Nila memang salah satu staff Humas yang paling sering diminta untuk mengurus masalah hubungan eksternal antara perusahaannya dengan relasi. Tapi, dia selalu malas kalau disuruh datang ke Perusahaan tempat Cakra bekerja.
"Kenapa lo manyun?"
Nah, Nila makin sebal karna kali ini yang menemaninya si Argy. Padahal kalau itu Nata, mungkin Nila bakalan terus senyum. Argy itu nyebelin.
"Kok bukan Mba Lani atau Nata aja yang nemenin gue sih? Kenapa mesti lo?"
"Karna yang senggang cuma gue." Argy turun dari mobil membuat Nila tersadar jika mereka telah sampai ke tujuannya. "Lagian Mba Lani sama Mba Diar kan lagi ngurusin internal, kalau Nata lagi pergi ke Media."
Iya juga sih, Perusahaan tempat Nila bekerja mau merayakan anniversary jadi semua pasti sibuk. Masih syukur ada yang bisa menemani Nila, kalau tidak ya Nila bakalan pergi ke Perusahaan lainnya sendirian.
"Ya udah, gue ke kamar mandi dulu deh."
Argy mendengus, "Lo kan jadi Humas udah hampir 3 tahun, masa masih grogi aja?"
"Siapa yang grogi? Gue mau pipis, lo mau gue ngompol pas lagi ketemu sama Pak Harya -Kepala Divisi Humas?" Argy nyengir, "Jangan lama-lama."
"Iya, bawel lo!"
Nila melangkah menuju toilet yang berada di dekat lobby. Dia sih, udah hapal semua lokasi di Perusahaan ini. Sebelum bekerja seperti sekarang, dia sering datang kesini untuk mengantarkan makanan Mas Cakra.
"Lho, Nila ngapain?" Nila berbalik ketika mendengar seseorang menyebut namanya. "Mas Karis, cabut ya?" Tuduhnya.
"Cabut apanya? Emangnya kamu kira ini sekolahan?" Karis gantian memandang penuh selidik ke Nila. "Kamu ngapain? Mau curi informasi soal produk baru ya?"
"Ih, ngapain?! Nila tuh mau kasih undangan sama Pak Harya - eh, malah kebelet." Karis mengangguk, "Toilet tinggal lurus aja."
"Tau, Mas mau kemana?"
"Mau manggil si Biru."
Nila yang awalnya berjalan ke arah depan langsung berbalik, dia gak jadi pipis. "Biru? Staff Mas ya?" Karis kaget karna Nila yang tiba-tiba menghadapnya. Untung tidak dia tabrak, bisa mental tubuh Nila karna ditabrak dirinya.
"Iya."
"Biar Nila yang jemput Mas."
"H-ha?" Karis gak sempat merespon apapun ketika melihat Nila yang berlari, tapi pria itu masih bisa berteriak. "Nila itu mau ke toilet, si Biru kan di Kantin."
"Iya, Nila pipis dulu Mas." Jawab Nila yang membuat Karis menggeleng. "Adeknya si Cakra sama anehnya."
ו°•×
KAMU SEDANG MEMBACA
Bi-La (Complete)
Truyện NgắnBiru gak pernah mikirin nikah. Nila selalu gak siap nikah. Terus, kenapa mereka nikah?