Ibu Sesil
Gia besok pagi bisa ke rumah?
Udah lama ibu nggak ketemu kamuAquilegia
Bisa ibu
Kebetulan saya ke toko sekitar jam 10
Jadi masih ada waktuIbu Sesil
Bagus! 😚👍
Ibu tunggu ya sayangAquilegia
Iya bu
Terima kasih atas undangannya***
"Gia, tolong kamu cek si Emil udah bangun atau belum. Biar sisanya Ibu yang urus."
Baru saja lima potong kroket keju ditiriskan matang oleh si calon menantu keluarga, kerutan kening itu timbul nyata.
"Memangnya Emil nggak kerja, Bu? Kok jam segini belum keluar kamar?"
"Nah itu dia, Gi. Udah seminggu, si Emil teh nge-remote kerjaan di rumah. Nggak mau tinggal di apartemen dulu, katanya. Ibu sih nggak masalah, asal dia jangan telat makan."
Menyetujui isi curahan hati tersebut, Gia pun menyerahkan wooden spatula kepada Ibu Sesil dan mencuci tangannya.
"Kalau begitu, saya izin ke kamar Emil dulu ya, Bu."
"Iya, Gia. Kalau anak sulung Ibu masih nggak mau melek, siram aja pake nih minyak jelantah."
Kejem amat si ibu sama pacar saya.
"Hahahah! Siap, Bu."
Langkah Gia lantas tertuju pada kamar pojok dekat halaman belakang, berseberangan dengan pintu bercat merah marun yang diyakini merupakan peraduan Denaya.
Tanpa menderitkan suara pintu terlalu keras, Gia memberanikan diri masuk ke sebuah ruangan beraroma lemon mint, dipenuhi poster bintang klub sepak bola dan basket di dinding, serta tampak beberapa bingkai foto Emil berjajar di atas meja kerja.
Mulai dari gambar berpose dengan keluarga, bersama Denaya, bertoga di hari ia meraih gelar bachelor of engineering, dan potret candid seorang Aquilegia Danantri, yang diambil lelaki itu saat keduanya rekreasi di Dufan.
"Emil. Hei, bangun. Udah jam setengah delapan."
Cukup sabar Gia mengguncang-guncang tubuh Emil. Namun hanya direspon...
"Hmm, lima menit lagi."
Astaga, persis seperti dirinya dan Nicky.
"Emil,"
"Bentar ih, Mamaaa... masih ngantuukkk.." rajuknya manja.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SAFEST PLACE ✔️
FanfictionCerita pendek nan manis berbalut kehidupan sehari-hari dalam hubungan percintaan Emil dan Gia. Tidak ada konflik berarti, hanya perjalanan dalam mendewasakan masing-masing sebelum mencapai tujuan penting saat restu keluarga telah di tangan. Sebelum...