Our Life, Our Happiness

63 0 16
                                    

Taehyung mengantar Jihyeon ke agensi HSM, setelah mereka membersihkan diri.

Tangan mereka saling menggenggam satu sama lain, selama perjalanan. Biasa mereka lakukan, tapi kali ini terasa lebih intim.

"Hubungi Oppa kalau sudah selesai ya." ujar Taehyung, mengusap lembut punggung tangan Jihyeon sesampainya mereka di HSM.

"Oppa hati-hati ya."

"Hm." kedua keturunan Adam dan Hawa itu saling mengecup, sebelum akhirnya Jihyeon turun dari mobil.

Jihyeon memperhatikan mobil keluaran terbaru tersebut sampai hilang dari penglihatannya. Tangannya penuh terisi dengan banyak paper bag berlogo AthenaM, berisi kostum-kostum panggung tambahan.

Dengan sedikit kesusahan, Jihyeon membawa tas-tas tersebut masuk ke dalam agensi. Berbeda dengan perlakuan sebelumnya, semua mengganggap seolah Jihyeon tidak ada.

"Selamat siang. Ng, saya membawakan kostum panggung tambahan untuk 9T-M." ucap Jihyeon pada wanita yang bertugas sebagai staff front desk.

"Taruh disitu saja." jawab wanita tersebut dengan ketus.

"Ng, biar saya saja yang memberikannya langsung, karena saya harus segera membetulkannya, jika masih ada kekurangan."

"Taruh saja dulu disitu. Kalau ada kekurangan, nanti juga dikasih tahu." jawab wanita tersebut sekali lagi dengan sedikit meninggikan suaranya.

"Ah, baik. Kalau begitu, saya akan tunggu di lobby. Kalau tidak ada...."

"Iya, bawel banget sih. Hhhh, kenapa AthenaM masih mengirim dia sih? Seharusnya dia dipecat saja. Dasar murahan." staf tersebut memotong perkataan Jihyeon dengan dingin dan menggerutu.

Jihyeon mendengar ucapannya dengan jelas karena staf tersebut sepertinya tidak berniat untuk mengatakannya secara diam-diam. Terdiam, Jihyeon mengarahkan kakinya ke area lobby, melempar pandangannya ke arah langit, mencoba menahan air matanya.

Tak pernah didengar olehnya, sebutan 'murahan' seperti itu ditujukan padanya. Bahkan saat peristiwa dengan Park Jihoon, tidak ada yang menyebutnya murahan.

Pikiran Jihyeon melayang jauh, memikirkan kesalahan yang telah diperbuatnya, hingga dia harus menerima penghakiman seperti ini dan dipaksa menelan bulat-bulat kata-kata yang merendahkan dirinya tersebut.

Tubuhnya terasa hangat tiba-tiba, seolah-olah saat ini Taehyung sedang bersamanya, memeluknya dengan hangat, memberinya kekuatan untuk tetap tegar. Tangannya mengepal, menunjukkan keteguhan hatinya untuk tak menghiraukan kicauan-kicauan di sekelilingnya.

Jihyeon menempatkan dirinya pada sofa di lobby tersebut. Alih-alih mengeluarkan pad tabletnya seperti yang biasa dilakukannya, dia meraih ponsel dan earphone, menutup indera pendengarannya, memutar lagu milik suaminya di akun Spotify miliknya dan bermain game.

Sudah lama dia tidak bermain game, walaupun Jihyeon sebenarnya termasuk game-addict. Waktunya hanya habis dengan mendesign, menulis lagu dan membuat vlog. Mungkin sedikit perlakuan negatif yang diterimanya, memang diperlukan untuknya sedikit beristirahat.

Satu jam berlalu, dan tas-tas berlogo AthenaM masih teronggok di bawah front desk counter. Tidak ada tanda-tanda kehadiran 9T-M atau manajernya, mengambil tas-tas tersebut. Bahkan staf front desk pun seolah lupa akan kehadiran tas-tas tersebut.

Jihyeon beranjak dari duduknya, menghampiri front desk.

"Maaf, saya ada janji dengan 9T-M untuk fitting baju-baju ini. Apa mereka masih ada jadwal kesibukan?" tanyanya sopan.

In Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang