SEBELAS

80 20 5
                                    

Taehyung tidak tahu harus menasehati seorang Jeon Jungkook bagaimana lagi. Jika tidak sayang, sudah Taehyung hempaskan pemuda itu dari rumahnya ke planet mars.

Lihat. Tan sudah memasang raut ingin menangis karna perkataan Jungkook beberapa saat lalu.

"Tan, Paman Kookie hanya bercanda. Jangan menangis," untuk mencegah buntalan manis dengan kaos kuning bergambar Chimmy itu mengeluarkan tangisannya, Taehyung sudah memasang wajah aegyonya, memaksakan Tan untuk tertawa. Tapi, entah kenapa bukannya Tan yang terhibur malah si sialan Jungkook yang tertawa tanpa suara di belakangnya.

"Hyung, geli sekali melihatmu begitu." ucap Jungkook sembari mengontrol tawanya.

"Diam kau, aku sedang mencoba menenangkan Tan akibat ulahmu."

"Appa,"

Taehyung langsung menoleh kembali ke arah putranya.

"Yang dikatakan Paman Kookie itu tidak benal kan, peli Jia mau belmain dengan Tan kan, peli Jia tidak lupa Tan kan?"

Memang dasar Jungkook. Pria itu mengatakan bahwa Jira tidak mau bermain lagi dengan Tan. Bahkan melupakan bocah itu.

Jungkook mengatakannya karna kesal dengan Tan yang jahil mencoret-coret makalah tugas kuliah yang sudah siap ia tumpuk.

"Iya itu tidak benar. Peri Jia nya Tan itu hanya sedang sibuk, bukan nya melupakan Tan. Jadi jangan sedih ya,"

Taehyung mengusap cairan bening yang menetes begitu saja di pipi gembil Tan yang kini memerah.

"Tan mau peli Jia!"

"Appa halus bawa peli Jia kemali!"

Taehyung membolakan matanya.

Beberapa hari ini, balita menggemaskan itu memang kerap kali menanyai kapan Jira akan datang. Tapi tidak serewel sekarang, semua ini gara-gara Jungkook. Coba pria itu tidak mengatakan yang bukan-bukan, pasti Tan tidak akan seperti ini.

Taehyung lalu Menatap Jungkook dengan jengkel.

"Ini semua karnamu. Tanggung jawab,"

Pelaku yang kini di tatap tajam itu mulai memundurkan langkah dengan perlahan.

"Ak-aku, aku harus mengerjakan ulang makalahku, aku sibuk. Dadah Hyung,"

Dengan cepat Jungkook mengambil tas ranselnya dan pergi. Berniat kabur, juga memang dia harus mengurus makalah yang si kecil Tan coret-coret dengan teganya.

"Yak! Jungkook berhenti dasar nakal!" teriak Taehyung yang melihat adik iparnya itu sudah menghilang di balik dinding pembatas ruang tengah dan ruang tamu.

Tan menarik-narik dasi yang di kenakan pria Kim itu, mengambil atensi Taehyung sepenuhnya.

"Iya sayang," Taehyung mengatur suaranya selembut kapas.

"Ingin beltemu peli Jia, sudah empat hali. Masa sibuk telus," rengek Tan dengan manik berkaca-kaca.

Taehyung menghembuskan napasnya.  Apa yang harus ia lakukan, terlalu lama membuat Tan menunggu kedatangan gadis itu juga tidak baik mengingat Tan akan sering menangis dan beresiko kehilangan sifat jagoannya. Tapi, masa ia harus mendatangi Jira sih? jika Jira terganggu bagaimana?

"Akan Appa usahakan ya, tapi tidak janji." Taehyung langsung mendapat serangan pelukan mendadak yang Tan layangkan untuknya, Taehyung sampai akan terjungkal.

"Woah jagoan Appa kuat sekali," ucap Taehyung dengan membalas dekapan putranya itu.

"Tan sayang Appa sungguh-sungguh banyak sekali!"

CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang