Jira kini sudah benar-benar pusing menghadapi ujian hidup di depannya. Ya ampun, di kehidupan sebelumnya dosa Jira sebanyak apa memangnya? sampai di kehidupannya yang sekarang ia begitu menyedihkan.
Dengan menyeruput segelas americano, Jira menatap ke luar jendela kafe, menilik pejalan kaki berlalu lalang. Jira tentu bukan tipe gadis yang akan membuang uang dengan duduk menyesap kopi di kafe seperti ini, ini semua karna ajakan sahabatnya–Im Sua, lagi pula Jira tak mengeluarkan sepeserpun uangnya, karna sahabat kayanya itu yang membayari.
"Ji,"
Jira hanya berdehem tanpa menoleh ke arah sahabatnya itu. Hingga membuat Sua mengeluarkan napasnya gusar.
"Ji, lihat aku." pinta Sua dan dengan malas Jira menoleh ke arah gadis berkulit pucat itu.
"Kau benar tidak mau menerima bantuanku?"
Itu adalah pertanyaan ke sekian puluh kali yang terlontar dari bibir gadis Im itu, dan selalu sama. Jira menggelengkan kepalanya, juga dengan kalimat yang bahkan Sua sudah hapal.
"Sua, aku tidak mau. Sudah cukup bantuanmu dengan membayari flatku, bahkan bulan kemarin kau membayari uang kuliahku. Sungguh, aku tidak mau terus menyedot kekayaanmu. Aku merasa itu tidak pantas," jelas Jira.
"Ji, aku tidak keberatan. Kau itu sahabatku, aku tidak mau kau terus dikejar-kejar orang berbadan monster itu. Aku tidak mau melihat hidupmu hancur dengan menikah dengan kakek mesum itu," terang Sua. Kini matanya sudah berkaca-kaca. Jika sudah seperti ini, Jira akan berpindah duduk di samping sahabatnya itu dan merangkulnya.
lalu berkata."Tidak, aku tidak akan menikah dengan tua bangka bau neraka itu."
"Bagaimana caranya? gaji mu sebagai pegawai toko bunga kan tak cukup untuk membayar hutang itu Ji,"
"Aku," Jira mengulum bibirnya. Ragu.
"Apa?"
"Jadi, ada seorang pria yang berjanji memberiku uang senilai 50 juta,"
Bisa Jira rasakan Sua terlonjak kaget dan menjauhkan tubuhnya dari rangkulan Jira.
"Bagaimana mungkin? kau, kau tidak––" melihat tatapan horor Sua membuat Jira terburu menyela.
"Tidak! aku tidak menjual tubuhku! sungguh!"
"Lalu? bagaimana seorang pria menjanjikan uang sebanyak itu padamu Ji?" usut Sua sangat mengintimidasi.
Yah sebenarnya Jira juga tidak yakin, apakah tuan pecundang bernama Kim Taehyung itu adalah jalan keluar bagi masalahnya atau tidak. Dia saja tidak mau menepati janjinya, tapi. Ah sialan sekali.
Dengan malas Jira menjelaskan kejadian dimana ia dituduh pencuri sampai perjanjian itu dan bagaimana pria Kim itu mengingkari perjanjiannya.
"Tapi jika aku jadi dia, aku juga tidak akan memberikan uangku padamu Ji," setelah mengatakannya, bisa Sua rasakan perih menjalar di pinggangnya akibat cubitan tangan lentik Jira.
"Sakit Ji!" pekik Sua.
"Rasakan. Aku tidak mau tahu, dia sudah menyepakati. Cih apa-apaan sekali pria itu,"
"Tampan tidak Ji?"
"Tam–– tidak. Jelek. Wajahnya seperti kimchi."
"Masa sih?" ragu Sua.
"Sudah ah, aku malas memba–Sua, kau tunggu disini."
Dahi Sua mengkerut saat melihat bagaimana Jira beranjak dengan tergesa-gesa keluar kafe. Dan saat ia akan menyusul, Bisa rungunya menangkap ramai-ramai di luar kafe. Jadi, Sua mempercepat langkahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cage
Fanficketika Min Jira mulai lelah setengah mati hingga rasanya benci yang teramat pada takdirnya, Tuhan mengirim lelaki bersenyum kotak itu untuk mengisi lembar kisah hidup berantakannya. Namun. saat dia mulai memasuki fase bahagia, Jira lupa. Bahwa takd...