Taehyung dan BTS member bersiap untuk melakukan wawancara oleh stasiun TV setempat yang rencananya akan dilakukan di taman hotel, tempat mereka menginap.
Jihyeon menemani Taehyung, duduk di bangku sebelah dalam taman hotel, ditemani buku dan secangkir latte hangat.
Sambil menunggu yang lainnya juga pihak stasiun TV menyiapkan segala sesuatunya, Taehyung menghampiri Jihyeon yang sedang asyik dengan ponselnya.
"Hari ini kamu gak ada rencana keluar, sayang?" tanya Taehyung, mengelus pucuk kepala istrinya.
"Aku di hotel saja. Oppa juga hari ini tak ada jadwal keluar khan?" jawab Jihyeon segera meletakkan ponselnya. Walau tindakannya tak memiliki arti apapun, Taehyung melihatnya sebagai sesuatu yang aneh.
"Ada apa? Kenapa ponselmu diletakkan begitu?" Jihyeon menoleh ke arah ponselnya di meja kemudian kembali menatap Taehyung, sedikit bingung dengan maksud dari pertanyaannya.
"Ponsel? Tidak ada apa-apa. Karena Oppa datang, jadi aku letakkan ponselku. Khan Oppa sendiri yang bilang, Oppa harus jadi prioritas utamaku." jawab Jihyeon, bingung dengan sikap Taehyung selama di Milan ini.
"Coba lihat ponselmu. Kamu sedang chat dengan siapa tadi?" Jihyeon menyerahkan ponselnya pada Taehyung tanpa ragu karena dia merasa tidak menyembunyikan apapun.
"Bukan siapa-siapa." jelas Jihyeon. Taehyung mencoba melihat ponsel Jihyeon tapi ternyata terkunci.
"Kenapa dikunci?" tanya Taehyung penuh curiga. Matanya mulai menampakkan emosi yang terus dia pendam.
"Ponselku khan memang selalu dikunci, Oppa. Aku atur hanya terbuka di tempat-tempat yang aman seperti di apartemen. Ada apa?"
"Password?" tanya Taehyung dingin.
"KimTaehyung. Padahal Oppa tahu passwordnya."
Tanpa pikir panjang, Taehyung membuka ponsel Jihyeon dan menemukan chat antara Jihyeon dengan Gio. Mereka berbicara dalam bahasa Italia.
"Ini?! Gio lagi. Kenapa kalian chat dengan bahasa Italia? Apa yang kalian sembunyikan? Siapa sebenarnya dia? Kenapa kamu sibuk sekali dengannya selama di Milan ini?"
Pada akhirnya, Taehyung mengeluarkan semua unek-unek yang mengganggu pikirannya semenjak di Milan ini. Jihyeon terkejut mendengarnya, tapi saat itu juga, dia mengerti akan kemarahan suaminya.
"Ah, maaf ya, Oppa. Nanti kita bicarakan setelah jadwal hari ini selesai." Jihyeon tersenyum dan memeluk Taehyung, mengelus punggung pria di hadapannya, berusaha meredakan amarahnya.
"Hhhhh." Taehyung menarik napas panjang dan berlalu, meninggalkan istrinya.
Ketika Taehyung mengambil tempat pada posisinya, Jihyeon yang berada jauh di depannya, menggerakkan jari di dekat mulutnya.
"Senyum.. hiii" bibir Jihyeon berulang-ulang mengucapkan kata 'senyum' dan membentuknya. Memberi semangat suaminya yang pastinya tidak dalam keadaan mood yang baik.
Taehyung masih menjaga poker facenya di depan kamera. Menundukkan wajahnya, mencoba mengabaikan tingkah laku istrinya yang masih terus menaikkan moodnya. Bahkan beberapa staf perempuan mulai bersatu dengan Jihyeon, bertingkah laku, selucu dan sekonyol yang mereka bisa. Pada akhirnya, tak hanya Taehyung, seluruh member, staf bahkan kru stasiun TV ikut tertawa bersama.
"Hehehe, saranghae." Jihyeon menggerakkan tangannya, membentuk sebuah hati besar di atas kepalanya. Taehyung menggeleng-gelengkan kepalanya,menahan senyum, melihat tingkah laku wanita yang dicintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Love With You
RomanceLee Jihyeon, gadis berusia 17 tahun, memiliki sifat ceria dan sikap hangat, menghadiri fan meeting idolnya untuk pertama kalinya. Debaran jantung karena akan bertemu seorang figur publik berubah menjadi sebuah ingatan yang ingin dikuburnya dalam-dal...