Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nila menatap ke arah Biru, sejujurnya dia udah mau cepet-cepet masuk ke rumah. Ini masih pagi, tapi sebagai istri yang baik. Dia jadi rela bangun pagi cuma untuk nganterin Biru ke depan mobilnya. Alay? Biarin aja, yang istrinya kan Nila.
"Biru, ini lepasin dulu."
Iya, Biru dari kemarin gak berhenti untuk genggam tangan Nila tiap ada kesempatan. Tapi, cuma sekedar itu. Padahal Nila udah berharap yang lebih-lebih.
"Kamu yakin mau tinggal di rumah?" Biru memandang Nila dengan lembut membuat gadis itu tersenyum geli. "Kamu mau nyuruh aku ikut?"
Biru baru akan mengangguk namun kemudian menggeleng. "Kamu di rumah aja." Senyum Nila yang tadinya mengembang langsung hilang.
Kok dia kaya dilarang ikut ke Kantor sih?
"Kenapa?" Tanya Nila kesal.
Biru menatap Nila sekali lagi sebelum menunduk dan menarik tangan Nila berada didepan wajahnya. "Kamu cantik banget."
Nila merasakan pipinya memanas, ini masih pagi dan suaminya yang luar biasa tampan tiba-tiba muji. Siapa yang gak deg-deg'an?
"Apa sih." Respon Nila sambil berusaha menarik tangannya yang tadi dikecup Biru. Biru tersenyum geli melihat gelagat istrinya yang malu-malu. Mungkin masih pagi jadi istrinya normal.
"Di Kantor saya ada Satria."
Nila yang masih malu-malu tampak bingung, "Ya emang, Mas Satria kan kerja disa -" Nila tak menyelesaikan ucapannya karna Biru tiba-tiba mengecup keningnya dan berbisik. "Saya berangkat, sayang." Lalu masuk ke mobilnya dan pergi.
Nila masih bengong, tadi Biru manggil dia apa? Tadi, kenapa sama Mas Satria?
Bibir Nila langsung tersenyum lebar, ternyata Biru masih cemburu ya?Aduh, senangnya. Kalau gini sih, mendingan Nila pamer dulu sama temen-temennya.
Tangannya dengan terampil mencari kontak dua sahabatnya. Ketika mendengar suara jawaban dari seberang Nila langsung berujar. "Gimana nih? Gue kayanya jatuh cinta banget sama Biru."
ו°•×
"Gue udah bilang berapa kali sih? Lo kalau ada masalah tuh cerita." Asta yang duduk disebelah Biru menunjuk dirinya, "Gue Bas?" Tanyanya bingung.
Abas mendengus, "Lo gak usah diminta malah selalu cerita. Pusing gue, idup lo masalah semua isinya." Asta nyengir kemudian menyenggol lengan Biru. "Lo tuh yang dimaksud."
Biru yang tadinya fokus dengan laptop yang berada didepannya menoleh. "Kenapa?"
"Tsk!" Abas menarik kursi untuk duduk semakin mendekat ke arah sahabatnya. "Lo mending cerita deh. Kenapa? Video yang gue kasih kurang yahud?"