Last Fight

31 1 8
                                    

2 Chapter Terakhir

( Lee Jihyeon POV )

Selesai sudah. Hidupku sudah berakhir.

Akan lebih baik untukku meninggalkan apartemen ini. Taehyung Oppa mungkin akan kembali kemari. Dan Park Jihoon sudah tahu alamatku. Tinggal masalah waktu untuknya muncul di depan pintu apartemen ini.

Aku membereskan apartemenku. Membersihkannya hingga ke setiap sudut. Aku memang akan meninggalkan apartemen ini, tapi biar bagaimana pun, setiap sudut ruangan ini memiliki memori indah tersendiri. Jadi izinkan aku merapikannya untuk terakhir kalinya.

Apartemen pertama yang kuhasilkan dari darah, keringat dan kewarasanku. Apartemen yang kubeli untuk melarikan dari kekelaman malam dan ingatan yang terus coba kubunuh. Apartemen yang mempertemukanku dengan banyak kesempatan dan prospek.

Apartemen yang menjadi tempat terakhir Papa mengembuskan napasnya.

Masih tersimpan jelas dalam ingatanku. Aku terbangun seperti biasa di pagi hari itu. Memulai kegiatanku seperti biasa. Aku mengetuk kamar Papa, mendapati beliau sedang bersandar pada headboard tempat tidurnya, memejamkan matanya, sementara radio miliknya mengalunkan tembang-tembang lawas favoritnya.

"Pa, hari ini mau makan apa?" Beliau terkejut mendengar vokalku menggema di kamar tidurnya.

"Oh, terserah. Papa akan makan apa saja yang kau masak."

"Ok, bos." candaku.

"Jihyeon-a. Papa minta maaf ya, tidak bisa memberikanmu pendidikan yang layak. Tidak bisa membiayai kuliahmu."

"Gak apa-apa, Pa. Toh pada akhirnya Jihyeon tetap bisa kuliah. Bagaimana pun caranya." jawabku dan pergi meninggalkannya, beranjak ke dapur.

Dan ketika aku sedang memasukkan beras yang sudah kucuci dalam rice cooker, aku mendengar bunyi gedebum. Yang ternyata berasal dari suara Papa terjatuh di depan kamarnya.

Apartemen ini juga yang mengenalkanku pada Kim Taehyung. Lelaki yang selama ini hanya kudengar suaranya dan kulihat aksinya dari portal-portal musik, tak sengaja dipertemukan oleh Jihyo Eonni.

Semua pertemuan dan perpisahanku dengan setiap orang, selalu punya maksud tersendiri dalam catatan kehidupanku. Meskipun singkat waktunya, Oppa menorehkan banyak catatan dalam buku kehidupanku. Lebih banyak dari lainnya.

Dari Oppa, aku belajar mencintai. Aku belajar menerima juga memberi. Aku belajar bagaimana seharusnya perlakuan seorang pria pada wanita, lanjutan dari pelajaran Papa yang selama ini ditunjukkan padaku.

Tanganku meraih lembaran-lembaran foto yang kuharapkan tak pernah ada. Tapi hidup penuh misteri, bukan? Dia memberikan sesuatu yang tak terduga dan mengambil sesuatu semaunya.

Ketika aku berusaha memasukkan foto-foto tersebut, kembali dalam amplop, aku menemukan secarik kertas di dalamnya.

'Datang dan temui aku di tempat kenangan kita. Kau dan aku harus mengejar ketertinggalan kita semenjak 3 tahun lalu. Ada baaanyaaak sekali cerita yang harus kita bagikan satu sama lain.'

Apa ini? Dasar gila.

Baik. Jika itu maumu. Aku sudah kehilangan waktu-waktu berhargaku dan orang-orang yang kucintai. Hidupku sudah hancur. Tak ada salahnya aku melakukan perlawanan terakhirku. Paling tidak, aku tahu aku sudah berjuang.

In Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang