|Satu|

658 39 2
                                    

Thana Fana Aphrodita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thana Fana Aphrodita


•°•°•°•


Jika ada yang berhasil membangunkan seorang Thana Fana Aphrodita di Sabtu pagi, maka kemungkinannya hanyalah dua. Yang pertama, secara kebetulan dia tidak melempar jam beker. Kedua, deringan sabda dari ponsel cerdasnya.

Untuk kaum jomlo kronis seperti Fana ditelepon gebetan jelas bukanlah sebuah hal yang masuk akal. Begitu pun dengan dosen, sebab seingatnya hari ini tak ada jadwal apapun. Lagi pula dosen-dosennya tidak sebaik hati itu menghubunginya di pagi-pagi buta hanya untuk menginformasikan adanya kelas tambahan. Mereka memang begitu kejam.

Opsi teman ingin curhat juga bisa disingkirkan. Fana memang bukan orang kelewatan introvert yang tidak memiliki sahabat. Dia punya. Namun, rata-rata tertinggal di Indonesia. Ya, gadis mungil ini berkuliah di negeri tirai bambu, China. Atau lebih tepatnya di Liuzhou City Vacational College. Satu-satunya sahabat Fana di sini hanyalah Li Yazhu Jing. Sebagai info, Yazhu adalah tipikal pemuda sok kuat yang selalu memendam perasaan.

Kemungkinan terakhir jatuh pada orangtua Fana. Gadis itu melompat dari kasur. Menerjang sekuat tenaga ke arah handphone. "Halo?"

"Suaranya, kok, serak? Semalam begadang lagi, ya? Mami, kan, sudah bilang jangan tidur terlalu malam. Kalau kamu sakit nanti si Yazhu lagi yang repot. Kasihan dia kamu recoki terus setiap hari."

Semuanya hanya dalam satu helaan napas. Sungguh super sekali teknik pengeksploitasian oksigen ala Gendis Kemuning.

"Aku banyak tugas, Ma."

"Mama baru tahu ada tugas stalking akun oppa-oppa Korea."

Mampus.

Iblis mana yang berani menyebarluaskan aset negara tanpa izin seperti ini? Ah, siapa lagi manusia kurang kerjaan plus kelebihan nekat selain Yazhu? Sudah bosan hidup rupanya.

"Fitnah! Jangan dengarkan kata-kata si pengkhianat Yazhu itu. Cukup percayai anak Mama yang menggemaskan ini," sanggah Fana sembari mendramatisi keadaan.

Decakan pelan terdengar. "Jangan kayak orang teraniaya kamu. Wajah-wajah macam punyamu cocok jadi ibu tiri Cinderella."

"Mami tidak mau kamu jadi mahasiswi kupu-kupu. Kuliah pulang, kuliah pulang. Begitu terus sampai Limbad bisa bicara."

"Kamu sudah 21 tahun Fana. Sudah besar. Pokoknya mulai detik ini Mami tidak akan kasih uang jajan lagi. Mami sama Papi sepakat untuk hanya membayarkan uang kuliah dan sewa apartemen. Selain itu kamu tanggung sendiri."

Energi Fana seolah terisap kabut kelam tak kasat mata.

•°•°•°•


"Please, sekali iniiiii saja." Lagi-lagi gelengan tegas menjadi jawaban. Tak peduli sememelas apapun wajahnya, penolakanlah yang didapat. "Kamu tega, ya, membiarkanku mati kelaparan?"

Kini justru anggukanlah jawabannya.

Fana menghela napas berat. Sungguh keras kepala. Dengan malas gadis 21 tahun itu mengambil ponsel cerdasnya. Keyword 'pekerjaan mudah bergaji besar' menghiasi laman pencarian.

Pilot, ahli perminyakan, dokter spesialis, dan banyak lagi. Semuanya masih terlampau sulit. Mengapa semesta sekejam ini berkonspirasi dalam menjatuhkan seorang Fana?

"Aku makan malam di rumahmu. Jangan lupa dim sumnya," pesan Fana tak tahu malu.

Cebakan lolos begitu saja dari bibir Yazhu. Namanya tak mengandung unsur Lucifer sedikit pun. Lalu apa-apaan dengan julukan bule anemia? Sungguh kurang kerjaan. "Sebagai informasi namaku adalah Li Yazhu Jing."

"Dan jika perlu kuingatkan, aku memiliki sinestesia. Warna suaramu memiliki kesan yang serupa dengan iblis Lucifer."

"Katakan sekali lagi, lalu kupotong mulut kotormu itu." Ekspresi sok bengis dilontarkannya. Meskipun begitu, Fana justru tak memedulikannya. Gadis itu menelungkupkan kepala malas. Sebuah gambaran kesuraman yang terpampang nyata.

"Papi Yazhu, jadikan aku sugar baby-mu."

Yazhu membuka tutup rahang prihatin. Mendadak dia kehabisan kata-kata. Tak ingin berdebat lagi, Yuzha mengambil vacum cleaner yang ada di sudut ruangan. Sepertinya membersihkan debu jauh lebih menarik daripada berdebat dengan Fana.

"Lucifeeeeeeeeeer!"

"Kau gila!"

"Aku tidak gila, Lucyana. Aku hanya butuh pekerjaan!"

Dering smartphone menghentikan sejenak pertengkaran konyol mereka. Milik Yuzha. Buru-buru dia mengambil ponselnya sebelum pertarungan mulut tak penting kembali datang. Sebuah pesan singkat dari kekasihnya, Arabella Deborah.

Putri Khayangan

Hi! Terima kasih atas kenangan-kenangan manis kita. Sampai detik ini aku masih tidak menyangka bisa menaklukkan cowok terganteng sekampus. Ajaib, 'kan?

Namun, semua pertemuan pasti akan berakhir perpisahan. Sepertinya saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengakhiri segalanya. Selamat tinggal, Yazhu. Kamu pasti bisa menemukan kebahagiaan tanpaku.


Li Yazhu Jing

Kamu bercanda, ya, Baby?

Tanda centang satu.

"Fana, jadi sugar baby-ku, yuk."

Mendadak bulu kuduk Fana meremang tanpa terkendali.

~oOo~

WPWT Romance 1
By PrincessParody
Enjoy your time ....

Sinestesia [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang