Seniman atau Artis

22 1 23
                                    

( Lee Jihyeon POV )

Hhhh, akhirnya selesai juga.

Aku segera merapikan catatan dan bukuku setelah dosen mengatakan bahwa kelasnya sudah berakhir.

Aku suka belajar, terutama tentang psikologi, makanya aku memilih jurusan ini. Tapi entah kenapa, hari ini, pelajaran terasa cukup berat. Bukan pelajarannya, tapi tubuhku terasa berat dan tidak nyaman hari ini.

Aku melangkahkan kakiku dengan susah, hendak mencari kendaraan yang akan membawaku ke kantor Kim Jihyo-nim.

Tepat ketika aku sampai di sisi jalan besar, aku melihat taksi tanpa penumpang di kejauhan, ke arahku. Aku melambaikan tanganku, menghentikannya dan segera menduduki kursi penumpang.

"Sejong-daero ya, Ahjussi" aku melihat sang pengemudi sedikit menganggukkan kepalanya dan mobil pun segera bergerak, meninggalkan titik perhentian tadi.

Selamat sore, Kim Jihyo-nim. Saya sekarang sedang dalam perjalanan menuju kantor.

Aku mengirim pesan singkat kepada Kim Jihyo-nim, untuk sekedar memberi tahu bahwa aku sedang menepati janji bertemu dan sedang dalam perjalanan. Sekedar memberi tahu, just in case Kim Jihyo-nim sedang sibuk, menerima tamu atau bahkan mungkin teralihkan dari temu janji kami.

Tring.
Ok. Saya tunggu ya, Jihyeon-a. Balasan dari Kim Jihyo-nim muncul di layar ponselku.

Perjalanan menuju kantor Kim Jihyo-nim mungkin akan memakan waktu sekitar 30 menit. Kupikir lebih baik aku mengambil waktu ini untuk sedikit memejamkan mata. Ah, kondisiku sedang tidak begitu fit hari ini.

35 menit kemudian

"Ahgassi, kita sudah sampai."

Aku terbangun ketika mendengar suara sang pengemudi yang memberitahukan bahwa aku sudah sampai di tempat tujuan.

"²Ne, terima kasih, Ahjussi."
²Iya/baik.

Aku memperhatikan jam tanganku ketika turun dari taksi. Jam 15.50. Syukurlah, aku tidak terlambat, masih ada waktu.

( Third Person POV )

Jihyeon berjalan dengan langkah yang lebih cepat dibanding biasanya. Belum terlambat, tapi waktu yang tersisa pun tidak banyak.

Salah satu etika yang diajarkan Lee Jinyoung kepada putrinya; tepat waktu. Dan hal itu pun benar-benar diterapkan Jihyeon dalam kehidupan sehari-harinya. Selama 20 tahun hidupnya, dia belum pernah terlambat sama sekali.

Mungkin itu pun juga menjadi salah satu faktor, usaha kecil-kecilannya berkembang sedikit demi sedikit. Semua partner kerjanya puas dengan etos kerja dari gadis muda tersebut.

"Permisi, saya ada janji dengan Kim Jihyo-nim."

"Maaf, nama Anda?" tanya resepsionis yang berjaga di depan pintu masuk.

"Lee Jihyeon."

"Baik. Tunggu sebentar ya, silakan duduk. Saya akan memberitahu Sajangnim."

In Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang