Rendezvous

55 1 14
                                    

( Kim Taehyung POV )

Hari ini adalah minggu pertamaku menjalani konseling pranikah. Dan baru beberapa hari berlalu sejak ayah Jihyeon dimakamkan.


Sejujurnya aku mengalami dilemma tentang ini. Jihyeon baru saja mengalami kedukaan, mengajaknya melakukan persiapan pranikah mungkin akan menjadi hal yang tidak sopan. Tapi di sisi lain, akan lebih baik jika pernikahannya bisa dipercepat. Aku bisa berada di samping Jihyeon selama 24/7, menepati janjiku pada almarhum ayah Jihyeon dan Jihyeon tidak perlu sendirian.

Apapun itu, kupikir lebih baik hari ini aku mengunjungi Jihyeon. Kalaupun waktu untuk konseling belum tepat, kami bisa menggunakan waktu ini sekedar mengisi waktu bersama.

Aku segera memutar kemudi mobilku, mengarah ke apartemen Jihyeon.

Tak lama berselang, aku pun tiba di apartemen Jihyeon. Sebuah suara terdengar dari dalam apartemen ketika kubunyikan bel.

Cklek.

"Oh, Oppa. Kupikir Oppa tidak jadi datang hari ini. Ayo, masuk." Jihyeon membukakanku pintu dan menunjukkan senyum manisnya.

Sikapnya sudah kembali ceria meskipun masih kutemukan jejak-jejak air mata di kedua mata coklatnya.

"Sayang." aku memeluk tubuhnya dari belakang, yang kusadari sedikit lebih kecil dibanding terakhir kali aku bertemu dengannya, di pemakaman.

"Hmm? Wae, Oppa?" tangannya memeluk tanganku yang juga sedang memeluknya pinggangnya. Kepalanya sedikit dimiringkan ke sebelah kanan untuk memampukannya melihat wajahku. Sementara aku meletakkan kepalaku di bahu sebelah kirinya.

"Sayang."

"Hmm.. waeee?" tangan kanannya terangkat, menyentuh kepalaku dan mengelus rambutku dan jari-jari tangan kirinya bergerak menyusup, mengisi sela-sela jari tangan kiriku, seperti yang biasa kulakukan jika aku menggenggam tangannya.

Aku tetap terdiam, tak menunjukkan reaksi apapun. Tak mendapat reaksi dariku, Jihyeon membalikkan tubuhnya, memutar ke arahku. Menangkup kedua belah pipiku, mengangkat wajahku sedikit, cukup untuk matanya menemukan mataku.

"Ada apa dengan calon suamiku ini? Aku kangen melihat wajah Oppa, tahu? Aku kangen melihat senyum kotak Oppa."

Manik matanya bergerak ke kanan kiri, memperhatikan kedua belah mataku bergantian yang hanya menatapnya dengan sendu.

Sedetik kemudian, dia berjinjit, mencium keningku.

"Oppa selalu mencium keningku, dan aku pun langsung merasa nyaman. Hmm, sepertinya tidak demikian halnya dengan ciumanku ya?" godanya, sambil sedikit mengerucutkan bibirnya.

Aku tersenyum sendiri melihatnya. Padahal harusnya aku yang menghiburnya, tapi yang terjadi justru sebaliknya. Jihyeon terus tersenyum dan menyemangatiku.

"Tidak. Sama sekali tidak ada perubahan apa-apa buat Oppa." Jihyeon bergurau dengan memperlihatkan raut wajah kecewanya. "Disini, baru bisa ada perubahan." ucapku sambil menyentuh bibirku.

"Hehehe." dan Jihyeon pun mengecup bibirku lembut. Ketika mau melepaskan bibirnya, aku mencegahnya dengan menarik kembali pinggangnya.

"Tidak hanya sekali. Kita sudah tak bertemu selama beberapa hari, jadi ciumannya harus seharga hari-hari tersebut."

Sambil saling melempar senyum, kami kembali menautkan bibir untuk beberapa waktu. Dan seperti biasa, selalu kuakhiri dengan kecupan di keningnya. Jihyeon pun memeluk tubuhku dengan erat.

In Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang