|Limabelas|

7 3 0
                                    

•°•°•°•

Agenda kocok mengocok makanan menjadi satu kesatuan terselenggara dengan baik. Sebagai salah satu penganut setia sekte bubur diaduk, tentu saja pemuda itu melaksanakan ritual sakral ini dengan khidmat. Baginya, barang siapa yang tidak melaksanakan, maka akan mendapatkan ganjaran berkali-kali lipat dari Uskup Pemuja Bubur Diaduk.

"Ewh, selera makanmu masih semenjijikkan dulu." Sebuah suara terdengar dari belakang. Ucapan bernada menghina tersebut tentu saja memantik api kemarahan seorang Xai Fengying. Dengan gagah pemuda itu membalik badan. Mencari-cari siapa manusia laknat yang dengan beraninya meremehkan kepercayaan Fengying.

"Gendut?" tanya Fengying penuh nada heran. Sepersekian detik kemudian air wajahnya terganti dengan seringai tipis. Ah, tidak. Itu bukan seringai. Dibandingkan tersenyum mengerikan, sunggingan di bibirnya justru memberi kesan meremehkan. "Ah, harusnya aku tahu warna suara nan dihiasi keangkuhan ini hanya milikmu seorang."

"Hei, dengan tinggi 160 cm berat badanku hanya 56 kg, lho." Gadis itu memiringkan kepala. Balas tersenyum tak kalah sadis. Mendadak atmosfer cafe menjadi berat. "Tapi, seperti apa warna suaraku? Kurasa aku telah berdosa karena melupakan informasi paling berharga di dunia ini."

Fana dan Athena menatap pertengkaran menegangkan itu. Situasi cafe memanglah lengang. Selain mereka berempat hanya ada seorang pelanggan berpakaian bak agen mata-mata di film-film terkenal. Namun, sepertinya orang itu sedang mendengarkan musik di earphone-nya. Selama beberapa saat harga diri Fengying mampu terselamatkan.

"Kau pernah melihat film hantu dengan penampakan gepeng bersimbah darah? Kira-kira seperti itulah warna suaramu terlihat," balasnya sarkastik.

"Kejamnya." Gadis tak dikenal itu bersenandung pelan. Eh, dibandingkan dengan bernyanyi sepertinya lebih mirip menjerit. Entahlah. Sesuka hatinya saja. "Tidak usah kaku-kaku amat kalau sama aku. Begini-begini kita juga kan teman."

"Teman mem-bully maksudnya," lanjutnya semringah. "Kamu masih seaneh dulu. Ah, kurasa seluruh pengidap sinestesia memang se-annoying dirimu."

Aliran darah menjalari cuping telinga Fana. Diangkatnya kaki dari kursi. Tangannya menggebrak meja. Menyiratkan kemarahn. "Apa-apaan maksudmu dengan seluruh pengidap sinestesia annoying? Perlu kamu ketahui satu-satunya orang aneh yang memiliki sinestesia hanyalah Fengying seorang."

Fana tidak peduli siapa manusia laknat di depannya ini. Bahkan, namanya sekali pun ia tak tahu. Prinsipnya 'menghujat Hlhingga puas, pikirkan dampaknya kemudian'.

"Kamu ini siapanya, kok, jadi salty, sih?"

Fana menempelkan jemari di pelipis. Dipandanginya Fengying dengan tatapan menelisik, lalu dia tersenyum culas. "Calon istrinya yang kebetulan punya sinestesia juga."

Athena terbatuk. Fengying terbatuk. Bahkan, orang berpenampilan bak CIA dadakan pun tak kuasa menahan batuk akibat tersedak air liurnya sendiri.

"Ah, pasti anak kalian juga bakal jadi sinestesia kuadrat. Menarik," gumam gadis itu pelan. Dia menjetikkan telunjuk dan jempol. Seolah baru saja mendapat ilham dari langit. "Kalau kalian menikah nanti jangan lupa mengundangku, ya. Begini-begini aku juga teman semasa TK-mu, lho, Feng-Feng."

Gadis itu membalik badan dengan anggunnya. Baik Fana, Fengying, bahkan Athena yang terkenal seksi menelan ludah sedemikian dramatis. Lekukan tubuhnya dicetak sempurna oleh gaun yang sedikit ketat. Meskipun begitu, dia tak terlihat murahan sama sekali. Banci lampu merah? Lewat.

"Woi, cewek centil, jangan lupa napas," tegur Athena setelah berhasil mengembalikan kesadarannya.

"Nek, kamu kalah telak."

"Berisik." Wanita berusia 33 tahun itu berkacak pinggang. Fana terlalu rumit untuk dipahami. Dibaikkan salah, dikasari malah melunjak. Pusing kepala Athena. "Kamu betulan mau jadi calon istri Feng di masa depan?"

Fana hanya tersenyum mencurigakan. Membuat gemas Fengying dan juga Athena.

Tanpa mereka sadari, pemuda berpakaian ala stalker sakit jiwa pun turut mengukir senyuman perih.


WPWT 1
Romance 1
By. PrincessParody

Sinestesia [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang