chptr 16

2.8K 171 0
                                    

Budayakan vote ya bosque:*

2 tahun kemudian......

Taewa makin hari sudah bertumbuh besar. Kini ia sudah bisa berjalan mengikuti hyura kemana saja, ini sedikit membuat hyura risih karna saat ia masak taewa juga mengikutinya dan berdiri di belakangnya.

Sudah beberapa kali hyura menegurnya tapi taewa masih tak beranjak pergi dari tempatnya.

"anak mama jangan disitu. Nanti kena percikan minyak nya"

"nggak papa mama"jawab taewa. Iya kini taewa sudah bisa diajak bicara. Terkadang saja ia juga membantah perkataan papanya, itu membuat taehyung marah tetapi hyura selalu menghalangi taehyung jika akan memarahai taewa.

Hyura sangat menyayangi taewa, maka dari itu ia selalu memanjakan anak ini, dan membuat taewa terasa menang dari papanya.

Taewa kini duduk di kursi dapur sambil melihat gerak gerik hyura yang cukup lincah saat memasak.

Sebenarnya taewa ingin bermain dengan mamanya, namun ia tahu bahwa mamanya sekarang sedang sibuk membuat makan siang buat papanya.

Semenjak hyura menikahi taehyung, hyura selalu mengirim makan siang buat taehyung dengan mengajak taewa.

"Nak ayo berangkat, sudah siap kan"pekik hyura sambil mengambil tas kecilnya di sofa.

"mama taewa mau pelmen kapas"ujar taewa yang khas dengan suara candelnya. Tangan mungilnya ia gunakan untuk menarik pucuk bawah dres hyura.

"nanti ya sayang, kita ke kantor papa dulu ya" taewa hanya pasrah dan mengikuti hyura dari belakang dengan muka ditekuk.

Hyura memanggil sopir pribadinya dan segera memasuki bangku mobil belakanh sopir dan disampingnya taewa sedang memainkan mobil mainannya.

Hyura gemas sekali melihat tingkah taewa, ia beranggapan bahwa taewa adalah jelmaan taehyung kecil. Memang benar taewa membawa gen dari taehyung tetapi entah kenapa kelopak matanya sangat mirip dengannya.

•••
"papa taewa mau pelmen kapas"pekik taewa sedari tadi.

"papa sudah bilang jangan makan permen kapas terus terusan cukup 1 kali sehari"ucap taehyungg tegas yang membuat taewa langsung bersembunyi di belakang hyura.

Hyura tak habis pikir kenapa taehyung selalu membuat putranya ketakutan. Hyura berbalik dan mensejajarkan tubuhnya dengan taewa.

"Nanti mama belikan, sekarang taewa duduk di sebelah papa lagi ya"ucap hyura sambil mengelus puncuk kepala taewa.

"hyura jangan memanjakannya, kalu kau terus memanjakannya gigi nya bisa kambuh lagi"tegas taehyung.

"mama"

"taewa kembali duduk disofa"perintah taehyung dengan tegas, yang mau tak mau taewa lakukan dengan sangat berat hati.

Hyura menghempaskan nafas dengan kasar. Iya ini semua salah nya yang selalu membelikan apa yang taewa minta. Memang benar setiap malam taewa merengek sakit gigi ketika memakan permen kapas banyak, dan itu terkadang membangunkan hyura ditengah malam. Mungkin gara gara itu taehyung tidak mau melihat hyura kekurangan tidur dan tidak mau melihat putranya sakit, namun caranya salah.

Taewa kini tidur terlelap di atas sofa dan diselimuti dengan jas milik taehyung.

Sedangkan hyura membantu taehyung mengoreksi dokumen perusahaan. Jangan pernah remehkan hyura, apa kalian tidak ingat hyura adalah perempuan dari kota terkecilnya yang menjadi mahasiswa pertama kali yang mendapatkan bea siswa dan juga pernah meraih juara olimpiade asimetris komputer saat dirinya masih berkuliah. Jadi untuk mengoreksi dokumen cukup mudah bagi hyura.

Hari sudah menunjukkan pukul 7 malam. Para karyawan taehyung sudah pulang sedari tadi, hanya menyisakan keluarga taehyung kecil dan juga penjaga malam.

Taehyung mengendong taewa dan tangan kirinya menggenggam tangan mungil hyura.

Kini mobil taehyung meninggalkan kantor dan menembus kota seoul di malam hari. Tapi sebelum pulang hyura menyurih taehyung untuk mampir ke restoran untuk makan malam karna badan hyura sedikit lelah, dan pasti taewa sudah merasa kelaparan lalu ia akan terbangun dari tidurnya.

Taehyung memarkirkan mobilnya di parkirn restoran. Malam ini cukup ramai dengan muda mudi yang sedang jalan jalan dengan kekasihnya. Hyura pun tersenyum melihat para pemuda remaja yang bersikap romantis kepada pasangannya. Taehyung yang melihat arah mata hyura pun juga ikut tersenyum.

"nggak usah iri sama mereka. Kalu pengen bilang aja sayang"ucap taehyung sedikit pelan.

"mama pengen apa pa?"tanya taewa yang tak sengaja mendengar ucapan taehyung. Hyura hanya melototi taehyung yang sudah berbicara tidak cukup baik didepan anak kecil

Taewa yang tak memdapat jawaban dari jawabannya hanya menatap bergantian kedua orang tuanya dan langsung kembali dengan aktivitasnya tadi, yaitu membolak balikkan buku menu makanan restoran

"taewa mau makan apa?"tanya hyura.

"ma taewa mau makan bubul abalone"

"baiklah mama pesankan dulu, taewa duduk disini sama papa dulu" taewa menggelengkan kepala dan menarik tangan hyura.

"taewa duduk saja jangan merepotkan mama"ucap taehyung dan diangguki taewa.

Taehyung pov

Kini taewa sudah berumur dua tahun lebih dan sudah bisa berbicara tetapi masih susah untuk bicara 'r'dengan fasih. Putra ku ini juga pintar, ini semua berkat didikan hyura. Hyura tak mengganggap taewa anak tirinya, ia mengganggap taewa seperti anak kandungnya sendiri.

Disinilah keberadaanku berada, disalah satu restoran arah rumah ku. Aku duduk dengan berhadapaan dengan hyura, sedangkn taewa di samping hyura.

Memang taewa sudah lengket dengkat hyura. Dia sangat ketakutan jika aku bentak, itu juga jika ia berbuat kesalahan.

Saat hyura akan memesan makanan, taewa menggapai tangan hyura, dan meminta ikut hyura memesan makanan tetapi aku larang. Kini taewa duduk sambil menundukkan kepala di hadapan ku.

"taewa kenapa menunduk? "tanyaku

"papa malah"jawabnya dengan khas cadel nya.

"papa marah karna kamu mau makan permen kapas banyak. Nanti kalu gigi taewa sakit, mama sama papa nggak bisa tidur"jelasku

"mama nggak kebelatan"

"iya memang mama nggak keberatan tapi kalu mama nggak tidur tepat waktu mama juga ikutan sakit. Taewa mau mama sakit? "

"ngga"

"anak pintar, kalu itu makan permen kapas sedikit aja paham sayang?"

"paham pa" aku yang mendengar jawaban taewa langsung mendekati nya dan mencium pipi nya. Berkat didikan hyura anak ini menjadi penurut, dan tidak nakal seperti anak anak sebayanya.

Dari kejauhan aku melihat hyura datang dengan diikuti pelayan sambil membawa makanan pesanan kami.

Hyura langsung duduk di tempatku tadi, karna tempat duduknya aku duduki.

Pelayan itu setelah mensajikan makanan di meja langsung pamit pergi. Kini aku, dan hyura makan dengan mendengar kan celotehannya taewa. Sesekali hyura menimpali putra kami denga pertanyaan. Suasana seperti ini lah yang aku inginkan.

Keluarga kecil yang bercukupan, memiliki istri yang mau menerima kekurangan dan kelebihan ku. Apalagi mau menerima anak dari pernikahan ku dulu. Hyura sudah pernah bilang jika anak ku anak nya juga, ia tak akan mengungkit ngungkit kehadiran taewa saat kami sedang beradu argumen

Hyura sangat pengertian, jika aku emosi dan tanpa sengaja memarahinya ia tak membalasnya dengan kemarahan. Katanya bila api dibalas api, maka akan menjadi kobaran api besar, jika api dibalas dengan ketenangan maka api itu akan padam.

Tbc

Awas typo!

My Big Boss - KTH (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang