EMPAT BELAS

88 20 10
                                    

"Bagaimana hari-harimu sekarang?" bariton merdu itu mengisi rungu gadis Min yang sedang menikmati coklat panasnya.

"Hobi mengeluhku jadi berkurang. Lebih baik," jawab Jira sembari meluruskan kedua kaki jenjangnya karna terasa pegal sebab terus duduk menyila.

Pria Kim itu pun mengalihkan pandangannya dari tenangnya sungai Han pada paras Jira yang jika ditilik dengan seksama semakin indah.

"Bagus kalau begitu," tak lupa senyum hangat Taehyung imbuhkan setelah kalimatnya.

"Berkat dirimu. Hidupku kini jadi jauh lebih pantas," Jira meninju pelan lengan Taehyung sembari melanjutkan kalimatnya."Terima kasih,"

"Aku hanya balas budi. Kau sudah menolong putraku Tan, jika tidak ada dirimu entahlah. Aku bahkan tidak sanggup memikirkan kemungkinan itu," Taehyung terkekeh.

"Hei, kau tidak perlu balas budi begitu Kim. Jika yang melihatnya orang lain, dia juga pasti melakukan hal yang sama sepertiku."

Jira mengeratkan coat hitamnya dan mulai kembali bersuara.

"Tapi aku bersyukur, yang menolong Tan itu aku. Jadi aku bisa mengenalnya, dia anak yang sangat manis."

Agaknya Jira harus sedikit tersentak karna saat dia akan menoleh pada Taehyung yang ada disampingnya, pria itu malah sedang menatapnya. Ah apakah sedari tadi pria itu memperhatikannya dengan sorot sedalam itu? pasalnya Jira terus berkata sembari menatap aliran sungai Han tanpa tahu bahwa pria yang duduk disampingnya ini tengah memperhatikannya.

"Kenapa dengan ekspresi wajahmu?" tanya Taehyung dengan mengulum tawanya.

Taehyung sangat suka ekspresi terkejut, kesal, dan tertawa dari seorang Min Jira. sangat suka.

Candu.

"Sudah ku bilang Tae, jangan menatapku seperti itu." omel Jira setelah dapat mengontrol raut wajahnya.

"Aku hanya mendengarkanmu yang sedang bicara, memang salah? seseorang yang sedang berbincang kan memang harus saling menatap. Kau ini bagaimana," ucap Taehyung.

Jira meringis.

Benar juga ya. Astaga, ada apa dengan otaknya. Mungkin karna dirinya saja yang tidak bisa ditatap Taehyung sedalam itu.

"Ya tuan Kim paling benar, aku yang salah." lantas Jira mencebikan bibirnya sembari kembali menikmati coklat panasnya.

"Aku teringat sesuatu!"

Memang dasar Kim sialan. Hampir saja Jira tersedak minumannya karna seruan pria itu secara tiba-tiba. Boleh tidak Jira tenggelamkan Taehyung sekarang di sungai Han. Menyebalkan sekali.

"Aku hampir tersedak sialan,"

Mengabaikan omelan Jira, Taehyung menghadapkan tubuh sepenuhnya ke arah Jira. Membuat gadis itu menatap Taehyung bingung.

"Ji ayo hadap-hadapan,"

Apakah Taehyung mulai bersikap aneh lagi. Ya ampun.

"Untuk apa?" tanya Jira namun dia tetap menuruti perintah Taehyung.

Kini mereka sudah berhadapan, dengan posisi duduk tepat di tepi sungai Han.

"Perhatikan wajahku, cepat."

"Hah?"

"Iya lakukanlah. Lima detik," titah Taehyung.

Jira tidak tahu-menahu apa yang pria gila di depannya ini maksudkan. Jadi Jira menurut saja.

Memperhatikan paras tidak manusiawi seorang Kim Taehyung. Dalam hatinya, Jira bertanya. Taehyung itu sebenarnya manusia apa dewa? parasnya sangat sempurna. Tampan sekali. Semua dipahat dengan sangat baik. Wah menakjubkan.

CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang