Taehyung benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi sekarang. Niat awalnya yang hanya miris melihat penampilan gadis Min itu dan berniat membantu dengan memberikan tumpangan, agaknya menjadi bumerang pada dirinya sendiri.
Lihat, gadis yang terus tersenyum di hadapannya itu seperti baru pertama kali melihat dunia. Mata berbinar dan terus menggumamkan kata 'daebak' membuat Taehyung heran dan juga sempat menyunggingkan senyumnya sangat tipis, lucu saja bagi Taehyung melihat raut wajah kagum gadis itu.
"Rumahmu sangat besar dan mewah, kau tidak letih membersihkannya?"
Taehyung hanya diam, tidak berniat menjawab juga.
"Kau tinggal sendiri? wah, apakah banyak hantu di rumahmu?" Jira terus berceloteh dengan riangnya.
"Ya ada,"
Jira langsung membalikan tubuhnya, berhenti melangkah dan menatap Taehyung kaget. Benar ya ada hantunya? Tidak-tidak. Jira sangat takut hantu, sungguh.
"Dimana!"
"Di hadapanku," Taehyung menjawab dengan santai, membuat Jira harus berpikir sejenak. Sampai ketika otaknya sudah berkerja dengan baik, Jira langsung menatap Taehyung tajam.
"Maksud kau itu aku? kau menyebutku hantu?" Jira sudah menukikan alisnya sangat tajam, jangan lupakan bibirnya yang mengerucut dengan lucunya. Ya ampun, Taehyung seperti melihat bocah sekolah dasar tengah merajuk.
"Lihat lah penampilanmu Ji, jika putraku melihatmu dengan keadaan seperti ini pasti dia akan menyebutmu monster."
Taehyung tertawa hingga matanya menyipit, ah jangan lupakan tawa kotak itu. Jira tidak merasa asing melihatnya, tapi sudah. Ada yang lebih penting. Enak saja, monster?
"Kau menyebalkan sekali sih, apa aku semenyeramkan itu sampai putramu mengir––" Jira membelalakan matanya. Tunggu, apa? putra?
"Kau punya anak?!" tanya Jira terkejut.
"Iya, laki-laki. Dia masih tidur, jadi jangan berteriak seperti itu atau ku sumpal mulutmu dengan bibirku,"
Setelah mengatakannya Taehyung langsung meninggalkan Jira dengan perasaan dongkol. Kenapa dia bisa berbicara se frontal itu sih? bibir? ya ampun Taehyung sudah tidak waras.
"Yak! mesum!"
...........
Jira terus mencari keberadaan pria Kim itu. Taehyung kenapa sih harus membangun rumah sebesar ini, apakah kakinya tidak pegal? Jira saja pegal atau dirinya saja yang terbiasa dengan flat sempitnya itu? miris sekali Jira ini memang.
Sampai kedua netra miliknya itu menangkap presensi pemuda itu yang kini tengah mengeluarkan beberapa belanjaan dari kantung plastik. Jira sempat melihat belanjaan itu di mobil tadi, sepertinya Taehyung memang habis belanja bulanan. Tapi pagi sekali.
Daripada Jira harus berpikir dan menjawab sendiri seperti ini, lebih baik ia membawa kedua tungkai polos tanpa alas itu untuk masuk ke dalam dapur.
"Kau habis belanja?" Jira menopang kedua dagunya di pantry dapur, memperhatikan pria yang bahkan Jira masih belum menyangka sudah mempunyai anak itu yang sedang menata bahan-bahan makanan, akan memasak sepertinya.
"Ya," pria itu masih sibuk dengan kegiatannya. Jira mendengus, dingin sekali sih.
"Istrimu tidak marah kau membawa gadis ke rumah? dimana dia? apakah sedang tidak di rumah? kau sudah izin?"
Taehyung menghembuskan napasnya. Menghentikan aktivitasnya dan membawa kedua maniknya untuk menatap gadis yang juga sedang menatapnya itu.
"Kau banyak tanya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cage
Fanfictionketika Min Jira mulai lelah setengah mati hingga rasanya benci yang teramat pada takdirnya, Tuhan mengirim lelaki bersenyum kotak itu untuk mengisi lembar kisah hidup berantakannya. Namun. saat dia mulai memasuki fase bahagia, Jira lupa. Bahwa takd...