ENAM BELAS

77 21 2
                                    

Pernahkah mendengar kalimat 'ikutilah kata hatimu, karna tak jarang otak menipu' sepenggal kalimat itu nyatanya sekarang telah gadis juwita berkucir kuda itu lakukan.

Jira tidak menyangka, malam ini dia akan menginap di kediaman seorang pria yang bisa dibilang belum lama ia kenal. Sungguh, Jira bertanya-tanya kenapa dirinya mau saja. Padahal, Jira kan tidak tahu seperti apa Kim Taehyung itu. Tapi sudahlah, toh sekarang dirinya sudah terlanjur berada di bangunan megah ini.

Min Jira lebih memilih kata hati ketimbang otak warasnya.

"Kim, aduk adonannya dengan benar."

Sedari tadi, pria dengan balutan kaos putih bertulisan 'Celine' yang dipadukan dengan celana kain berwarna senada itu terus saja merecokinya. Jira jadi mulai mengumpulkan emosinya untuk mengusir Taehyung dari dapur.

"Ji, aku ini kan sedang minta di ajari cara membuat Cake. Bukan diminta untuk dimarahi," Taehyung sudah menghadap Jira yang tengah membuat lelehan coklat sebagai toping, menunjukan raut kesalnya sebab Jira terus memarahinya.

"Habis kau mengaduknya tanpa perasaan, lihat berantakan kan. Jangan lupakan kau sudah menumpahkan tepung," balas Jira.

"Kan tidak sengaja,"

"Iya-iya, sudah lebih baik kau keluar dapur. Tidak usah belajar-belajar, biar aku yang lanjutkan."

Taehyung menyentil kening Jira. Lama-lama Jira menyebalkan juga ya, selain galak sekaligus manis gadis ini juga berpotensi menguras kesabaran Taehyung.

"Tae keningku pasti ada noda tepung karna jarimu yang dipenuhi tepung itu! bersihkan tidak! aku harus mengaduk saus coklatnya,"

"Makanya jangan menyebalkan, aku kan belajar agar saat ulang tahun Tan tiga hari lagi, bisa membuat Kue ulang tahun untuknya."

Benar juga.

Jira sudah tahu jika alasan Taehyung memintanya mengajari membuat Cake adalah ulang tahun Tan yang akan datang tiga hari lagi. Makanya, dengan senang hati Jira bersedia mengajari. Tapi sepertinya Jira tidak memiliki stok kesabaran yang mumpuni.

Melihat Taehyung malah kembali sibuk dengan adonannya tanpa berniat membersihkan noda di keningnya, Jira mendekat dan–

"Ji apa yang kau lakukan! pipiku penuh tepung sekarang!"

Pembalasan.

Jira tertawa puas melihat hasil karya tangannya. Pipi Taehyung jadi terkena noda tepung, hiburan sekali.

"Kau duluan," jawab Jira di sela tawanya.

"Noda di dahimu sangat sedikit Ji," kekeh Taehyung membela diri.

"Biar saja. Kau tampan sekali Tae, sungguh." Jira meledek Taehyung yang mulai diam-diam mengambil tepung. Balas dendam ceritanya.

"Aku tampan ya?"

Jira mengangguk sembari mengendalikan tawanya.

"Pipiku penuh tepung begini, tampan ya?"

Jira kembali mengangguk dengan menahan tawa. Gadis Min tersebut mungkin akan terus tertawa dan tidak berhenti jika si sialan Taehyung tidak menangkup kedua pipinya dengan tangan penuh tepung.

Seketika itu juga Jira terdiam di tempatnya.

Bukan. Tawanya tadi berhenti bukan karna kesal sebab pipinya kini penuh tepung, bukan juga karna kesal dengan Taehyung. Ada yang lebih parah dari semua itu.

Tangan di pipinya kini, tangan yang menempel pada kedua sisi wajahnya ini, kenapa Jira seakan merasakan sengatan yang sangat mengejutkan di hatinya.

CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang