Dugaan yang Salah

17 1 4
                                    

Minggu berikutnya, Jihyeon kembali ke agensi milik 9T-M. Kali ini, Jihyeon membawa hasil akhir dari rancangannya. Jadi untuk sementara waktu, Jihyeon tidak akan kembali ke agensi tersebut maupun bertemu Joonki. Paling tidak, sampai comeback 9T-M berikutnya.

"Selamat pagi." sapa Jihyeon setibanya di agensi.

"Pagi, Jihyeon-ssi." balas para member.

Jihyeon mulai membagikan baju-baju hasil rancangannya, yang akan digunakan selama comeback grup tersebut.

"Jihyeon-ssi. Ng, saya minta maaf atas kejadian minggu lalu. Tidak seharusnya saya bersikap kurang ajar. Kalau diperbolehkan, ada yang ingin saya bicarakan secara pribadi dengan Jihyeon-ssi setelah fitting."

Mata Jihyeon menatap tajam pada Joonki. Meskipun dia tidak ingin ada interaksi antaranya dengan Joonki, tapi menurut Jihyeon, tidak baik kalau tidak memberikannya kesempatan untuk berbicara.

"Ok, mau bicara dimana?" tanya Jihyeon.

"Di kafe kemarin? Bisa?"

"Ok." jawab Jihyeon singkat.

Selepas fitting, Jihyeon segera menuju kafe, tempat mereka bertemu minggu sebelumnya. Setelah memesan latte dan croissant, Jihyeon mencari tempat duduk yang lebih terbuka.

"Sudah lama menunggu?" tanya seseorang sambil menempatkan diri di hadapan Jihyeon.

"Tidak, saya juga baru datang." balas Jihyeon pada Joonki.

"Jihyeon-ssi sudah pesan?"

"Sudah, saya sedang menunggu pesanan saya."

Awal percakapan yang sepenuhnya terasa canggung. Joonki yang mencoba berbasa-basi dan Jihyeon yang berusaha straight to the point.

"Ng.. Saya.. Alasan saya meminta bertemu dengan Jihyeon-ssi, karena saya mau meminta maaf dengan sikap dang tingkah laku saya. Sekaligus saya juga mau berbicara jujur pada Jihyeon-ssi, mengenai perasaan saya. Saya menyukai Jihyeon-ssi dari sejak awal Jihyeon-ssi datang sebagai karyawan dari AthenaM."

Jihyeon menghela napas pelan. Sejujurnya dia sudah cukup mengetahui perasaan Joonki. Dia tak bisa mencegah seseorang memiliki perasaan padanya, itu hak setiap orang untuk meletakkan hatinya pada siapapun. Hanya saja dia sangat menyayangkan cara Joonki untuk menyampaikan perasaannya.

"Seandainya diizinkan, saya ingin berteman dengan Jihyeon-ssi." lanjut Joonki.

Jihyeon mengaduk latte pesanannya yang baru disajikan di depannya.

"Sebenarnya, saya tidak pernah mau bersikap seperti ini pada Joonki-ssi. Tapi saya tidak menyukai cara Joonki-ssi menyampaikan perasaan pada saya secara tidak langsung dari awal. Saya menghargai perasaan Joonki-ssi, tapi seperti yang Joonki-ssi ketahui, saya sudah menikah. Saya sangat mencintai suami saya, begitu juga sebaliknya. Dan saya juga ingin menghormati suami saya sebagai kepala keluarga, sebagai pasangan dan sebagai seorang pria. Itulah saya berusaha menjaga pergaulan saya. Saya tidak bisa seenaknya berhubungan dan mengatur janji dengan lawan jenis seperti sebelum menikah. Saya harap Joonki-ssi mengerti prinsip saya. Dan menerimanya dengan baik."

"Ah.. Iya, sekali lagi saya minta maaf." Joonki menundukkan kepalanya sebagai tanda permintaan maafnya.

"Kalau Joonki-ssi bisa mengerti dan menerima prinsip saya tersebut, maka tidak ada alasan buat saya untuk menolak pertemenan dengan Joonki-ssi."

Joonki mengangkat kepalanya dan melihat Jihyeon. Jihyeon tersenyum kecil, berusaha sedikit mengubah aura pertemanan mereka yang dimulai dengan langkah yang salah.

In Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang