006

2K 321 64
                                    

"Gimana caranya jadi Hetero?" Mungkin kalau Abas lagi minum airnya bakalan muncrat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gimana caranya jadi Hetero?" Mungkin kalau Abas lagi minum airnya bakalan muncrat. Untunglah sekarang Abas cuma duduk sambil menatap Biru yang kelihatan beneran serius dengan pertanyaan tadi. "Gue kena prank?"

Biru menghela nafasnya sebelum kembali berkata. "Saya mau nikah."

Lagi-lagi Abas melongo - dengan tak indahnya. Rahangnya terbuka lebar dengan tatapan mata yang tak kalah lebarnya. Butuh beberapa menit sampai Abas bisa merespon. "Lo serius?"

Dan anggukan Biru tak membuat kekagetan Abas sirna. "KOK BISA?" Tanyanya tak santai yang langsung mendapat tatapan kesal pengunjung café. Mereka memang sengaja mampir setelah pulang kerja.

"Kemarin Nila ketemu sama orang tua saya, dan mereka nanya soal statu-"

"Nila? Cewek? Lo mau nikah sama cewek?"

Untungnya kali ini Abas bisa mengontrol suaranya, karna kalau sampai seisi pengunjung mendengarnya mungkin orientasi Biru akan jadi konsumsi publik.
Biru mengangguk kalem, "Adiknya Mas Cakra."

Abas memijit keningnya yang pusing mendadak - nggak. Lebih mendadak soal Biru yang Gay tapi mau nikah sama cewek. Apa mereka lagi main sinetron kejar tayang?

"Sorry, tapi lo itu.. - Gay?" Biru mengangguk, "Tapi, saya mau menikah."

"Sama cewek?"

"Namanya Nila."

Abas terdiam sambil memijit pelan pelipisnya yang sekarang benar-benar pusing. Omong-omong dia sudah berkali-kali melihat ke arah cashier yang terus-terusan menatap ke arah mejanya.

"Biru, lo sekarang berubah jadi atensi wanita?"

Biru mengikuti arah tatapan Abas dan langsung menggeleng, "Pernah lihat, tapi saya lupa."

Tiba-tiba pintu café terbuka dan memunculkan tiga orang dengan suara obrolan yang cukup keras - sebenarnya cuma suara dua orang cewek karna cowok satu-satunya hanya diam.

"Bitaaa!" Nila berlari menuju meja cashier dan langsung nyengir ketika melihat sosok pria disamping sahabatnya. "Ih, Pak Dosen udah nangkring aja di café. Gak ngajar?"

Wira tersenyum ke arah Nila. "Hari ini cuma ngajar 1 kelas."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bi-La (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang