Park Jihoon

22 1 2
                                    

( Lee Jihyeon POV )

Ngh. Kepalaku sakit sekali rasanya. Aku melihat sekeliling dan bertanya-tanya.

Ini dimana ya? Apa yang terjadi?

Aku menekan kedua sisi kepalaku dengan telapak tangan. Mencoba menghilangkan rasa sakit di kepalaku dan mencoba mengingat kembali kejadian sebelumnya.

Ah.. ah.. ya ampun.. aku pingsan, ya khan?

Mataku menatap sekeliling sekali lagi. Kamar rapih, bersih, funiture yang ditata seperti interior kamar hotel.

Kamar? Hotel?? Ya ampun. Kamar siapa ini?

Tanpa pikir panjang, aku langsung bangun dari tempat tidur dan menuju pintu terbesar yang kulihat.

Cklek

"Sudah sadar?" Aku mengarahkan pandangan ke arah ruang makan di kamar tersebut. Aku mengenali wajah pria tersebut sebagai manajer dari Park Jihoon.

"Ah, maaf. Ini dimana ya?"

"Kamar hotel S. Kamu pingsan di fansign. Jihoon memintaku untuk memesan kamar di hotel ini supaya kamu bisa istirahat."

"Hah?!?! Hotel S?? Maaf, maaf, maaf, sudah merepotkan" aku terkejut dan terus membungkuk ke arah manajer Park Jihoon.

Astaga. Gimana sih kamu ini? Makiku pada diri sendiri. Udah pingsan, dibookingin kamar hotel, mewah pula plus ditambah malu. Lengkap sudah.

"Duduk aja dulu. Sebentar lagi acara fansignnya selesai. Jihoon akan datang melihat keadaanmu setelah acara selesai."

"Hah?! I.. iya.." belum selesai terkejutku, aku kembali harus bersiap untuk ketemu Park Jihoon. Di kamar hotel ini. Privat.

Astaga.

Aku harus bagaimana ya? Senang? Tapi uda bikin malu. Sedih? Tapi gak semua fans dapat kesempatan kayak begini. Bangga? Apa yang mau dibanggain, lha wong nyusahin kok.

Kukira bisa langsung pulang, jadi gak perlu ketemu lagi. Eh, ini malah bakalan ketemu lagi. Berdua doank pula. Meskipun manajernya pasti ikut mendampingi, tetap aja..

Aku duduk dengan gelisah di sofa dekat pintu kamar tidur dalam kamar hotel tersebut. Berulang kali mengeluarkan dan menyimpan handphone dari dalam tas.

20 menit berlalu..

Manajer Park Jihoon berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu. Aku mengarahkan pandanganku, mengikuti pergerakan Manajer Park Jihoon dan mendapatinya menekan gagang pintu kamar suite tersebut.

Jantungku kembali berdebar dengan cepat dan nafasku seakan tercekat, menyadari sesosok pria memasuki kamar suite tersebut diikuti dengan dua orang lainnya.

Park Jihoon, ucapku dalam hati dan kepalaku.

Aku pun segera beranjak dari tempat dudukku dan menyatukan kedua tanganku di depan tubuh, sedikit menundukkan kepala. Bingung, harus berbuat apa, tanganku pun mulai berkeringat.

"Oh, uda bangun?" sebuah suara yang selalu menemani hari-hariku dengan melodi indah, tertangkap oleh indera pendengaranku.

In Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang