Jangan lupa KOMEN:)
Selamat membaca
••••"Oppa, ingin teh atau cokelat hangat?" tanya Aera dengan cepat, kemudian dia kembali disibukan dengan menyiapkan jaket untuk suaminya.
"Apa saja, selagi kau yang membuatnya, aku akan suka," jawab Jimin dengan sedikit gombalan.
Jangan harap Aera membalasnya dengan senyum. Dia bahkan tidak menoleh ke arah lelaki bermulut nakal itu. Aera lebih memilih untuk segera pergi ke dapur setelah meletakan jaket yang telah ia siapkan di atas sofa.
"Itu jaketnya, pakailah." Aera menunjuk ke arah jaket berwarna hitam itu, lalu kembali berjalan menuju dapur.
"Sayang! Aku inginnya dipakaikan."
Aera mengabaikannya.
Beginilah situasi di rumah tangga mereka setelah satu bulan berlalu. Terlihat penuh dengan warna, Jimin si suami yang suka menggoda istrinya. Dan Aera si istri yang masih saja suka terbang mendadak akibat godaan suaminya.
Sebenarnya, ini tidak semanis yang sedang dilihat sekarang. Jimin bukannya berhenti pergi dari rumah, dia justru semakin sering melakukan hal itu.
Jika biasanya Jimin jarang absen di tengah malam. Kini dia bisa menghabiskan tiga malam tidak bersama Aera.
Sebelumnya Aera memang lelah sekali dengan keadaan rumah tangganya yang seperti ini, tapi tiba-tiba saja semesta seolah sedang memberi petunjuk. Jungkook sering kali mengirim pesan kepada Aera, dia suka sekali mengirim foto Jimin yang sedang berada di dorm mereka. Sebenarnya Aera sedikit merasa aneh karena tanpa alasan Jungkook melakukan itu untuknya, tapi sejak itu pula Aera mulai berpikiran baik, dia yakin dan percaya bahwa Jimin sudah tidak punya kesempatan lagi bersama Eun Mi karena kesibukannya menjelang konser.
"Sayang."
Dagu Jimin mendadak bertumpu di bahu Aera yang sedang melamun seraya mengaduk teh hangat. Rasa geli akibat dagu itu pun membuat Aera tersentak. Wajahnya yang semula tak berekspresi dan tatapannya yang kosong, perlahan tampak terlihat sedikit menekuk.
"Bagaimana aku bisa melompat-lompat saat di panggung nanti? Asetmu ini sempat tertekuk tadi malam saat kau terlalu bersemangat di atasku," bisik Jimin yang berada di belakang Aera.
Aera menghela napas dengan kasar. "Tadi malam kan aku sudah bilang sedang mengantuk berat. Tapi, oppa yang memaksaku untuk segera bangun dan melakukannya dengan posisi itu, ya mana aku tahu akan begitu jadinya," sahut Aera yang sebenarnya sedang malu sekali.
Benaknya kembali mengingat kejadian tadi malam, dimana Jimin membangunkannya pukul satu malam dengan mencium seluruh titik sensitif Aera. Yang diberi rangsanganpun menerima dengan sedikit paksaan, sehingga mengharuskan Aera untuk bangun saat Jimin berbisik padanya bermainlah di atasku. Aera sempat menolaknya, segala alasan sudah dikeluhkan, tapi Jimin tetap mendominasi, Jimin semakin nakal saja menyentuhnya.
Akhirnya Aera menurut, bahkan ikut tenggelam dalam sensasi kewajibannya di atas ranjang sebagai seorang istri yang sudah sebulan lebih tidak dilakukan. Aera sangat bersemangat duduk di atas Jimin, hingga tidak sadar koneksinya terputus. Milik Jimin yang tiba-tiba terlepas dan mengacung itu hampir saja dihimpit oleh Aera, untungnya Jimin siaga menahan pinggul Aera yang cukup kuat bergerak dari atas ke bawah. Jadi, barang itu masih tetap aman walau sedikit ngilu karena tetap diduduki oleh Aera.
"Tapi posisi itu tetap menjadi favoritku. Terimakasih ya." Satu kecupan hangat pun melandas di pipi Aera, lalu Jimin pergi seraya membawa teh yang sedari tadi diaduk oleh Aera.
KAMU SEDANG MEMBACA
HITCH ✔️
Фанфик♡TOLONG DIFOLLOW SEBELUM MEMBACA:)♡ RATE : MATURE [CERITA SUDAH TAMAT] [DALAM TAHAP REVISI] "Menyerahlah sekarang, karena aku tidak akan pernah melepaskanmu jika malam ini kau tidak memutuskan pergi dariku." -Park Jimin "Tidak! Aku tidak akan menye...