|Duabelas|

13 4 0
                                    

•°•°•°•

Gurat-gurat kebingungan terpancar di wajah tampan seorang Yazhu. Mulutnya menganga hingga membentuk kepala manusia, setelah itu dihapus sampai menyisakan rangka, lalu pada akhirnya terciptalah lingkaran sempurna.

Satu jurusan. Satu mata kuliah. Satu kelas pula.

Setelah semua itu mereka masih tidak mengenal? Sungguh biadab sekali insan-insan laknat ini.

Heran mengapa Yazhu mengetahui dua fakta di belakang kalimat 'satu jurusan'? Mari kita bersama-sama menyimak kilas balik yang akan dipertunjukkan sebentar lagi.

Fana memiringkan kepala sejenak. Memikirkan ide yang mungkin menguntungkannya. "Kamu anak DKV, bukan?"

Pemuda itu mengangguk. Cengiran lebar tersungging di wajah manis Fana. Saking lebarnya, justru senyumannya terkesan licik dan dibuat-buat.

"Heh, senyam-senyum begitu memang mata kuliah kalian sama?" tanya Yazhu yang langsung melenyapkan kebahagiaan.

Fana cemberut. Sepersekian detik kemudian dia menghujani pemuda asing di depannya dengan tatapan mengiba. Di sebelahnya, Yazhu menghadiahkan ekspresi seolah ingin muntah.

"Kamu animasi, 'kan?" Jurus 'mata anjing' dilontarkannya. Kenapa harus 'mata anjing'? Ya, tentu saja karena yang sekarang sedang ber-flashback adalah Yazhu. Jijik dia melabeli Fana dengan 'puppy eyes. Terlalu imut.

Jangan menyebut puppy eyes, mengatakan mata anak anjing saja dia tak sudi.

"Em, apa, ya? Aku lupa. Sebentar, diingat-ingat dulu." Pemuda dengan kelakuan absurd itu menunduk sejenak. Berusaha menelisik ke dalam memori yang sebenarnya tak perlu dicari lagi, tapi, ya, namanya saja mahasiswa pemalas. Sudah menderita alzhaimer meskipun muda. "Kayaknya iya, deh. Tunggu, kutanyakan ke kak Athena dulu. Duh, nama Elizabeth Athena ada di mana, sih?"

Fana terpaku sejenak. Begitu pula dengan Yazhu yang sibuk menahan napas akibat tercekat. "Kamu bersaudara dengan dewa-dewi Yunani? Hm, menarik."

Ingin rasanya Yazhu meneriakkan umpatan 'goblok' sekuat tenaga. Namun, alih-alih melontarkan cacian tersebut, dia justru berusaha menahan mati-matian tawa yang akan meluncur bebas.

Bukan. Yazhu bukan mendadak menjadi anak alim setelah beberapa lama 'dikarantina' di rumah Oma, malah terkadang pemilik mata sipit itu nekat mengumpat saat merasa tak ada yang mengawasi, cucu laknat memang. Melainkan dia masih ingin menyaksikan lebih lama lagi tentang bagaimana lemotnya otak seorang Thana Fana Aphrodita bekerja.

"Iya, orang tuanya dari Italia makanya namanya jadi Elizabeth Athena. Bule sekali," sahut pemuda itu.

"Oh." Fana mengangguk-ngangguk takzim. Tak lama kemudian matanya membulat dengan sempurna. "Tunggu, tadi kamu bilang Elizabeth Athena? Nenek-nenek sok bohay itu?"

"Ho'oh," sahutnya tanpa rasa bersalah.

"Namamu siapa?!"

"Idih, santai, dong. Namaku Xai Fengying. Kenapa? Mau cepat-cepat dinikahi, ya?"

"O-G-A-H!"

Sekian kilas balik ala Yazhu. Jangan rindu, karena Yazhu bukanlah Dilan yang sanggup menanggung beratnya pilu.

•°•°•°•

Setelah menghabiskan beberapa menit untuk berpikir, dan perjuangan membakar otak telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan Thana Fana Aphrodita pada pintu gerbang penyelesaian tugas yang memusingkan, memabukkan, lagi menguras tenaga ....

Sudahlah, sebegitu saja, pengarang lelah menuliskan lanjutannya.

Intinya Fana menyetujui (baca: terpaksa) Fengying menjadi rekan kelompoknya sebab tak memiliki alternatif partner lainnya. Terlepas dari dia memiliki hubungan dengan kakek mesum, nenek ratu drama, dan seorang tua bangka seperti Athena, Fana harus tetap ikhlas. Untuk itu, sebagai manusia dengan tingkat empati di atas rata-rata, dia memilih menunggu waktu yang 'tepat' untuk balas dendam.

"Dunia memang hanya sebatas daun kelor, ya." Fengying berceletuk sembari tangannya mencorat-coret lembaran kertas. "Kemarin-kemarin Mami menceritakan tentang cewek PSK setengah sinting, eh, sekarang kita malah berjodoh."

"Memang, ya, jodoh itu tidak ke mana," selorohnya yang memicu murka Fana.

Ekor Kyubi telah memasuki tahap keenam. Jika dalam anime Naruto ekornya muncul akibat Hinata yang mengorbankan diri saat invasi Pain, dalam kasus ini hal itu terjadi karena Fana murka dengan celotehan tidak penting Fengying.

Menyesal rasanya dia tidak memaksa Yazhu ikut masuk jurusan yang sama dengannya tiga tahun lalu.

"Tutup mulut busukmu!" titah Fana sembari memberikan pencahayaan pada gambar Fengying yang sudah rampung.

"Kamu lucu," kekeh Fengying pelan. "Tapi, serius, aku sangat menyukai, kalau tidak ingin dibilang terobsesi, cewek kurus. Malah isi galeriku mereka semua."

Fana bergidik ngeri. Bayangan tentang foto-foto wanita anorexia menghinggapi benaknya. Tulang berbungkus kulit membuat mereka tampak menyedihkan.

Seolah mampu membaca pikiran, Fengying berkata, "Bukan yang sekurus orang eating disorder, lho, ya. Maksudnya itu yang pipi chubby, tapi badannya macam tengkorak kayak kamu."

Rona kemerahan akibat marah terpancar. Fana hendak memukul jika saja tak dicegat akal sehat.

"Ini satu halaman lagi. Kita lanjutkan besok. Bye, Darling!" pamit Fengying buru-buru menghindari murka Fana.

~oOo~




WPWT 1
Romance 1
By. PrincessParody

Sinestesia [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang