LIMA BELAS

74 21 3
                                    

Di ruangan yang bernuansa putih dengan aroma obat yang menjadi ciri khas ini, Taehyung mencoba untuk bersikap sebaik mungkin. Dirinya harus terlihat berwibawa juga keren di mata wanita berusia lanjut di depannya.

Mencoba menjawab setiap pertanyaan atau pun menanggapi pernyataan dari wanita yang menjadi satu-satunya keluarga Jira.

"Jadi, apa status kalian?"

Jira yang sedang mengupas buah apel langsung menoleh.

"Sta-status?" Taehyung mengulum kilas bibirnya. Kenapa jadi bingung ingin jawab apa.

"Nenek, kenapa bertanya begitu?" cicit Jira dengan menyuapkan potongan apel pada nenek Chun.

"Memangnya kenapa? iya kan nak Taehyung?"

Seketika Taehyung tersedak salivanya sendiri.

Seharusnya ia tidak mengiyakan ajakan Jira untuk datang menemui nenek wanita itu. Dengan melawan rasa kikuk yang menderanya, Taehyung tersenyum dan menjawab.

"Kami berteman,"

"Tidak berkencan?"

Astaga. Jira mulai bertanya-tanya,  sejak kapan neneknya menjadi menyebalkan seperti ini.

"Kencan?"

Yang bisa Jira lakukan hanya meremas kuat kedua tangannya, malu sekali sial.

"Nek, sepertinya Tuan Kim harus pulang. Tan pasti menunggunya,"

Lebih baik secepatnya membawa Taehyung pergi dari hadapan neneknya ketimbang harus tetap berlama-lama bersama pertanyaan aneh yang neneknya lontarkan.

"Lain kali bawa putramu kesini ya Tae?"

Taehyung lantas membungkuk sopan lalu tersenyum hangat."Tentu saja. Aku pulang dulu, nenek cepat sembuh ya."

Jira ikut mengantar pemuda Kim itu keluar.

Mereka terus berjalan berdampingan menyusuri koridor rumah sakit yang sepi. Tanpa berbincang.

Sejujurnya, dihatinya. Jira sedang menyusun kalimat permintaan maaf atas kejadian tadi. Tapi, Taehyung juga sedari tadi diam. Jira kan jadi ragu dan mulai berpikir, apakah Taehyung marah padanya?

Sampai rasanya Jira ingin menjambak rambutnya sendiri dan berakhir menghentikan langkahnya yang tentu membuat Taehyung menoleh.

"Tidak jadi mengantarku sampai mobil?" tanya Taehyung.

"Bukan," Jira mulai menggigit bibir bawahnya.

"Lalu?"

"Tae, maafkan nenek ku ya. Aku juga tidak tahu kenapa nenek ku bertanya hal yang membuatmu tidak nyaman, sekali lagi aku minta maaf." kentara sekali bahwa gadis itu merasa tidak enak.

Bukannya menjawab, Taehyung memilih terkekeh hampir seperti tertawa. Padahal tidak ada yang lucu. Serius.

"Tidak sekalian kau terbahak-bahak Kim?" akhirnya Jira kesal juga.

Taehyung menantikan respon itu. Akan lebih menyenangkan melihat paras Jira saat kesal sebelum ia pulang.

"Iya-iya," Taehyung mulai mengontrol mulutnya agar berhenti terkekeh.

"Kenapa kau sering tertawa padahal tidak ada yang lucu, aku itu tadi sedang minta maaf tahu!"

"Lebih baik kau marah-marah seperti ini ketimbang memasang raut tidak enakmu dan meminta maaf seolah-olah aku orang asing, kita kan teman."

"Cih sejak kapan?"

Teman? yang benar saja. Jira hanya menganggap Tan dan Jungkook tidak Taehyung. Pria itu menyebalkan. Tidak mau berteman pokoknya.

CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang