter kurang belaiannya malah terus kelihatan?

"Jujur sama saya." Perkataan Biru yang lembut membuat senyum jahil Nila sirna, digantikan wajah cemberut gadis itu. "Aku mau belajar jadi istri idaman."

"Apa?"

"Ish! Kamu udah dengar ya." Nila bangun dari posisi berbaringnya untuk menusuk-nusuk wajah Biru membuat lelaki itu tertawa. "Jangan ketawa! Biru maaah."

"Iya-iya, maaf." Biru menghentikan suara tawanya, "Kamu mau jadi istri idaman? Kenapa?"

"Biar kamu gak nyeleweng."

Kalau tadi Biru cuma sekedar tertawa kecil kali ini dia sudah terbahak. Nila mendengus tapi akhirnya ikut tersenyum ketika melihat tawa Biru yang begitu lepas. Hatinya menghangat.

"Emangnya tampang saya bakalan nyeleweng?"

Biru menatap Nila tepat dimatanya dan hal itu membuat Nila malu. "Kamu apasih!" Sahutnya sambil menutup wajah Biru dengan tangannya, Biru yang gemas karna tingkah malu-malu Nila justru membawa telapak tangan Nila untuk di kecup.

Cup!

"Saya."

Cup!

"Setia."

Cup!

"Sama."

Nila tak sempat bereaksi apapun ketika wajah Biru mendekat dan mencium keningnya.

Bi-La (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang