EMPAT

92 19 4
                                    

Taehyung ingin sekali pindah menyongsong hidup di planet venus. Biar saja dia hidup dengan alien sejenis Tata–boneka yang entah mengapa sangat Tan takuti, biarkan. Daripada harus di bumi dan di buat pusing tak karuan akibat ulah dua manusia beda umur itu.

Sedari tadi, ingin rasanya Taehyung menghilang saja dari bumi. Daripada harus menghadapi Tan mood on kehilangan jiwa jagoannya dengan menangis tersendat-sendat dengan kondisi hidung semerah buah cherry dan mata yang terus mengeluarkan cairan bening. Tan itu jika sudah menangis berhentinya sangat lama.

Ayah si gembil Tan tersebut terus menenangkan putranya sembari menatap pria yang saat ini sangat ingin ia pukul belakang kepalanya. Siapa lagi jika bukan adik dari mendiang istrinya yang berarti adik iparnya–Jeon Jungkook.

"Tan sayang, sudah ya nanti bisa pusing jika menangis terus. Appa takut dada Tan sesak nanti," ucap Taehyung dengan terus menepuk-nepuk punggung Tan yang terus bergetar.

"Pa-paman Kookie, paman Kookie sangat jahat,"

Percaya lah, Tan sudah mengatakan kalimat itu lebih dari dua puluh kali. Sampai Jungkook yang terus memperhatikannya jadi menggaruk belakang kepalanya, mengeluarkan ringisan kelewat sering. Merasa bersalah.

Taehyung kembali menatap Jungkook sangat horor. Sampai membuat pria bergigi kelinci itu meneguk salivanya dalam-dalam.

"Hyung, aku kan sudah bersembunyi saat meminum susu pisang itu. Tan nya saja yang memergokiku," Jungkook mencoba menjelaskan bahwa dalam hal ini tak sepenuhnya salahnya. Ya, sikap inilah yang membuat Tan dan Jungkook sering bertengkar.

Ayolah, pria Jeon itu perlu diberi pencerahan. Bocah sekecil Tan berumur lima tahun dengan dirinya yang sudah menginjak umur dua puluh dua tahun. Seharusnya Jungkook bisa mengalah.

Taehyung harap kelak saat bocah tengil itu telah berkeluarga, dia sudah insyaf.

"Diam Kook atau ku patahkan tulang lehermu."

"Ya ampun seram sekali," lirih Jungkook.

"Cepat, berikan satu pack susu pisangmu pada Tan sekarang juga."

Kedua manik Jungkook langsung membola, lucu sekali wajahnya sekarang.

"Tapi Hyung, aku kan membelinya untuk persediaanku. Beli saja sana sendiri," kan dasar kurang ajar.

"Kau tahu, Tan hanya ingin susu pisang milikmu. Bukan dari toko lain, aku janji akan ku ganti,"

Taehyung juga sampai heran. Buntalan menggemaskan itu tidak mau susu pisang lain selain yang sudah tersusun rapih di kulkas mini dalam kamar Jungkook. Seolah bagi si kecil menggemaskan itu, susu pisang milik Jungkook adalah susu pisang paling lezat sehingga tidak mau yang lain.

Jungkook mencebik lalu dengan dengusan ia berlalu ke kamarnya dan kembali membawa apa yang langsung membuat bocah yang sedari tadi berusaha mengatur isakannya itu langsung terdiam dan langsung tersenyum.

"Ini, buat Tan. Paman Kookie kasih walau tidak ikhlas." sebal Jungkook dengan menyodorkan susu pisang itu.

Tan yang mendengarnya langsung memasang raut sedihnya lagi dan Taehyung yakin jika ia tak menendang tulang kering Jungkook sebagai isyarat untuk meralat perkataannya, jagoannya itu akan kembali mencetak sungai kecil lagi di pipinya yang sudah merah.

"Eh tidak-tidak, paman hanya bercanda. Ini paman ikhlas kok, untuk Tan apasih yang tidak?" Jungkook mengeluarkan senyuman lebarnya yang membuat Tan juga ikut tersenyum dan menyambut satu pack susu pisangnya.

"Telima kasih paman Kookie, Tan sayang paman besar sekali," ucap Tan lucu. Melihatnya, kekesalan Jungkook perlahan memudar.

"Berarti paman tidak jahat kan?"

CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang